chapter 3

5 0 0
                                    


Dari dapur rumah Dahye, terlihat seorang gadis cantik sedang memasak sesuatu. Bagaimana pun ia harus mandiri mengingat Dahye hidup sendirian dirumahnya. Sebenarnya dulu ia memiliki bibi dan satpam yg tinggal dirumahnya selama 20 tahun. Namun,mereka sudah terlalu tua untuk bekerja bersama keluarga Lee lagi, lagipula anaknya pun sudah mapan di busan. Jadi mereka tidak perlu memikirkan biaya hidup kedepannya. Dahye pun tak masalah karena ia merasa sudah dewasa sehingga tidak perlu pengasuh lagi.

Tapi tetap saja Ia merasa kesepian, oleh karena itu sebenarnya ia lebih suka berada diluar rumah, tapi itu tidak aman baginya karena-."LEE DAHYE MAIN YUK!" teriak seseorang dengan nyaringnya.

Lamuanan Dahye pun buyar, ia hanya mendengkus mendengar suara nyaring yang terdengar dari luar rumahnya . "GAMAU SAERONNYA BAUK." balasnya tak kalah nyaring dan langsung melesat keluar untuk membukakan pintu untuk sahabat tengilnya itu, tentunya setelah ia mematikan kompor, bisa habis dia kalau rumah terbakar.

"Mau ngapain lo?" ucap Dahye ketus melihat dengan sopannya saeron nyelonong ke dalam rumah daera. "Umm. Yummy baunya enak! Lu masak hye?" ujar Saeron yg langsung duduk di sofa ruang tamunya.

"iya, gua masak curry.. kenapa? Mau numpang makan?" sewot Dahye. "emm nggak deh hye, gua mau makan ramen di mall baru itu lho! Makanya gua ajakin lu, ikut ga lu?" ajak Saeron

Dahye yang sebenarnya memang ingin berbelanja di mall yang dimaksud Saeron pun, mengiyakan ajakan Saeron tersebut, lagipula ia bosan dirumah.

"Bentar ye, gua mau ganti baju dulu " ujar Dahyesambal melesat ke kamarnya. Tapi tak sampai 5 menit dia sudah keluar dengan pakaian yang ia pakai tadi."Gua ga jadi ikut deh, sorry ya ron" kata Darae dengan senyum palsunya.

Saeron pun tak paham mengapa Dahye tiba tiba membatalkan ajakannya ke mall, padahal saeron pun tau jika Dahye sedang mengincar salah satu barang limited edition dari salah satu brand yang ada di mall tersebut. Namun, ia paham ketika Dahye termenung melihat kalendernya..ia pun langsung beranjak pamit dari rumah Dahye.

"Oh yaudah hye! Gua pamit deh kalo gitu.. hati-hati.. yaa..dadahh!!" kata Saeron sambal melambaikan tangannya.

"Dahh hati hati juga ya ron." ujar Dahye dengan senyum mirisnya .

.

.

.

Terlihat seorang pemuda tampan sedang rebahan di kasur miliknya, ia terloihat lelah dan kesakitan. Badannya seperti akan remuk rasanya, apalagi menjelang debut, ia harus bersiap melancarkann koreo koreo yang belum dikuasainya.

Sebenarnya sudah lumayan lama badannya terkadang menjadi sakit tiba tiba, tak tahu alasannya kenapa. Setiap ia bercerita kepada hyungnya, hyungnya akan tertawa dan mengira itu hanya bualan Donghyuk semata.

Jujur saja Donghyuk lelah, tak hanya badannya, batinnya juga lelah, masalah debut, keluarganya yang terpecah belah, belum lagi Dahye yang katanya ingin menyusul ke Seoul. Bukan, bukan ia tidak senang jika kembarannya itu pindah kesini. Tapi ia juga sedih mengingat pasti pertemuan dengan bundannya akn berkurang. Iya, tanpa sepengetahuan kembarannya ia sering bertemu dengan ibunya,.Egois memang, tapi bukankah dia berhak bahagia?.

Ahh ngomong ngomong apa yang sedang dilakukan kembarannya itu ya?. Donghyuk merasa rindu dengan Dahye. Dongyuk pun memutuskan untuk menelpon Dahye

Tuttt.. nomer yang anda tuju sedang sibuk,co- Tuttt

Donghyuk mendesah khawatir, selalu saja seperti ini, mengapa sejak telepon permintaan untuk pindah, Daera tidak pernah mau mengangkat teleponnya ataupun menelponnya. Apa yang terjadi pada kembarannya itu..

mianhae | mark & jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang