10 ; menyenangkan

449 61 0
                                    

"Aku... Menyayangi mu." sungguh betapa terkejutnya Jiun mendengar pernyataan dari seorang Kim Doyoung.

"Maaf... Tapi aku sudah memikirkan nya," doyoung melepaskan pelukan nya dan menatap Jiun dengan hangat.

"Aku mau menjagamu, entah kenapa... Bisakah kita bersama mulai sekarang? Sungguh..."

"Aku..."

"Apa aku bisa kak? Kak doy seriusan ngomong gini ke aku?" Doyoung tersenyum di sana, senyuman yang tipis tapi sangat berarti bagi Jiun.

Doyoung memegang pundak Jiun lalu membiarkan Jiun melihat keseriusan wajah nya. "Apa aku terlihat bercanda? Kamu bahkan memperjuangkan hal yang menurutmu tidak mungkin-"

"Nggk! Siapa bilang? Aku selalu bilang semua ini akan mungkin, buktinya sekarang kak doy ngucapin kalimat itu ke aku." Jiun tersenyum lebar.

"Kamu menang... Jiun-ah."

"Mari kita jalanin hubungan ini, aku akan belajar untuk mencintaimu dan bagaimana rasa nya memperjuangkan seseorang yang di sayangi." Jiun lagi - lagi di buat tersenyum oleh nya.

"Terima kasih kak..."











===== °° ====

"SERIUSAN!?! SEKARANG LU JADIAN? ANJIRRR!!!" seru heejin yang membuat telinga Jiun terasa sakit.

"Berisikk heejin! Heboh banget si lu!" Heejin memeluk Jiun dengan senang nya.

"Akhirnya ga sih? Selamat ya, semoga kalian langgeng dan kedepan nya dia bisa hargai lu lagi." Jiun tersenyum, tapi di balik senyuman itu Jiun juga merasa sedih.

Pasalnya ia tak lupa dengan ucapan paman nya waktu di rumah sakit, apakah Jiun akan memberi tau tentang ini ke Doyoung? Rasa nya Jiun tidak ingin membuat Doyoung khawatir, dia hanya ingin bahagia dengan Doyoung selama hidup nya ini. Entah seberapa lagi Jiun akan hidup, entah sejauh mana penyakit ini akan bertahan, Jiun hanya berharap ia bisa menjalani hidup nya dengan normal, bahagia bersama ayah, Heejin, dan Doyoung.

"Ji? Kok bengong??" Jiun tersadar dari lamunan nya lalu tersenyum menghela.

"Udah yuk! Kita pulang, udah mau sore."

"Emm oke deh!"

Malam, 08.12pm.

Jiun sekarang sedang berada di ruang tengah, ia sedang asik dengan ponsel nya itu. Daniel yang baru selesai mengerjakan pekerjaan nya pun heran melihat anak nya yang belakangan ini jadi aneh seperti itu, tapi di sisi lain Daniel sangat senang karena Jiun terlihat bahagia dan tidak memusingkan penyakit nya itu. Daniel menghampiri Jiun lalu duduk di samping nya sembari mengelus rambut anak itu. "Ayah? Hehe.."

"Kamu lagi liat apa sih? Seru banget kayak nya." Jiun tidak menjawab ia hanya tersenyum ke ayah nya yang membuat Daniel heran.

"Ayah..."

"Hmm?"

"Aku boleh pergi sebentar ga malam ini? Aku mau janjian sama seseorang, boleh ya yahh?? Yayayayaya???" Daniel terkekeh.

"Iyaa boleh kok, asal kamu ga pulang malem - malem, oke?" Jiun mengangguk.

"Yaudah aku siap - siap dulu."

Kak Doyoung |• Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang