-3-

19 8 1
                                    

Laura memandang jalanan kota jakarta dengan expresi masam. Ia berjanji tak akan menolah ke kanan-dimana disitu Pak Rey sedang duduk manis di belakang kemudi.

Hening menyelimuti mereka berdua selama beberapa menit di perjalanan. Baik Laura dan Pak Rey seolah tak ada niat membuka obrolan terlebih dahulu.

Laura tidak tau apa yang ada dalam pikiran Pak Rey saat ini. Yang Laura tau, pikirannya sendiri sedang menerawang kembali kejadian beberapa saat yang lalu.

Dimana ia baru bangun tidur, langsung menangkap sosok Pak Rey yang tengah duduk santai, namun menatapnya intens.

Untuk yang satu itu, Laura ada pertanyaan.

Kenapa Pak Rey selalu menatapnya se-intens itu? Memangnya Laura salah apa? Atau Pak Rey ada dendam sama Laura? Jujur saja, Laura selalu merasa risih bila sudah di tatap seperti itu oleh Pak Rey.

Setelah sadar bahwa ia tertidur di ruang Lab, Laura langsung melihat arloji yang melingkar manis di pergelangan tangan kirinya. Matanya membelalak saat melihat hari sudah pukul 19.39 WIB.

Tanpa memikirkan bahwa orang yang tengah duduk dihadapannya ini adalah seorang Dosen, Laura langsung berteriak histeris

"BAPAK KENAPA GAK BANGUNIN SAYA?! "

Tak ada jawaban. Bahkan Pak Rey tak ber-expresi.

"Iler kamu bersihin dulu. "

Hanya itu yang keluar dari mulut Pak Rey setelah lima detik ia tak menjawab langsung pertanyaan Laura.

Laura me-lap mulutnya kasar dengan lengan bajunya. Persetan dengan imagenya.

Ia tak habis pikir. Bisa tertidur selama itu di ruangan Lab. Yang menurutnya lebih gila lagi adalah Pak Rey tak membangunkannya sama sekali.

Tapi Laura masih bisa sedikit bersyukur. Karna bangun-bangun ia masih berpakaian lengkap. Kalau tidak,

Awas aja dosen sialan ini!

"Sekarang karna ini udah malem, saya harap bapak bisa mengizinkan saya untuk langsung pulang. Dan saya janji, akan menyelesaikan tugas ini di rumah."

Ucap Laura lugas sambil mengemasi barang-barang nya.

"Oh iya,satu lagi. Saya harap bapak gak akan ngelakuin hal kayak gini lagi ke mahasiswa lain.Gak sopan Pak ngehukum siswi di tempat yang gak pantes seorang dosen dan mahasiswinya berduaan. " Sindir Laura.

Pak Rey tersenyum miring. Lalu ikut bangkit dan mencegat Laura terlebih dahulu saat Laura membalikkan badannya.

Laura mendelik dan menghempaskan tangan Pak Rey kasar. Inilah Laura yang sebenernya. Paling gak suka disentuh oleh cowok yang bukan siapa-siapa nya.

Bahkan Alva, seorang cowok yang berstatus menjadi pacarnya selama hampir dua tahun, paling jauh hanya sampai memeluk Laura. Tidak lebih.

"Dan akan lebih gak sopan, kalau kamu langsung pulang sebelum saya membolehkan. " Jawab Pak Rey tenang.

Laura memicingkan matanya. Bagaimana bisa Pak Rey masih bisa setenang itu setelah apa yang diperbuat Laura kepadanya?

"Saya akan membolehkan kamu pulang, setelah kamu makan nasi padang itu. " Ujar Pak Rey seraya menunjuk sebungkus nasi padang yang terletak di atas meja tempat Laura membuat tugas tadi.

Sekali lagi Laura memandang Pak Rey dengan satu alis terangkat.

"Kenapa? Bapak ada naruhin sesuatu disana? Makanya nyuruh saya makan itu dulu? " Tuduh Laura dengan sorot mata menyelidik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

If I'm Not The BestTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang