Rencana

1 1 0
                                    

Kinan bergegas meninggalkan tempat resepsi setelah mendapatkan satu pesan penting. Dia tersenyum sangat manis ketika tanpa sengaja matanya beradu pandang dengan mantan kekasih yang sekarang sedang bersanding dengan mantan sahabatnya.

"Setelah hari ini,  kalian semua tidak akan bisa tidur pulas lagi. Aku akan balas setiap tetes air mata dan kesakitan yang aku dan orang tuaku rasakan."

Kinan melajukan mobilnya ke sebuah gudang tua yang jauh dari keramaian. Di sana sudah menunggu beberapa orang yang dia bayar untuk menjaga tempat ini.

Kinan yang lemah lembut dan tidak percaya diri,  sekarang berubah menjadi pribadi yang keji. Dia belajar dari pengalaman untuk tidak mempercayai siapa pun juga.

Yang dia lakukan saat ini hanya ingin membalaskan dendamnya saja. Yang pertama kali dia lakukan saat tersadar dari komanya adalah mencari tahu keberadaan para berandalan yang telah memperkosanya.

Kinan membayar beberapa orang preman untuk mencari tahu.  Dan sekarang,  titik terang telah muncul. Mereka menemukan para berandalan itu,  dan kini orang-orangnya menempatkan mereka di dalam gudang sebelum akhirnya Kinan menemui mereka.

Sesampainya di gudang,  Kinan segera masuk ke dalam dan do sambut oleh pemandangan beberapa anak buahnya tengah menghajar para berandalan itu. Kinan tersenyum puas karena anak buahnya bekerja dengan baik.

"Apakah mereka masih tidak mau mengaku?"

"Belum, Bos. Mereka masih bungkam dan tetap tidak mau mengaku siapa yang menyuruh mereka dulu."

"Baik kalau begitu,  biar aku saja yang turun tangan."

Kinan segera mendatangi para berandalan yang masih berteriak kesakitan akibat pukulan dan tendangan anak buahnya.

"Lama tidak jumpa,  apa kaliaj masih ingat aku? masih ingat betapa nikmatnya tubuhku?"

"Kau...  Bagaimana mungkin.?"

"Iya, ini aku. Kalian kaget aku masih hidup? Jika kalian tidak mau mengatakan siapa orang yang menyuruh untuk memperkosaku dulu, maka aku tidak akan segan meminta anak buahku untuk membunuh kalian semua."

"Apa kau bisa menjamin keselamatan kami kelak?"

"Tenang saja,  kalian aman selama masih mau bekerja sama denganku,  tapi jika tidak  ...."

"Baiklah,  kami akan beritahu siapa mereka. Orang itu adalah sepasang suami istri yang datang dan membayar kami untuk memperkosamu. Kami tidak tahu alasan mereka dan hanya melakukan perintahnya saja."

"Bagaimana ciri-ciri mereka berdua?"

" usia mereka sekitar 50-60 tahun. Yang laki-laki bertubuh tinggi besar dan mempunyai kumis tipis. Sedang yang wanita agak gemuk dan mempunyai tahi lalat di bawah bibirnya."

Kinan sangat terkejut karena ciri-ciri yang mereka sebutkan itu mirip sekali dengam orang tua mantam sahabatnya. Dia lalu mengeluarkan hp dan membuka galeri foto lalu mencari foto kedua orang itu.

Beruntung tadi di pelaminan mereka sempat berfoto. Dia lalu menunjukan foto itu pada mereka.

"Iya, Nona. Itu mereka. Kami tidak pernah lupa.  Terakhir kami bertemu beberapa bulan lalu saat mereka membayar kekurangan pembayaran tugas kami."

Kinan benar-benar tidak menyangka mereka tega melakukan hal ini padanya. Demi memuluskan rencana mendapatkan Kevin untuk putriny,  mereka rela melakukan apa pun,  termasuk menyuruh orang untuk melakukan tindakan keji.

"Kalian akan mendapatkan balasannya. Tunggu saja Om,  Tante."

"Bunuh mereka semua,  dan jangan tinggalkan jejak sedikitpun. Kalau perlu buang mayat mereka di rawa yang terdapat banyak buaya."

"Nona,  kau sudah berjanji akan melindungi kami,  mengapa kau ingin membunuh kami?"

"Apakah dulu kalian berempati ketiak aku berteriak meminta kalian berhenti? Jadi terimalah hukuman kalian. Laksanakan perintahku."

"Baik,  Nona."

Kinan segera meninggalkan tempat itu. Terdengar suara letusan senjata dari dalam gudang dan setelah itu hening.  Kinan tersenyum puas atas kerja anak buahnya.

"Sekarang,  giliranku membalaskan sakit hatiku."

 Kesempatan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang