14 ; i go

408 61 1
                                    

Gadis itu membuka pelan kedua mata nya, ia hanya melihat atap kosong yang hanya ada cahaya lampu. Suasana dingin dan senyap dan hanya ada suara patient monitor yang berbunyi. Jiun meneteskan air mata nya, jujur ia sangat takut jika hal ini terjadi begitu cepat... Akankah pergi ke Singapura adalah jalan yang terbaik? Akankah operasi di sana akan menyembuhkan penyakit nya ini? Entahlah hanya takdir yang bisa menentukan. Jiun meremas baju nya dan menangis di ruang rawat itu.






×××

"Ji, lo baik - baik ya di sana... Inget selalu kabarin gue! Awas aja sih!" anak itu terkekeh lalu mengangguk paham.

Heejin membantu Jiun untuk merapihkan baju - baju nya ke dalam koper, Jiun yang sedang melihat sekitar pun menghela. Aa Doyoung tidak akan menemui nya? Sedang apa dia sekarang? Pertanyan itu selalu terlintas di pikiran Jiun. "Ji?"

"Hmm?"

"Kenapa? Nyari siapa?" Jiun hanya menggeleng lalu kembali merapihkan barang - barang nya.

"Selesai deh! Om ini mau langsung heejin masukin aja ke bagasi?"

"Iya boleh, sebentar om panasin mobil dulu... Kalian langsung ke mobil ya, papa tunggu." Heejin dan Jiun mengangguk.

"Jin..."

"Apa?"

"Kok kak doy ga dateng ya? Apa dia marah sama gue?" Heejin menaruh koper lalu menghampiri Jiun yang duduk di bangsal.

"Emang gaada kabar sama sekali? Chatt atau telepon gitu?" Jiun menggeleng pelan.

"Bener - bener ya tuh kak doy! Masa lo mau pergi dia gaada sih?! Kesel juga gue."

Heejin melihat jam dinding. "Eh udah jam segini, ke mobil yuk? Nanti lo telat ke bandara nya." Jiun masih tertunduk dan berharap bahwa kekasih nya itu akan menghampiri nya untuk kepergian nya.

"Ji? Mau sampe kapan nunggu? Udah ayok!"

"Ck! Udah ayok!" Heejin menarik lengan Jiun dan segera bergegas untuk pergi ke bandara.







Saat di perjalanan Jiun selalu menekuk wajah nya dan terus menghela. Daniel yang menyadari itu pun bingung. "Ada apa sayang?"

Jiun mengangkat kepala nya lalu menggeleng tersenyum. "Gapapa yah..."

"Doyoung, ya?" Jiun tidak menjawab melainkan hanya senyuman yang ia balas.

Daniel membalik arah, membuat Heejin dan Jiun terkejut. "Loh? Bandara kan lewat sana om?"

"Saya gamau lihat jiun pergi dengan wajah muram nya, ayah akan bawa kamu ke doyoung." Jiun dan Heejin saling menatap dan tersenyum girang.







Saat sampai di rumah Doyoung, Jiun dan Heejin keluar mobil dan melihat rumah Doyoung. Di sana juga Jiun tidak melihat sepeda Doyoung, kemana dia?. "Kenapa nak?"

"Kayak nya kak doy gaada di rumah yah..."

"Sekolah?" Gumam Heejin yang terdengar oleh Jiun.

Kak Doyoung |• Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang