Part 2

17 8 0
                                    

Unknown : Selamat malam Violyna.

Vio mengerutkan dahinya, mendapatkan line tak di kenal. Tapi dia segera melihat foto yang terpajang di sana.

"ASTAGFIRULLAH, MASYAALLAH GANTENG BANGET FOTONYA,"teriak Vio kencang.

"Apaan sih lu Kak!ngagetin gue."protes Jisung.

Vio hanya mesem-mesem sendiri.

Vio bukanlah anak tunggal, dia mempunyai seorang adik laki-laki bernama Jisung Park, biasa di panggil Icung oleh Vio.

"Dasar gila!!"cetus Jisung bergedik ngeri. Dia lebih milih untuk tidak berdekatan dengan Kakaknya.

"Adik laknat lu, Cung,"

Akhirnya Vio larut dalam chat line bersama Jungwoo.

"Assalamualaikum"salam Jaemin dari ambang pintu masuk.

"Waalaikumussalam"jawab serempak Vio, dan Jisung.

"Wiih, Kak Jae bawa apa tuh?"Jisung melirik ke arah plastik yang di bawa Jaemin.

Jaemin, dan Vio berada di komplek yang sama hanya berbeda beberapa Rumah.

"Martabak coklat dong"sahut Jaemin menyerahkan plastik yang di bawanya.

"Serius amat mainin handphone-nya Vi. Lagi chattan sama siapa sih?"tanya Jaemin, sambil mengintip ke arah layar handphone Vio.

"Jungwoo. Gue kayanya makin tergila-gila sama dia deh, Jae."ungkap Vio masih saja fokus pada handphone di depannya.

Jisung telah pergi ke dalam kamar, dengan membawa martabak coklat.

"Terserah kamu. Yang penting aku sudah mengingatkan ya, Vi,"

"Sejak kapan kamu jadi makin dekat sama dia?"tanya Jaemin heran.

"Sejak pulang sekolah, kan dia yang nemenin gue. Soalnya jemputan gue tadi telat datang,"jelas Vio.

Vio senyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi sore di depan Halte.

"Istighfar kamu Vio. Nanti bisa gila kamu, senyum sendiri gitu"cetus Jaemin.

"Lu yang gila kali Jae,"protes Vio tidak terima telah dua kali di bilang gila.

"Kebiasaan setiap malam datang ke rumah gue,"ucap Vio sambil menaruh handphone.

"Biarin aja sih,"ucap Jaemin menjulurkan lidahnya.

"Orang tua lu kemana Vi?"tanya Jaemin, baru menyadari.

"Keluar kota"

~DESTINY~

"Sendirian aja Vi?sahabat lu kemana?"tanya Jungwoo menghampiri Vio di Taman sekolah.

"Eh i--ya, sahabat gue belum datang"jawab Vio gugup.

"Santai aja kali, gue gak bakal ngigit kok,"Jungwoo terkekeh.

Kemudian Jungwoo menduduki bokongnya di samping Vio. Ke duanya menikmati angin pagi.

"Pertama kali gue ngelihat lu, Vi. Hati gue merasa ada yang berbeda, dan jantung gue berdebar lebih cepat."Jungwoo menatap ke arah Vio.

Jungwoo menghela nafas, seraya berkata. "Gue suka sama Lu Violyna Geraldine,"ucap Jungwoo lantang.

Beruntung suasana di sekolah belum begitu ramai, di karenakan masih pagi.

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang