Gue benci saat gue lemah.

3 0 0
                                    


Lemah, kalian tahu kata atau arti lemah?
Dan aku sangat membenci kata itu.

Sejak dulu aku lemah, aku gak mau  mengambil kesempatan bahkan sampai sekarang.

Aku terlalu munafik untuk menampik semua kata lemah dalam diriku.

Aku berusaha kuat sekuat apa yang aku bisa dan selagi bisa aku lampaui agar aku kuat dari kuat itu sendiri, tapi aku terlalu bodoh membiarkan luka kelemahan ku memburuk.

Setiap kali aku merasakan rasa sakit dari luka dan saat itu juga aku egois untuk tetap kuat disaat kelemahan itu menggerogoti tubuh ku.

Aku bisa, aku pasti bisa.

Aku kuat, pasti kuat.

Sejak dulu aku mengalah untuk semuanya, aku terus bersabar dan mengikhlaskan tapi aku bukanlah tipe orang yang dengan mudahnya melupakan rasa sakit.

Dulu, aku terlalu lemah dan mengalah pada keadaan bahkan saat mereka menyakiti ku, aku hanya diam tapi lain di hati.

Jiwa ku memberontak tapi aku mencoba menahan emosi atau bahkan aku mengendalikan naluri liar ku.

Dan saat itu tidak bisa aku kendalikan nya saat itulah kepuasan yang aku dapatkan, tapi aku hanya bisa diam lalu menangis.

Membenci kelemahan aku yang munafik.

Senyum, tawa bahagia yang aku perlihatkan, tapi lain saat aku sedang sendiri.

Itulah kenapa aku tidak pernah percaya sama orang.

Ingat!

Tidak pernah percaya sama orang.

Sekalipun itu keluarga aku atau bahkan orang terdekat aku.

Karena apa?

Aku trauma karena terlalu mempercayai kelemahan aku yang sejak dulu sangat aku benci.

Aku benci saat aku tidak bisa berbuat apa-apa, hanya diam dan mengalah.

Seiring berjalan nya waktu apakah aku masih punya batas?

Dulu punya tapi sekarang tidak.

Aku benci lemah saat aku ingin kuat.

Apa yang diharapkan dari seseorang yang tidak pernah diharapkan?!

Kapan aku memiliki apa yang mereka miliki?!

Bukan harta atau tahta!

Bagaimana aku percaya sedangkan aku sendiri tidak pernah dipercaya.

Aku hanya sebagai alat mereka disini.

Aku egois hanya menginginkan apa yang tidak dapat aku inginkan.

Aku capek kalo harus ngomong,

Aku sakit kalo harus membayangkan.

Takut untuk bercerita karena mereka tidak pernah percaya sama aku.

Dulu, setiap hari aku harus menerima luka dan sekarang aku mencoba untuk menyembuhkan luka, walau terkadang luka baru datang.

Tapi aku tidak pernah mau menjadi lemah.

Apa untung nya menjadi lemah? Gak ada yang mau seperti itu bahkan hewan sekalipun.

Capek ya kek gini, menahan emosi dengan diam sampe sakit sekujur badan sampe kepala.

Ingin aku akhiri semuanya, tapi bagaimana?

Cukup rasa sakit ini,
Aku capek, ingin berhenti,
Aku kuat aku tidak lemah,
Gak enak harus memendam semuanya.

Munafik ya?
Iya, aku munafik
Karena aku aku terlalu lemah
Dan mementingkan mereka
Bukan diriku sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sebuah Ungkapan Dari Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang