Chapter 8

5.1K 208 3
                                    

Sore harinya tiba tiba saja Lily jatuh sakit dan Monica langsung menyuruh keponakan nya itu untuk beristirahat. Freya menatap kesal Ibunya karena membiarkan Lily istirahat karen Freya tak percaya bahwa Lily jatuh sakit. Freya berpikir Lily hanya berpura-pura untuk menghindari pekerjaannya. Monica menghiraukan perkataan Freya yang berkata bahwa Lily hanya berpura pura karena ia tahu bahwa Lily benar benar sedang sakit terlebih tadi pagi tuan Arsen memarahi Lily sampai membuatnya menangis tersedu-sedu.

Sedangkan Jessika hanya-diam saja acuh tak acuh saat di rumah besar ini sedang heboh karena Lily membuat Arsen murka.

"Aku benar benar tak suka Lily berada disini." desis Freya tajam kepada Gebby yang langsung menganggukkan kepalanya.

"Aku juga begitu. Entah kenapa perasaanku tak enak kepada gadis kecil itu, seakan akan dia akan menjadi masalah untuk kita." sahut Gebby. Jessika hanya menggelengkan kepalanya melihat tatapan kebencian dari mereka karena iri terhadap Lily. Freya menoleh dan menatap sinis kearah Jessika yang dari tadi diam tak berkomentar apapun.

"Biarkan saja dia Geb, memang dia aneh tak mau bergabung bersama kita." sindir Freya kepada Jessika.

Di kamar Lily, wanita itu meringkuk seperti janin karena tiba tiba tubuhnya panas dan menggigil setelah menangis seharian karena amarah tuan Arsen. Sebenarnya Lily ingin menemui Arsen dan menjelaskan segala kesalahpahaman tetapi ia malah jatuh sakit.

"Aku harus segera menjelaskannya kepada tuan Arsen." lirih Lily masih menutup matanya dengan tubuh menggigil. Tubuh mungil nya ditutupi selimut yang cukup tebal untuk Menghangatkan tubuh nya.

Lily tak enak karena harus cuti bekerja tetapi apa boleh buat tubuhnya benar benar menggigil dan demam yang melandanya sampai sebuh ketukan masuk kedalam kamarnya. Lily membuka kedua matanya dan melihat Jessika membawa nampan yang ia yakini adalah makanan untuknya.

"Aku membawakan makanan untukmu." ucap Jessika menaruh nampan berisi makanan dimeja dekat ranjang. Lily merasa tak enak karena Jessika sampai datang ke kamarnya dan membawakan makanan.

"Terima kasih Jes. Kau sangat baik kepadaku." Lily berkata dengan bibir gemetar karena kedinginan tetapi ia mencoba untuk bangun sampai sebuah tegur dari Jessika menghentikan nya.

"Jangan bangun! Lebih baik kau berbaring saja." Jessika menaruh telapak tangannya di dahi Lily. Panas langsung ia rasakan saat memegang dahi Lily.

"Badan mu panas sekali. Istirahatlah, aku yang akan menggantikan pekerjaan mu." Jessika lalu pamit pergi karena banyak pekerjaan yang menantinya.

Lily merasa terharu karena kebaikan Jessika meski wanita itu dingin dn ketus ia tahu bahwa hati Jessika sangat baik terbukti saat ia sakit, Jessika sampai mau menggantikan dirinya. Lily terbangun dengan sudah payah lalu memakan makanan yang dibawa oleh Jessika meski rasa pahit menjalar di lidahnya ia mencoba memaksakan nya meski sedikit.

Setelah makan dan meminum obat Lily merasakan kantuk karena efek obat yang ia minum lalu terlelap menuju alam mimpi.

******

Arsen keluar dari dalam mobilnya sepulang bekerja ia mampir membelikan bunga untuk Sarah karena wanita itu selalu ada untuk menenangkan dirinya. Memasuki rumah dan melirik jam yang sudah menujukan pukul 7 malam..Monica langsung menyambut Arsen saat tak sengaja melewati ruang tamu.

"Sarah di mana?" tanya Arsen seraya membawa bunga mawar yang cukup besar. Monica seketika tersenyum menatap bunga yang dibawa tuannya itu. Monica sangat senang saat tuan dan nyonya nya bisa berbahagia bersama.

"Nyonya sedang dikamar Lily tuan." beritahu Monica kepada Arsen yang mengernyit heran karena Sarah berada dikamar pelayan.

"Untuk apa dia ada di sana?" selidik Arsen kepada Monica terlihat raut tak suka di perlihatkan Arsen membuat Monica menunduk. Wanita paruh baya itu langsung menjelaskan kenapa nyonya nya ada dikamar Lily.

"Sakit?" tanpa Arsen memastikan. Monica menganggukkan kepalanya tanda membenarkan ucapan Arsen."Kenapa bisa? Tadi pagi dia baik baik saja?"

"Entah lah Tuan, saya juga tidak tahu tetapi siangnya tiba tiba saja Lily tak enak badan bahkan jatuh pingsan." jelas Monica. Tak perlu pikir panjang Arsen langsung pergi meninggalkan Monica yang terkejut melihat tuannya berjalan dengan langkah lebar seperti menuju kamar Lily kah?

Sesampainya diluar kamarnya Lily, tiba-tiba saja Arsen menjadi ragu untuk masuk. Entah kenapa ia bimbang antar masuk atau tidak. Beberapa menit bimbang sampai tak menyadari Sarah sudah berada dihadapannya dengan raut wajah terkejut dan bingung melihat suaminya sudah pulang terlebih berada di pintu kamar Lily.

"Sayang..." panggil Sarah membuat lamunan Arsen buyar."Kau sudah pulang?" tanyanya lagi.

"Iya aku sudah pulang. Aku mencari mu, kata Monica kau berada disini." jawab Arsen melirik sekilas kearah kamar Lily tetapi ia tak melihat apa apa karena terhalang pintu yang di tak dibuka semuanya.

"Lily sakit. Aku baru tahu tadi jadi aku berinisiatif untuk menjenguknya." balas Sarah menatap suaminya.

"Mau melihat nya?" tawar Sarah membuat Arsen mendengus kasar.

"Untuk apa aku menjenguk dia? Dia hanya pelayan disini tak perlu kita menjenguk nya, nanti dia akan membaik saat diberikan obat oleh Monica. Kau terlalu baik kepada pelayan rendahan itu sayang." dengus Arsen kasar membuat Sarah menggelengkan kepalanya karena sifat suaminya yang tak berubah dari dulu.

"Aku hanya kasian kepadanya sayang. Lily sudah menjadi pelayan disini, wajar kan aku perhatian kepadanya." jawab Sarah gemas kepada suaminya yang terus menghina Lily.

"Sudahlah, ayo kita kembali ke kamar, aku tak mau berdebat denganmu hanya karena pelayan rendahan itu. Harusnya kau diam saja dikamar jangan terlalu sering keluar terlebih mendorong kursi roda mu sendiri. Aku tak mau kau sakit." ucap Arsen dengan penuh perhatian tanpa mereka sadari Lily berada depan pintu karena ia akan mengembalikan ponsel nyonya Sarah tetapi ia mendengar kata-kata yang berhasil membuatnya sesak.

Sadarlah Lily! Kau hanya pelayan disini. Jangan bermimpi bodoh! Kau tak sebanding dengan Nyonya Sarah.

*****

Malam harinya Lily tertidur dengan nyenyak sampai tak menyadari bahwa pintu kamarnya sudah dibuka oleh seseorang yang menyelinap masuk ke kamar nya. Orang itu mendekati Lily dan duduk di samping gadis mungil itu, meraba dahi Lily beberapa saat.

"Sudah turun demam nya." gumam nya orang itu saat meraba dahi Lily yang sudah turun panasnya lalu orang itu menaikan selimut Lily yang tak beraturan sampai menyelimuti tubuh kecil Lily. Kemudian menatap sejenak kearah wajah Lily yang tertidur dengan pulas nya.

"Cepat sembuh pelayan bodoh."

*****

Doble up guys.

Gara gara dimarhin arsen Lily jadi sakit. Tekann batin tuh.

Dimata Arsen selalu saja salah nih.

Siapakah orang yang diam diam masuk kekamar Lily?

Vote komen dan follow ya guys.
Follow juga ig aku BlackVelvet02 ya guys

02.09.2020.
22.19 wib

Trapped by The Devil 21+ (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang