Nine: Hope Not

161 27 4
                                    


Derai hujan turun perlahan membuat suasana sendu dan hening. Beberapa orang kembali ke dalam rumah dalam keadaan basah, beberapa lagi membawa payung untuk melindungi diri mereka. Aroma hujan yang menenangkan perlahan menurunkan setetes air mata di wajah gadis itu. Segelas americano pahit yang sama sekali tidak sesuai dengan seleranya kini ia telan dengan mudah, hatinya mati rasa begitupula dengan lidahnya. Gadis malang itu baru saja kehilangan seuatu yang bermakna dalam hidupnya, orang-orang memperhatikannya dengan iba, merasa ikut berduka akan kesedihan yang sedang dirasakan olehnya.

Gadis itu Kang Seulgi duduk sendiri di dalam cafe menatap hujan yang turun, sudah satu bulan dia tidak saling berkomunikasi dengan Taehyung. Seulgi memilih tidak lagi berdekatan Taehyung, karena persahabatan mereka sudah rusak. Ia juga pindah dari gedung apartemen dan kembali tinggal bersama orangtuanya. Setidaknya dengan begitu, ia tak perlu lagi bertemu dengan Taehyung. Dan semua memang benar, setelah kepindahannya, Taehyung tak pernah muncul didepan matanya, mereka kembali menjadi orang asing sama seperti dulu sebelum saling mengenal.

 Tidak ada yang mengerti mengapa cinta begitu rumit dan susah dipahami, hanya saja berbicara dengan bahasa cinta tidak selalu mudah. Kerinduan yang menumpuk, membuat hati Seulgi perih. Ingin rasanya ia nekat mendekati Taehyung dan meluapkan semua perasaannya, namun Seulgi takut kalau hal itu akan semakin membuat Taehyung membencinya.

Satu bulan ini, ia semakin dekat dengan Park Jimin, bahkan kedekatan mereka sudah melewati batas pertemanan. Namun Seulgi selalu menghindar setiap kali Jimin mencoba berbicara mengenai status mereka. Seulgi tidak siap dengan semua itu, ia tidak siap harus memberikan status hubungan pada Jimin karena hatinya bukanlah untuk pria itu. Katakan Seulgi jahat, namun sungguh Seulgi tidak ingin membohongi hatinya sendiri dengan menjadi kekasih Jimin.

"Seulgi, kau masih disini? kau tidak pulang?"

Seulgi menoleh pada barista cafe yang juga merupakan teman sekelasnya yaitu Do Kyungsoo.

"Bolehkah aku tetap disini untuk beberapa waktu lagi?" pinta Seulgi dengan mata sendunya.

Kyungsoo menatap Seulgi iba, sejak tadi ia terus memperhatikan Seulgi yang bersedih sambil menatap hujan. Bahkan saat dikelas, Seulgi tidak pernah fokus hingga membuat dosen sering menergurnya.

"Tentu saja, tapi hari sudah mulai gelap. Hujannya juga sudah berhenti, kau minum americano hingga empat gelas, aku takut kesehatanmu terganggu karena itu.

Benar, ia sudah meminum americano terlalu banyak. Bahkan ia tak sadar karena sibuk dengan pikirannya sendiri. 

"Mian Kyungsoo-ya, aku akan pulang sekarang."

"Hati-hati Seulgi-ya"

Seulgi mengangguk lalu berjalan keluar cafe dengan gontai, Kyungsoo menatapnya tak tega, namun ia sadar Seulgi perlu waktu sendiri untuk mengatasi masalahnya.

**

Taehyung menaikkan alisnya heran melihat Jimin yang terus tersenyum sambil menatap phonselnya. Hari ini Jimin sedang menginap di apartemen Taehyung karena orangtuanya sedang pergi ke luar negeri dan tidak ada siapapun di rumah. Namun sejak tadi Jimin hanya berbaring di kasur sambil sibuk bermain phonsel.

"Sepertinya ada hal yang membuatmu senang, kau menatap phonselmu dengan wajah bahagia"

Jimin mendongak dan tersenyum malu karena Taehyung memergokinya sedang chatting dengan Seulgi.

"Ah, aku memang sedang bahagia Taehyung-ah. Aku berencana menyatakan cintaku pada Kang Seulgi pada malam festival musim semi. Dia selalu menghindar setiap kali aku mencoba berbicara mengenai status kami, tapi aku yakin dia tidak akan menolakku kalau aku memperlakukannya dengan romantis"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rainy Days (Vseul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang