-2-

22 9 0
                                    

Suara klakson mobil akhirnya mampu menyadarkan Laura yang lagi-lagi melamun.

Dari dalam mobil sport itu keluar lah cowok ganteng yang badannya penuh tato menghampiri Laura yang lagi duduk di gazebo depan kampusnya.

Alva langsung melingkarkan lengannya yang kekar pada bahu Laura. Sementara Laura hanya diam, dan fokus pada berkas-berkas yang ada di depannya.

"Kenapa sayang? Lagi banyak tugas, ya? "
Tanya Alva dengan suara lembut.

Laura hanya merespon dengan nganggukin kepala tanpa memandang Alva.

Alis Alva berkerut. Karna ia merasa Laura aneh hari ini. Biasanya Laura gak pernah pusing mikirin tugas kuliahnya. Bahkan sudah dipanggil berkali-kali oleh dosennya-yang Alva tau yaitu Pak Riyadh, tak pernah membuat Laura jera sampai melamun sekalipun.

Namun kali ini berbeda. Ada yang gak beres dengan Laura.

"Kamu kenapa? Ada masalah? Cerita sama aku, hm? "
Ujar Alva lagi dengan penuh kasih sayang.

"Gak papa. "

Alva membuang nafas pelan. Laura memang seperti itu. Gak pernah mau berbagi cerita dengan Alva meskipun mereka telah berpacaran selama 2 tahun.

Alva tak pernah tau bagaimana kehidupan pribadi Laura. Yang Alva tau hanyalah Laura seorang gadis cantik yang suka clubbing namun gak pernah mau diajak ciuman. Apalagi melakukan hal yang lebih dari itu.

Meskipun begitu, Alva yang sedikit bebas, dan terkadang ingin melakukan lebih dengan Laura, terpaksa harus menahan diri kalau gak mau diamuk oleh Laura.

Akhirnya Alva memilih menyerah dan berencana membawa Laura pergi ke club untuk menghibur pacarnya itu.

"Yaudah. Kita ke club yuk, biar pikiran kamu lebih rilex. " Ajak Alva.

Namun Laura kembali menggeleng.

"Lagi gak mood.  Kamu anterin aku pulang aja. "

Setelah ngomong gitu, Laura lantas mengambil tas kecilnya dan mengemasi berkas-berkas itu. Lalu masuk ke dalam mobil sport milik Alva tanpa menunggu sang pemilik membukakan pintu untuknya terlebih dahulu.

Lagi, Alva hanya bisa membuang nafas pelan.

***

Setelah sampai di depan gerbang hitam tinggi rumah Laura, tanpa basa basi lagi Laura segera membuka pintu mobil sport Alva.

Baru satu kaki Laura yang turun, tangan Laura sudah di cegat oleh Alva terlebih dahulu. Hal itu membuat Laura menoleh kembali pada Alva yang duduk di sampingnya. Laura mengernyit bingung dengan tindakan Alva.

"Bener gak ada masalah? " Tanya Alva yang ternyata masih berusaha agar Laura mau bercerita.

Laura tersenyum tipis dan melepaskan pegangan Alva yang ada di tangan kanannya.

"Iya, gak papa. "

Segera Laura turun dan menutup kembali pintu mobil tersebut. Alva yang sebenernya masih belum puas akhirnya memilih mengalah dan memutar kembali mobil sport nya. Setelah mobil Alva bener-bener hilang, barulah Laura membuka gerbang hitam tinggi itu dan memasuki pekarangan rumahnya.

Memang, sejak pertama kali berpacaran dengan Alva, Laura tak pernah mengizinkan Alva sampai masuk ke dalam pekarangan rumahnya yang luas itu.

Biasanya Alva hanya akan mengantar Laura sampai depan gerbang.

Setelah menutup pintu depan, Laura melangkah pelan menuju kamarnya yang berada di lantai dua dengan kepala tertunduk.

If I'm Not The BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang