Satu tahun laluSepertinya Newton kurang lengkap dalam merumuskan teori tentang gravitasi. Seharusnya pria tersebut menambahkan kalimat bahwa gravitasi seseorang yang terbaring di atas kasur bisa meningkat berkali-kali lipat dari sekadar 9,8 m/s² semata. Kasur dengan selimut yang tebal, seprai yang nyaman dan dingin, dan ditambah fakta bahwa hari ini adalah hari pertama dirinya bersekolah setelah sekian lama tenggelam dalam libur panjang akhir semester adalah alasan yang tepat bagi Kale Aditya Ramadhan untuk enggan mandi dan berangkat ke sekolah. Dirinya memilih untuk merebahkan badan dan memeluk guling kesukaannya meskipun jarum jam sudah menunjukkan pukul enam pagi.
Namun tentu saja kedamaian dan ketenangannya di atas kasur tersebut terusik oleh gedoran pintu kamar dan teriakan dari ibunya. Dengan langkah gontai dan terpaksa, ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
Rasanya badannya seperti dilemparkan ke gunung es Kutub Selatan saat segayung penuh air mulai membasahi dirinya. Jelas saja, ini baru pukul enam pagi dan biasanya ia mandi sekali sehari maka wajar jika cowok tersebut mulai lebay bahwa dirinya bisa saja terserang hipotermia sekarang. Cepat-cepat ia menyelesaikan mandinya dan mulai bersiap-siap untuk bersekolah.
Beruntung sekolahnya ini hanya berjarak satu kilometer dari rumahnya sehingga meskipun jarum jam telah menunjukkan jam tujuh kurang, ia tidak terlalu panik. Tetapi, Kale lupa bahwa daerah sekolahnya ini adalah daerah kumpulan sekolah yang berarti bahwa bakal ada biang kemacetan di sana. Bagaimana nggak macet? Dari instansi seperti PAUD sampai SMA tempatnya bersekolah ada di sana. Jadi jangan heran jika kemacetannya itu bisa mengular panjang dan berimbas pada banyak murid yang senasib dengan dirinya. Sanking luar biasanya kemacetan di sini sampai terhitung dua menit lamanya motor ojol yang ia tumpangi tidak juga bergerak. Ibaratnya jalanan kini seperti kumpulan kendaraan di showroom yang hanya diam saja.
Kale mengecek jam tangannya sembari merapalkan doa agar upacara belum dimulai atau setidaknya banyak yang terlambat juga. Pikirnya terlambat di hari pertama saja sangat buruk, namun terlambat bersama-sama yang lain dapat membuat perasaannya jauh lebih tenang.
"Duh dek, lama-lama bensin Abang abis nih. Kamu jalan aja ya? Abang mau muter balik aja," keluh abang ojek yang mengantarnya ditambah dengan penawaran yang segera Kale iyakan. Daripada membuang-buang waktu dengan diam, lebih baik ia berjalan saja. Toh jarak dirinya sekarang dengan sekolahnya sudah dekat.
Dengan wajah khawatir karena dari kejauhan gerbang sekolah telah tertutup setengah dan melihat murid-murid yang sepertinya satu sekolahan dengannya mulai berlari, Kale memacu kecepatannya dan sampai di depan gerbang dengan napas naik turun. Salah seorang guru yang sepertinya lelah melihat banyaknya murid yang terlambat hari ini menunjuk dirinya dan menyuruh cowok tersebut untuk berjalan jongkok sama seperti yang lain sampai ke ruang TU.
"Duh nasib gue apes banget sumpah," gerutu seseorang di sampingnya yang otomatis membuat Kale menoleh dan sedikit terpana. Entah keapesan juga bagi Kale atau justru durian runtuh mendapati orang yang berjalan jongkok di sebelahnya ini adalah doinya yang lama tak ia lihat.
"Sama gue juga apes nih,"sahut Kale yang disambut dengan belalakan mata dan raut ceria dari Fina.
"Rumah lo kan deket. Kenapa telat dah?"
Kale terkekeh untuk menutupi senyumnya yang mekar karena kesenengan, "Tidur-tiduran dulu gue,"
Fina menggelengkan kepalanya dan berdecak. Ia lekas berdiri saat akhirnya sampai di ruangan TU. Setelah menepuk-nepuk rok abu-abunya, ia memandang ke Kale yang masih berjongkok dengan heran, "Lo ngapain masih jongkok?"
Kale yang sebelumnya menatap penuh kagum ke arah cewek tersebut mulai tersadar dan mengumpati kebodohan dirinya sendiri di dalam hati. Segera ia berdiri dengan kikuk dan mengekori cewek tersebut dari belakang ke arah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Titik Tanpa Jeda
Novela JuvenilTitik dapat bermakna awal dari munculnya segala sesuatu. Namun, titik tidak dapat membentuk sesuatu dengan sendirian. Sebuah titik membutuhkan titik lainnya. Kumpulan titik-titik dapat menggoreskan sebuah garis. Garis dapat bermakna konotasi , conto...