Besoknya Lily terbangun dengan wajah sembabnya karena memang semalam ini terus saja menangis mengingat kejadian tadi malam yang membuatnya sesak dan pedih. Lily tahu bahwa ia tidak memiliki hak atas Arsen tetapi hati nya tak bisa mengelak bahwa hatinya berdenyut sakit melihat itu semua. Lily turun dari ranjangnya untuk bersiap mandi saat waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi.
Lily tak mau sampai terlambat bekerja dan secepat kilat ia membersihkan tubuh dan wajahnya yang pucat. Beberapa menit berlalu akhirnya Lily sudah bersiap untuk bekerja."Semangat, aku pasti bisa."
Entah berapa kali mya Lily selalu berusaha melupakan kejadian seperti tadi malam, mereka wajar kan mereka melakukan itu. Justru yang tak wajar adalah dirinya yang cemburu melihat kebersamaan mereka berdua yang jelas-jelas suami istri. Sesampainya di dapur kening nya mengerut karena suasana yang cukup sepi tidak seperti pagi-pagi sebelum nya.
"Kemana mereka semua?" bingung Lily karena harusnya semua pelayan sedang sibuk bekerja terlebih urusan dapur mereka harus siap menghidangkan makanan untuk Sarah dan Arsen.
"Kau mencari apa?" tanya suara itu berhasil membuat Lily menoleh kebelakang menemukan Jessika yang berjalan kearah nya. Lily? Jelas ia canggung dan kikuk karena sudah beberapa minggu mereka tidak berbicara.
Entahlah Lily sendiri bingung kenapa mereka seperti orang asing padahal sebelum memergoki Arsen nya tidur dengan Jessika hubungan mereka sangat dekat."Hem, kenapa tidak orang disini? Harusnya kita sibuk memasak untuk tuan dan nyonya, kan?"
"Apa kau tidak tahu bahwa nyonya Sarah sekarang berada di rumah sakit?" tanya balik Jessika membuat kedua mata Lily terbelalak.
"Apa?! Di rumah sakit? Kenapa bisa? Kemarin nyonya Sarah baik-baik saja." pekiknya keras tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Sungguh Lily benar-benar terkejut dengan kabar ini.
"Dini hari tadi Tuan Arsen berteriak karena Nyonya tidak sadarkan diri. Aku dengar kedua kaki nyonya Sarah kembali sakit lagi." jelas Jessika membuat Lily terdiam. Jadi karena kaki Sarah kembali sakit.
Setelah itu Lily bekerja meski beberapa orang entah kemana yang pasti Lily yakin sebagian dari mereka sedang menemani tuan Arsen di rumah sakit. Hari sudah siang dan Lily sudah menyelesaikan pekerjaan nya dan duduk di samping lantai merentangkan otot;-ototnya yang kaku karena bekerja cukup banyak sebab pelayan lain tidak ada di rumah ini seperti Bibi Monica dan Bibi Mary.
"Kau sedang apa?" suara itu berhasil membuat Lily mendongak melihat Damian yang berjalan kearah nya. Pria itu mendekati Lily tak malu duduk di lantai di samping Lily."Sudah selesai bekerja?"
Lily sebenarnya tak enak kepada Damian karena mengingat tempo hari ia mengacaukan acara makan malam mereka."Iya, Tuan kenapa disini? Bukan nya Tuan Damian sedang sibuk di kota?"
Damian tersenyum manis kepada Lily, mungkin kalau Lily menyukai Damian hati nya akan berdebar dan berbunga-bunga saat ia melihat senyum Damian tetapi hati nya biasa saja tak ada getaran aneh seperti bertemu dengan...
"Aku datang karena di beritahu Arsen bahkan Sarah tak sadarkan diri. Aku datang bersama keluarga Sarah dan Arsen" jelas Damian membuat Lily terdiam seketika. Jadi keluarga mereka datang kesini, apakah mereka akan menginap disini? Entah kenapa perasaan Lily menjadi tak enak.
"Bagaimana keadaan nyonya Sarah? Apakah dia baik baik saja?" tanya Lily menatap manik mata Damian yang ia akui begitu indah. Damian tersenyum lagi membuat Lily tak nyaman karena ia merasakan Freya sedang menatap nya.
"Kaki nya semakin parah. Harusnya kedua kaki Sarah di amputasi tetapi Arsen bersikeras tidak mau mengambil jalan itu. Arsen memutuskan akan membawa Sarah keluar negeri kalau kondisi Sarah semakin parah." beritahu Damian membuat Lily menegang kaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped by The Devil 21+ (Complete)
Literatura FemininaWARNING❗Novel Adult Romance 🔞 Arsenino Navaro, pria kaya yang menjadi idola di desanya, hanya mencintai satu wanita: Sarah, istri cantiknya. Namun, kehidupan mereka terguncang saat Lily Stone, pelayan baru yang polos dan lugu, mulai bekerja di ruma...