Prolog

109K 8.5K 249
                                    

Dengan menjinjing tas Tory Burch keluaran terbaru, Maudy baru saja menyelesaikan makan siang di Osteria GIA di tengah jadwal kosongnya. Ia keluar berdampingan dari area mal dengan seseorang yang menemani makan siangnya.

"Aku duluan, ya?"

Ragil, teman makan siang yang juga berstatus sebagai kekasihnya, mencium pipi Maudy mesra sebagai perpisahan, memperoleh pekikan gemas dari beberapa pengunjung mal yang mengenali sosok mereka berdua. Ragil memiliki jadwal foto majalah setelah ini, maka ia terpaksa berpisah mobil dengan Maudy yang sudah ditunggu oleh Nissan Teananya.

"Hati-hati." Maudy menangkup pipi lelaki tampan itu. "Langsung telepon kalo udah sampai."

"Pasti, Ya." Ia tersenyum.

Setelah berpamitan dengan Ragil, Maudy pun masuk ke mobil, diikuti oleh sopirnya yang menutup pintu untuknya.

Sang sopir berlari kecil memutari mobil dan masuk ke kursi pengemudi, bersiap pulang ke rumah di mana jajaran piala penghargaan atas peran-peran Maudy sebagai golongan aktris A-list dalam perjalanan kariernya tersimpan di rak kacanya.

And it shows how perfect her life is. Karier yang berada di puncak, keadaan finansial yang baik, pendamping setia dan rupawan. Namanya disebut di mana-mana oleh kaum lelaki jika diberi pertanyaan mengenai wanita idaman.

Maudy memiliki hidup yang sempurna.

Suara dentingan notifikasi pada ponsel mengalihkan perhatiannya. Rupanya pesan dari seseorang yang baru saja berpisah darinya.

Ragil Adriano
Gimana? Udah ada, Ya?

Maudy menutup aplikasi pesan itu untuk membuka aplikasi media sosialnya.

Maudy menutup aplikasi pesan itu untuk membuka aplikasi media sosialnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maudya Wirasesa
Lebih cepat dari teman yang ngilang kalo ditagih utang.

Ragil Adriano
Bagus deh. Nggak sia-sia ngorbanin waktu molor gue sebelum photoshoot cuma buat pose candid begitu.

Maudya Wirasesa
Hahaha, benar banget.

Ragil Adriano
Oke deh, tengkyu kerjasamanya, Partner.

Maudy tersenyum kecil, lalu menyimpan ponselnya lagi ke tas. Ia memandang jalanan Jakarta yang terik dan padat oleh kendaraan bermotor.

Senyuman itu luntur.

It's all about gimmick. Sudah tugasnya berpura-pura memenuhi apa yang publik inginkan. Publik ingin melihatnya bersanding bersama Ragil? Maka ia harus melakukannya. Publik ingin melihatnya memiliki citra yang baik dengan hidup yang sempurna? Maka ia akan mewujudkannya. Berpura-pura adalah keahlian utama bagi aktris papan atas sepertinya. Ia sudah mahir dalam hal itu.

But still, sometimes, all of this bullshit really exhausts her.

***

Tidak pernah ada visual/cast dalam ceritaku, kalaupun ada gif bukan berarti itu cast-nya. Komen positif dan kritik membangun aku sangat terima, silakan komen di paragraf langsung. Iya prolog masih awkward krn setelah sekian lama bikin cerita baru lagi wkwkwk. Kita santai-santai aja ya nulisnya. Terima kasih bagi yang add library dan tidak menjadi silent reader! Xx

Trending TopicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang