Three: What is Love?

213 42 1
                                    

Taehyung dan Seulgi keluar dari taksi ketika telah sampai didepan toko buku yang cukup terkenal di Seoul. Berdasarkan chat dari Jimin, namja itu akan membeli buku sekitar jam empat sore. Jadi Taehyung dan Seulgi sudah bersiap di depan toko setengah jam lebih awal.
 
“Aku gugup sekali Taehyung-ah” ucap Seulgi sambil meremas tangannya yang mulai dingin. Mereka memang sudah cukup dekat hingga berani memanggil satu sama lain dengan lebih akrab.
 
Taehyung tersenyum kecil melihat sisi Seulgi yang seperti ini, biasanya gadis itu akan ceria dan hiperaktif, tapi kini ia menampilkan wajah imutnya yang benar-benar lucu.
 
Taehyung menepuk bahu Seulgi mencoba memberinya semangat
 
“Jangan khawatir, Jimin tidak semenakutkan itu, dia pria yang sangat baik dan lembut”
 
Seulgi menunduk dengan tangannya yang masih tertaut karena gugup “Aku tahu, karena itulah aku menjadi gugup, aku merasa dia terlalu baik untuk orang sepertiku”
 
“Jangan merendahkan dirimu sendiri, kau juga yeoja yang baik”
 
Seulgi berdecih mendengar pujian recehan dari temannya itu “Kau terlalu memujiku”
 
Taehyung menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah Seulgi, sebuah ide terlintas dari otak pintarnya, ia memegang kameranya dan mengarahkannya pada Seulgi
 
“Seulgi-ya, lihat kemari, aku akan memotretmu”
 
Seulgi menoleh dan ekspresinya sangat terkejut ketika Taehyung berhasil memotretnya, apakah tidak ada pose yang lebih baik lagi kalau Taehyung mau memotretnya?.
 
“Kenapa kau memotretku?” protes Seulgi tak senang dengan tindakan tiba-tiba dari namja itu.
 
Taehyung tersenyum dan mencoba memberitahu alasannya memotret Seulgi.
 
“Sebagai kenang-kenangan, sekarang hari yang penting, ini adalah hari pertama kau berjuang” kilahnya, lagipula sesuatu yang dilakukan pertama kali harus diabadikan agar menjadikan kenangan indah saat melihatnya suatu saat nanti.
 
Seulgi tersenyum kecil dan menutup wajahnya dengan kedua tangan, tindakan Taehyung berhasil membuat pipinya memerah.
 
“Jangan begitu, aku jadi malu”
 
Melihat ekpresi Seulgi saat ini, mau tak mau membuat Taehyung tergelitik. Wanita yang biasanya bertingkah cool itu, kini tidak ada bedanya dengan yeoja kebanyakan yang punya sisi imut dan lucu. Entah mengapa melihat Seulgi menjadi hiburan tersendiri bagi Taehyung, ia merasa hatinya yang biasanya sepi perlahan-lahan mulai terisi berkat hadirnya Seulgi dalam hidupnya.
Acara menunggu mereka akhirnya usai, karena dari jauh mereka bisa melihat mobil Jimin yang berhenti didepan toko buku. Saatnya melancarkan rencana yang telah mereka susun dengan matang.
 
“Seulgi-ya, lihatlah itu mobil Jimin, dia sudah datang” bisik Taehyung mencoba menyadarkan Seulgi.
“Itu memang dia”
 
Taehyung memegang kedua bahu Seulgi, mencoba memberikan semangat pada temannya ini “Dengarkan aku, bersikaplah dengan alami. Jangan gugup oke,”
 
“Oke”
 
Setelah melihat Jimin memasuki toko, Seulgi akhirnya memutuskan untuk memasuki toko. Saat tiba didalam, mata Seulgi terbelalak melihat ribuan buku didalam toko yang membuat kepalanya pusing sekali. Sejujurnya Seulgi benci membaca buku terutama novel, membaca novel membuat kepalanya pusing dan sakit karena banyaknya tulisan yang terlihat seperti semut berjajar. Ia lebih suka membaca komik yang ada gambarnya dan juga menonton film aksi.
 
Benar kata Taehyung, Jimin memang menyukai novel fiksi ilmiah. Terbukti dengan semangatnya pria itu melihat-lihat di rak khusus novel fiksi ilmiah. Dengan hati-hati Seulgi juga berjalan menuju rak novel fiksi ilmiah dan pura-pura memilih novel untuk dibeli.
 
“Kang Seulgi? Kau ini Kang Seulgi dari Jurusan Teknik Arsitektur bukan?”
 
Suara Jimin berhasil membuat Seulgi menoleh, ia pura-pura terkejut melihat Jimin dan ia ingat pesan Taehyung untuk bersikap secara alami.
 
“Ah, benar sekali. Kalau tidak salah kau ini Park Jimin dari Jurusan Teknik Industri” ucapnya berpura-pura mengingat sosok didepannya ini, padahal Seulgi sudah tahu betul kalau namja didepannya ini adalah Jimin.
 
“Ya, kau sedang apa disini?” tanya Jimin penasaran, ia tak menyangka orang seperti Seulgi mau datang ke toko buku yang biasanya tidak didatangi oleh orang sepertinya.
 
“Aku ingin membeli novel fiksi ilmiah, kudengar yang terbaru sudah ada di toko ini” jawab Seulgi lantang.
 
Jimin terkejut, tak menyangka kalau Seulgi punya selera yang sama dengannya.
 
“Hei, kau suka novel fiksi ilmiah juga? Berarti kita sama”
 
Seulgi pura-pura terkesan, ia sudah merencanakan semuanya dengan baik karena itulah ia sudah tahu langkah selanjutnya.
 
“Benarkah? Kebetulan sekali, jarang orang yang menyukai novel fiksi ilmiah. Aku senang ternyata ada seseorang yang menyukainya juga”
 
“Aku juga senang bertemu dengan penggemar novel fiski ilmiah. Dan ngomong-ngomong penampilanmu berbeda dari biasanya” celetuk Jimin semberi menatap penampilan Seulgi dari atas ke bawah dan mengomentarinya.
 
“Aku sedang ingin tampil beda, kurasa tidak buruk memakai dress”
“Kau terlihat sangat cantik sekarang, dibandingkan penampilanmu yang biasanya benar-benar tidak anggun. Wanita memang harus berpenampilan feminim, akan lebih baik jika kau terus berpenampilan seperti ini”
 
Seulgi terdiam, ia tiba-tiba teringat kata-kata Taehyung saat di apartemen tadi, dimana Taehyung mengatakan kalau ia lebih menyukai penampilan lama Seulgi karena Seulgi terlihat nyaman dengan penampilan lamanya.
 
“Kau benar, wanita memang harus berpenampilan feminim” ucap Seulgi lirih dan entah kenapa ia terlihat sedih.
 
“Ah Seulgi-ssi, aku akan merekomendasikanmu novel yang bagus. Aku yakin kau akan suka saat membacanya” Jimin menunjuk beberapa novel yang tertata rapi di rak, meminta Seulgi untuk melihatnya.
 
“Tentu saja, aku akan menerima rekomendasimu”
 
Setelah memilih novel, Seulgi dan Jimin akhirnya menuju kasir dan membayar buku yang mereka beli.
 
Saat berada di luar toko, entah mengapa Jimin memiliki keinginan untuk tetap bersama dengan Seulgi. Tentu saja menemukan gadis yang memiliki kegemaran yang sama dengannya adalah hal yang langka, ia berpikir sangat baik bila ia mengenal Seulgi lebih dalam.
 
“Seulgi-ssi, apa kau mau langsung pulang?” tanya Jimin penuh harap agar Seulgi berkata tidak.
 
“Kenapa memangnya?”
 
“Kalau kau tidak keberatan, aku ingin mengajakmu makan di restaurant favoritku”
 
Seulgi mengangguk dengan antusias, ia tersenyum ketika Jimin membukakan pintu mobil untuknya. Dan tanpa mereka sadari, Taehyung memperhatikan mereka dari jauh. Namja itu tersenyum kecil karena sepertinya rencananya dan Seulgi berjalan dengan lancar.
 
***
Seulgi duduk dengan kikuk saat sampai didalam restaurant, ia sebetulnya sangat lapar dan ingin memesan makanan dalam porsi besar, namun ia sadar kalau ia harus menjaga image nya didepan Jimin. Karena itulah ia hanya memesan seporsi pasta yang bahkan tidak akan membuat kenyang.
 
“Wanita memang suka makan dalam porsi kecil, aku tak tahu apa alasannya, tapi kurasa porsi yang besar tidak cocok untuk wanita” ucap Jimin mengomentari porsi makanan yang dipesan oleh Seulgi.
 
Dalam hati Seulgi merutuk dengan jengkel, tentu saja alasan wanita memakan porsi kecil agar bisa menjaga imagenya didepan lelaki yang disukai.
 
“Ya begitulah wanita, mana mungkin sanggup menghabiskan porsi yang besar” Seulgi menimpali dengan senyum palsu.
 
Aroma makanan yang dipesan oleh pengunjung lain membuat cacing diperutnya berdemo, namun sebisa mungkin ia tahan agar Jimin tidak ilfiel padanya.
 
“Menurutku wanita yang menarik itu adalah wanita yang bisa menjaga sikap dan perilakunya. Aku tidak suka wanita yang banyak bicara dan terlalu hiperaktif. Terlebih wanita yang suka memakai celana jeans robek-robek, sama sekali tidak enak dipandang”
 
Jimin memberikan pandangannya soal wanita, dan disambut dengan wajah tertegun dari Seulgi karena kata-kata Jimin seolah sedang menyindirnya.
 
“Begitukah?”
 
“Iya, karena itulah aku senang karena kau mengubah menampilanmu, kau jauh lebih baik dengan pakaian ini” jawab Jimin dengan senyuman manisnya, Seulgi balas tersenyum dengan canggung. Rasanya ia begitu kecewa dengan penilaian Jimin soal wanita.
 
“Lalu wanita seperti apa lagi yang kau sukai?” tanya Seulgi mencoba memancing Jimin, ia perlu tahu lebih banyak soal apa yang disuka dan apa yang tidak disukai oleh Jimin.
 
“Aku suka wanita yang pandai memasak”
 
Jleb, lagi-lagi mood Seulgi anjlok mendengarnya. Dari semua hal didunia, Seulgi paling payah dalam urusan dapur, ia bisa menghanguskan segala macam makanan yang coba ia masak.
 
“Bagaimana menurutmu dengan wanita yang suka bermain gitar? Apa menurutmu menarik?” pancing Seulgi sekali lagi, semoga saja untuk keahliannya yang satu ini Jimin menyukainya.
 
“Sama sekali tidak, melihat wanita berjalan sambil membawa tas berisi gitar membuat perasaanku tak nyaman. Apalagi aku tidak terlalu menyukai musik, jadi kukira sebaiknya wanita lebih banyak di rumah dan belajar menjadi istri yang baik”
 
Seulgi tersenyum miris, benar apa yang dikatakan oleh Taehyung. Ia sangat jauh dengan kriteria wanita idaman Jimin. Semua yang ia suka tidak terlihat baik dimata Jimin, dan wanita idaman Jimin sama sekali tidak sesuai dengan kepribadiannya.
 
*
Seulgi menolak ketika Jimin menawarkan untuk mengantarnya pulang, ia lebih memilih pulang menggunakan taksi. Sejujurnya ia masih sangat sedih karena dirinya bukanlah wanita yang menjadi idaman Jimin, namun Seulgi bertekad untuk berubah menjadi wanita yang disukai oleh Jimin.
 
“Kau sudah kembali?”
 
Seulgi terkejut dan menoleh pada sosok namja yang berada dibelakangnya yang tak lain adalah Taehyung. Mereka berdua berjalan berdampingan menuju gedung apartemen.
 
“Kau darimana? Kenapa baru pulang?” tanya Seulgi yang heran karena Taehyung terlihat baru kembali dari suatu tempat.
 
“Aku habis jalan-jalan dan menghabiskan waktu memotret pemandangan kota Seoul. Sebentar lagi akan ada pameran dari klub fotografi, jadi aku harus mengambil banyak gambar”
 
Seulgi tersenyum mendengarnya, ia menekan tombol lift menuju kamarnya yang terletak di lantai lima. Sembari menunggu lift terbuka mereka mengobrol santai membahas hari.
 
“Bagaimana acara pendekatanmu dengan Jimin, apa sukses?” tanya Taehyung yang mulai penasaran dengan kemajuan pendekatan Seulgi dan Jimin.
 
“Kami berhasil makan bersama” jawab Seulgi dengan lesu membuat Taehyung heran karena seharusnya Seulgi senang akan hal itu.
 
“Lalu kenapa kau lesu sekali?”
 
“Jimin mengatakan seperti apa wanita idamannya, dan aku sama sekali tidak masuk kriteria” jawab Seulgi kembali mengingat perkataan Jimin ketika makan bersama tadi, entah kenapa moodnya jadi buruk seketika.
 
Taehyung tak heran dengan hal itu, karena Jimin adalah temannya tentu ia tahu seperti apa yeoja idamannya.
 
“Bukankah aku sudah mengatakannya sejak awal?”
 
“Ya kau benar, tapi mendengarnya langsung dari mulut Jimin membuat hatiku lebih sakit” ujar Seulgi masih menampilkan wajah lesunya, ia merengut dan wajahnya muram.
 
“Lalu apa yang akan kau lakukan?”
 
“Entahlah Taehyung-ah kepalaku sakit, dan coba lihat ini. Aku tak percaya akhirnya aku membeli novel-novel ini, padahal aku sangat benci membaca novel. Kepalaku sakit dan aku mudah mengantuk bahkan ketika melihat satu baris saja”
 
Taehyung tersenyum geli, ia benar-benar terhibur melihat ekspresi Seulgi saat mengungkapkan hal yang dibencinya.
 
Pintu lift terbuka dan mereka berdua memasuki lift bersama, didalam lift Seulgi masih menampilkan wajah masam yang terlihat imut di mata Taehyung.
 
“Sudahlah Seulgi-ya, tidak usah kau pikirkan sampai sebegitunya. Kau sendiri yang dari awal ingin mendekati Jimin, jadi jangan mengeluh oke”
 
Taehyung mencoba menenangkan temannya ini, berusaha memberi semangat agar Seulgi tak mudah lesu hanya karena hal sepele seperti ini.
 
Seulgi memandang Taehyung dengan wajah terluka yang dibuat-buat,
 
“Kau benar, tapi temanmu itu mengatakan kalau dia benci melihat wanita bermain gitar. Bisa kau bayangkan bagaimana perasaanku? Bermain gitar adalah hal yang sangat aku sukai, bagaimana bisa dia membenci hal itu?” saking geramnya Seulgi bahkan sampai memukul dinding lift hingga membuatnya sedikit bergoyang.
 
Taehyung menarik tangan Seulgi mencegahnya melakukan hal yang tidak-tidak seperti merusak fasilitas gedung apartemen mereka.
 
“Memang dari dulu Jimin tidak suka pada musik, menurutnya musik hanya menganggu konssentrasi belajarnya” jelas Taehyung, ia kemudian melepaskan tangan Seulgi saat yeoja itu menangkup wajahnya mencoba menghilangkan stress.
 
“Aku perlu mengubah banyak hal dalam diriku, agar dia mau melirikku”
 
Pintu lift terbuka, Seulgi yang pertama keluar disusul oleh Taehyung yang mengekor dibelakangnya.
 
“Kau yakin mau mengubah dirimu untuk Jimin?” tanya Taehyung sedikit tidak suka, entah kenapa ia merasa tidak suka saat Seulgi berniat berubah untuk Jimin.
 
“Tentu saja, cinta adalah pengorbanan, aku akan berjuang dan pantang menyerah”  Seulgi mengangkat tangannya sembari mengepal, menunjukkan bahwa ia siap untuk berjuang demi mendapatkan Park Jimin.
 
Taehyung menghela nafas melihat kelakuan Seulgi yang hiperaktif, kepribadian Seulgi yang semacam ini sangat tidak disukai oleh Jimin, namun bagi Taehyung kepribadian Seulgi sangat menarik untuk dilihat.
 
“Ku rasa akan lebih baik jika kau membuat Jimin mencintaimu apa adanya. Jika dia tidak bisa menyukaimu apa adanya itu bukanlah cinta, itu namanya penipuan”
 
“Diriku yang apa adanya mana mungkin ada orang yang menyukai Taehyung-ah,” ucap Seulgi pesimis, cinta tanpa pamrih apakah memang ada? Seulgi sendiri ragu akan hal itu.
 
“Jika ada orang yang mencintaimu apa adanya, itu artinya dia adalah cinta sejatimu”
 
Seulgi tertegun, kata-kata Taehyung barusan begitu mengena di hatinya, entah mengapa tiba-tiba matanya memanas tanpa sebab.
 
“Aku sudah sampai di kamarku, aku masuk dulu”
 
Taehyung memandang pintu kamar Seulgi yang baru saja tertutup, ia menghela nafas lalu membuka pintu kamarnya dan mencoba mengistirahatkan diri.
 
Di dalam kamarnya, Taehyung tidak bisa melepaskan pikirannya dari Seulgi. Ia benar-benar heran mengapa Seulgi sampai rela mengubah dirinya agar bisa mendekati Jimin. Sebetulnya apa yang dicari oleh Seulgi itu memang cinta Jimin? Cinta sejati tidak akan peduli seperti apa dirimu, dia akan menerimamu apa adanya.
 
Lamunannya buyar, saat pintu kamarnya di ketuk dari luar. Ia mengernyit heran siapa yang mengetuk pintu kamarnya malam-malam begini?. dengan malas ia beranjak membuka pintu itu, ketika pintu terbuka Taehyung terkejut mendapati Seulgi yang terlihat ketakutan.
 
“Ada apa Seulgi-ya”
 
“Lampu di kamarku tiba-tiba mati, aku benar-benar takut gelap”
 
Tanpa basa-basi Taehyung segera keluar menuju kamar Seulgi yang gelap gulita diikuti oleh sang pemilik kamar yang berdiri ketakutan di bibir pintu.
 
“Sepertinya bohlamnya sudah mati, apa kau punya bohlam yang baru?” ucap Taehyung setelah mengecek bohlam lampu di kamar Seulgi, ia memandang Seulgi penuh tanya.
 
Seulgi menggeleng dengan gelisah, “Aku tidak punya, aku tidak berpikir untuk membeli benda seperti itu”
 
Taehyung berjalan mendekati Seulgi, tangannya bersidekap dan menatapnya datar.
 
“Di luar sedang hujan deras, jarak minimarket terdekat cukup jauh dari gedung kita, dan ini sudah malam, aku yakin mereka tutup lebih awal karena hujan”
 
Seulgi semakin panik, ia tidak sanggup tidur di ruangan yang gelap “Lalu aku harus bagaimana?”

Rainy Days (Vseul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang