Hari ini adalah bersejarah untuk Kinan dan juga keluarganya. Sengaja Kinan bangun lebih pagi dari biasanya dan langsung membersihkan diri. Setelah itu dia bersiap untuk ikut dengan papanya menuju kantor milik orang tuanya.
Selama ini orang-orang hanya tahu Kinan hanya seorang anak dari pemilik perusahaan yang baru saja merintis. Orang tuanya memang sengaja tidak pernah mengatakan pada khalayak ramai tentang hal yang sebenarnya demi kenyamanan putri mereka.
Namun peristiwa yang menimpa putti mereka membuat sadar, bahwa kedudukan dan juga harta di atas segalanya. Sekarang saatnya membuktikan pada semua orang siapa mereka. Terutama pada keluarag mantan besan dan juga teman baik putri mereka.
"Apa kau sudah siap putriku?"
"Sudah Pah, bahkan teramat sangat siap."
"Kalau begitu kita bisa berangkat sekarang. Papa sudah tidak sabar melihat reaksi para rekan bisnis yang saat ini pasti sedang menunggu kedatangan kita berdua."
"Kinan ikut apa kata papa. Apa pun itu pasti papa sudah mempertimbangkan secara baik."
"Baiklah, mari kita berangkat. Ma, kami pergi dulu. Kau persiapkan saja satu pesta kecil untuk nanti malam sekaligus perkenalan putti kita sebagai pewaris tunggal bissnis kita."
"Iya Pah. Mama sudah menghubungi EO untuk mengatur pesta nanti malam. Kalian hati-hati."
"Jangan lupa, kau undang keluarga Kevin dan juga iatrinya."
"Tentu saja. Itu prioritas utama kita kan."
"Terima kasih untuk kalian berdua. Kinan terharu sekali."
"Ini semua kami lakukan untuk kebahagiaanmu. Setelah hari ini, kau bisa memulai untuk membalaskan semua yang pernah mereka lakukan padamu, putriku."
Kinan hanya tersenyum lalu memeluk mamanya erat. Setelah itu dia mengikuti langkah papanya untuk masuk ke mobil dan melaju membelah jalanan ibu kota yang mulai ramai.
Tidak ada yang berbeda pada kantor ini sebelum mereka berdua datang. Namun saat para manager di beritahu bahwa pemilik perusahaan yang selama ini hanya mereka ketahui namanya tanpa pernah melihat secara langsung, hari ini tiba-tiba datang dan mengumumkan akan mewariskan perusahaan ini pada putrinya.
"Selamat pagi, Pak. Selamat pagi, Nona. Perkenalkan saya Antoni, HRD di perusahaan ini."
"Pagi. Apakah semua dewan direksi sudah kumpul semua di ruang rapat?"
"Sesuai perintah bapak, mereka sudah menunggu."
"Bagus kalau begitu. Aku tidak mau membuang waktu dengan menunggu orang-orang yang tidak tepat waktu."
"Kalau begitu kita langsung ke ruang rapat. Ayo putriku."
Kinan hanya tersenyum pada papanya dan juga pegawainya. Dia mengikuti langkah wibawa sang papa menuju ruang rapat.
Ruangan yang tadinya riuh oleh suara orang-orang di dalamnya, tiba-tiba menjadi hening saat mereka melihat kedatangan Kinan dan juga papanya.
Mereka langsung menempati kursi masing-masing dan menunggu instruksi selanjutnya.
"Selamat pagi semua."
"Selamat pagi, Pak."
"Sengaja aku kumpulkan kalian semua untuk membicarakan sesuatu hal yang penting. Terlebih dahulu perkenalkan ini putri tunggalku, Kinan."
"Selamat pagi semua, salam kenal."
"Selamat pagi, Nona Kinan."
"Mulai besok Kinan akan berkantor di sini, dan semua keputusan yang selama ini di bawah kendaliku, sekarang akan berpindah pada putriku. Ku harap kalian menerima keputusan ini dengan baik."
"Antoni, persiapkan semua dokumen legalitas dan juga data perusahaan lain untuk bisa di pelajari oleh Kinan. Kau ku tugaskan untuk mendampingi putriku selama di sini. Jelaskam semua tugasnya dan apa saja proyek yang saat ini sedang berlangsung. Mengerti!"
"Baik, Pak. Akan saya laksanakan semua perintah bapak."
"Terima kasih, Pak Antoni. Mohon kerjasamanya."
"Sama-sama Nona."
"Satu lagi. Hari ini kalian bisa pulang cepat. Nanti malam kalian kami undang dalam pesta pengangkatan Kinan sebagai pewarisku sekaligus memperkenalkan dia pada semua rekan bisnis kita."
Kinan dan papanya segera meninggalkan perusahaan setelah rapat guna mempersiapkan pesta nanti malam.
"Ini akan sangat menyenangkan. Aku tidak sabar melihat wajah terkejut mereka malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesempatan Kedua
General FictionKumpulan cerita bisa horor, bisa ending bahagia, dan bisa segalanya.