Bab 5

24 7 7
                                    

Pagi ini Elora bangun dengan sedikit terlambat, ia buru-buru memakai seragam sekolahnya setelah mandi kilat, menyisir rambutnya dengan asal lalu meraih dasi kemudian memasangnya dengan rapi. Elora sudah siap pergi ke sekolah sekarang.

Baru saja membuka pintu, Elora langsung di sambut dengan aroma makanan yang biasa dibuat oleh mamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Baru saja membuka pintu, Elora langsung di sambut dengan aroma makanan yang biasa dibuat oleh mamanya. Ia heran, siapa orang yang masak di rumahnya? Tidak mungkin itu mamanya, karena setahui Elora, mamanya sudah jarang sekali masak di rumah, bukan jarang lagi tapi memang sudah tidak pernah memasak lagi. Apa itu Bi Surti? Tapi, bukannya Bi Surti selalu datang ke sini sekitar jam 8. Iya, Bi Surti adalah asisten rumah tangga di rumah Flora, hanya saja dia tidak menetap. Ia datang di pagi hari, kemudian akan pulang pada sore hari.

Elora segera pergi ke dapur untuk memastikannya. Ia terpaku di ambang pintu dapur saat melihat mamanya tengah menata makanan di meja makan. Sepertinya sudah lama sekali ia tidak melihat pemandangan ini. Mamanya hampir tidak pernah menyentuh dapur untuk menyiapkan makanan untuk keluarga sejak sering bertengkar dengan papanya.

"El, kamu sudah siap ke sekolah ternyata," sapa hangat Winona saat menyadari kehadiran Elora.

"Ayo kita sarapan dulu, Mama sudah masak banyak hari ini." Winona menghampiri putrinya. Ia merangkul putrinya lalu mengajaknya duduk di meja makan. Elora hanya nurut saja saat mamanya memintanya untuk duduk.

"Papa mana, Ma?" tanya Elora saat menyadari tidak menemukan kehadiran papanya.

Winona yang tengah mengambilkan nasi untuk Elora menghentikan tangannya. Ia tertegun sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Papa sudah berangkat pagi-pagi sekali, katanya ada meeting."

Elora menyadari perubahan ekspresi mamanya, tapi ia tidak memperdulikannya. Ia terlampau senang pagi ini karena menemukan mamanya di rumah sepagi ini dan memasak sarapan untuknya. Sikap mamanya juga hangat padanya, jadi Elora tidak mau merusaknya. Ini momen yang sudah sangat lama ia nantikan. Ia merindukan saat-saat berkumpul bersama keluarganya di meja makan. Ya, walaupun pagi ini tidak ada kehadiran papanya tapi ia cukup senang. Semoga ini awal yang baik untuk keluarganya.

"Kamu pasti kangen masakan Mama, kan?" tanya Winona seraya menyerahkan piring kepada Elora.

"Iya Ma," balas Elora sambil menyuapkan nasi ke mulutnya. "El seneng banget, akhirnya Mama mau masak buat El lagi."

"Kamu habisin dulu makanannya, nanti kamu tersedak kalau bicara dengan mulut penuh," tegur Winona.

Elora kini menyantap makanannya dengan hening, hanya suara sendok yang beradu dengan piring yang terdengar. Ia sesekali melirik mamanya, wanita yang sudah melahirkannya yang sempat melupakannya karena masalahnya dengan sang papa. Kini duduk di hadapannya, tersenyum ke arahnya, menatapnya dengan tatapan teduh. Iya, mamanya yang sangat menyayanginya, yang selalu bersikap hangat padanya telah kembali.

"Mama tidak makan?" tanya Elora saat menyadari sedari tadi mamanya hanya memperhatikannya makan.

"Nanti saja, hanya dengan memandangimu makan, Mama sudah kenyang," balas Winona diselingi dengan gurauan.

Never Be The SameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang