Part 4

16 5 1
                                    

Happy reading.
Music from home akan menemani para readers.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Silahkan duduk Nak Jungwoo,"ucap Jovita.

"Terima kasih Tante"jawab Jungwoo.

Selesai beribadah Jungwoo langsung pergi ke rumah Violyna.

"Udah selesai ibadahnya Jungwoo?"tanya Vio sambil menuruni anak tangga.

Jungwoo menoleh, kemudian mengangguk.

"Aku mau ajak kamu keluar rumah,"

"Yaudah bentar, aku siap-siap dulu. Tunggu ya,"

Jovita datang membawa satu gelas air minum untuk Jungwoo.

"Jaga Vio ya nak Jungwoo. Ingatkan dia kalau sedang lalai"pesan Jovita.

"Pasti tan, terima kasih telah merestui hubungan kami"ucap Jungwoo tersenyum.

"Mah, Vio izin pergi keluar bareng Jungwoo,"ucap Vio sambil mencium punggung tangan Jovita, kemudian di ikuti oleh Jungwoo.

"Iya boleh. Hati hati, pulang jangan ke malaman,"sahut Jovita, sambil merapihkan gelas.

~DESTINY~

"Kita ke toko buku dulu ya,"pinta Vio.

Ke duanya berjalan sambil bergandeng tangan, sesekali canda dan tawa menghiasi setiap langkah mereka.

"Baik princess Vio"goda Jungwoo, mencubit pipi kanan Vio.

Vio hanya tersenyum lebar, detak jantung tidak karuan.

"Hanya tiga buku Vi?mau nambah lagi gak?"tanya Jungwoo beruntun.

"Aku tau kamu kutu buku"ucap Jungwoo lagi. Ke dua tangannya memegang buku-buku Vio.

"Enggk deh, tiga buku aja cukup Jung"jawab Vio.

Lalu, mereka berjalan menuju tempat pembayaran.

Sesampai di tempat tersebut. "Kak boleh kenalan?"ucap seorang perempuan yang berada di samping Jungwoo.

Vio dan Jungwoo menoleh.

Vio masih menunggu jawaban dari kekasihnya.

"Sorry, because I have girlfriend,"jawab Jungwoo sambil merangkul Vio.

Seorang perempuan tersebut melirik Vio. "Sorry. Di lihat-lihat seperti kakak-beradik, tapi ternyata sepasang kekasih."ujar seorang perempuan.

Vio beristigfar dalam hati, agar tidak menyumpahi perempuan tersebut.

"Cepet bayar Jungwoo, aku tunggu di sana"ujar Vio.

Setelah membayar semuanya, Jungwoo segera menghampiri Vio. Ia tahu pacarnya itu sedang merasa kesal.

"Aku pernah dengar. Kalau seorang muslim sedang merasa kesal hendak lah ia beristigfar, agar setan tidak semakin menghasut."ucap Jungwoo.

Vio kemudian menurut apa yang Jungwoo katakan.

"Udah enggk kesal lagi?"tangan Jungwoo mengelus puncak rambut Vio.

"Enggk, terima kasih Jungwoo"ucap Vio tersenyum.


"Jungwoo kamu tunggu di sini, sebentar kok gak lama,"

DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang