BAD

1.5K 138 9
                                    

Derap langkahnya mengikuti alur seorang pemuda didepannya. Menyusuri jalanan sempit nan gelap dengan beberapa sampah berserakan. Sumber penerangan yang terbatas membuat kedua matanya hampir tidak bisa mengenali tempatnya berada. Dia sama sekali tidak bisa menerka arah tujuannya. Hanya mengandalkan penciumannya yang mengendus bau tidak sedap di sekelilingnya, juga beberapa suara berat lelaki di sekitarnya.

Sakura tetap diam dan menatap kearah punggung Sasuke, membiarkan pria itu menarik tangannya dan membawanya ke segala arah. Merasakan nyaman dalam genggaman tangannya yang hangat. Dengannya, semua akan baik-baik saja.

Keduanya sampai pada bagian ujung, sebuah bangunan yang terlihat usang dan tua. Cat dinding yang kusam dan terkelupas dibeberapa bagian, rumah ini terlihat jauh lebih seram dari yang lain. Namun pondasinya lebih memungkinkan dari yang lain.

Sasuke berhenti sesaat sebelum memasuki rumahnya. Menoleh pada Sakura yang juga tengah menatapnya. Tersirat rasa takut dan ragu yang ketara dikedua matanya.

"Kau yakin? Aku mungkin tidak memiliki harta berlimpah, rumahku tidak sebagus calon tunanganmu, dan aku tidak berjanji bahwa aku bisa memberikan apapun yang kau mau seperti ayahmu." Sakura hanya mengangguk pelan dan menunjukkan ekspresi penuh keyakinannya.

Gadis itu cukup yakin untuk kabur dan memperjuangkan kisah cintanya yang masih seumur tanaman jagung. Karena Sasuke adalah pria yang selama ini dinantikan olehnya.

"Ya, aku yakin. Sasuke-kun."

Sedetik kemudian, Sasuke memberikan senyum tipisnya pada Sakura. Secara samar kedua mata hijau milik Sakura dapat melihatnya. Senyum yang berhasil merebut setiap detak jantung yang dimilikinya di sisa hidupnya.

Tangan Sasuke kembali menuntunnya. Keduanya memasuki rumah tua tersebut dengan telapak tangan yang bertaut. Bayangan keduanya menghilang di telan oleh pintu yang tertutup perlahan.

Awalnya, mata hijau Sakura hanya dapat melihat kegelapan. Lebih gelap dari jalan yang mereka lalui sebelumnya. Rongga hidungnya dapat mencium debu yang tersebar di sekelilingnya. Mereka terus bergerak hingga Sasuke berhenti di dekat dinding ruangan dan menyalakan lampu.

Lampu tidak bisa menerangi dengan jelas. Masih redup namun cukup untuk membuat Sakura melihat daerah sekitarnya. Sakura dikejutkan oleh keadaan rumah yang kosong tanpa perabotan apapun. Lantai tanpa keramik dan dinding yang berlubang di beberapa titik. Tidak ada satupun kursi atau bahkan futon untuk ditiduri.

"Kita tidak akan tinggal disini," ucapan Sasuke berhasil mengusir seribu pertanyaan Sakura.

Sasuke kembali membawanya pada kejutan. Pria itu menunjukkannya sebuah jalan rahasia. Terdapat tangga menurun yang membawa mereka pada ruang bawah tanah. Tempat itu tertutup oleh pintu besi yang sebelumnya telah di kunci oleh Sasuke.

Sebagai pemilik tempat, Sasuke mendahului Sakura. Melangkah menuruni satu demi satu anak tangga. Sakura mulai kembali merasa ragu pada pilihannya, ia tertahan di tempat kakinya berpijak hingga Sasuke kembali menoleh padanya.

"Kau bisa pikirkan lagi. Turun bersamaku atau kau bisa pulang ke rumahmu, ke tempat yang membuatmu lebih nyaman daripada rumahku."

Sakura meneguk ludahnya dengan kasar. Tangannya mengepal erat di samping tubuhnya. Dia sudah sampai sejauh ini, Sakura tidak akan membiarkan mimpinya bersama Sasuke hanya menjadi impian.

Tap

Tap

Tap

BADTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang