first, one day with a sky full of snow

64 6 0
                                    

yeosang, tubuh pria berambut blonde yang duduk berhadapan denganku ini tiba-tiba mulai menggigil dengan wajah yang begitu menakutkan yang membuatku khawatir dengan kondisinya. kemudian aku melihat betapa dinginnya di luar yang aku rasa suhu belum juga menghangat.

'ck, bagaimana ini. dia bilang bahwa akan ada kemungkinan banjir karena kenaikan suhu drastis siang ini. tapi tidak ada perubahan sama sekali dari luar. sial, seharusnya aku tidak mempercayainya tadi, itu adalah kabar gila yang mungkin aku terlalu senang ada keajaiban seperti ini yang tiba-tiba menjadi nyata' uraiku dalam hati, sedangkan yeosang semakin hampir menjadi kaku.

aku melepaskan mantelku dan bangkit untuk memberikannya pada yeosang. "yeosang, sementara gunakan ini dulu ya, kamu nggak bisa untuk terus menutupi rasa dingin yang menyerangmu sampai segininya, ya?" ucapku sambil melihat mata cantiknya.

"seandainya kamu mau membawa dirimu ke dokter, maka aku akan percaya bahwa kamu masih dapat bertahan di kondisi seperti," ucapku kepada yeosang, sedangkan yeosang kebingungan dan membuat nafasnya kasar. kukira dia tidak mau, tapi ia malah membuat ekspresi seakan-akan mantelku dapat melindunginya 100x lebih baik. ah, lucunya, aku jadi gemas.

kemudian aku berjalan keluar untuk mengecek seberapa dingin kah di luar dengan begitu berani dan membuka pintu dari cafe. awal yang didalam suhu nya tidak sebegitu dingin tiba-tiba menjadi sangat dingin dengan sekejap.

kemudian aku berpikir, kira-kira sampai kapan ya dingin ini membaik menjadi lebih hangat sehingga aku kembali masuk dan berpikir bahwa setidaknya sudah mulai banyak orang berlalu lalang berarti suhu sudah mulai membaik.

aku kembali masuk ke dalam kafe agar tidak membahayakan diriku sendiri. sambil mengayun-ngayunkan tanganku bergantian bak anak kecil, aku berjalan menuju ke barista di kafe. sang barista langsung tersenyum ramah padaku dan aku membalas dengan hal yang sama.

"permisi mas, bolehkah aku memesan susu jahe hangat nya di dalam satu gelas kopi? kalau sudah nanti tolong antarkan ke meja dengan pria berambut blonde yang duduk kedinginan di depan itu dengan mantel cokelat biru, bisa?" pesanku terhadap barista yang langsung ia catat dengan gesit di buku kecilnya.

"baik, apa ada tambahan lagi, kak? mungkin butuh tambahan?" tanyanya lagi kepadaku dan aku menggelengkan kepalaku. kemudian sang barista menangguk dan menyiapkan pesananku dan aku berbalik badan untuk kembali ke meja.

namun seketika aku ingat sesuatu yang harus aku hindari, yang membuatku harus kembali lagi.  "mas, boleh tolong kasih gulanya sedikit aja, less sugar lah kira-kira." ucapku dan dibalasnya dengan jempol.

aku kembali ke kursi dan duduk melihatnya, dia menggelengkan kepalanya sambil melihat kearahku. "kamu itu ngapain sih mondar-mandir daritadi kayak orang lagi panik. lihat deh orang-orang pada santai liatin salju, kamu malah mondar-mandir kayak lagi ada pasien gawat darurat aja," ujarnya sambil nyengir, tentu dengan suaranya yang mulai kaku.

"ish, kalo ada pasien gawat darurat ya aku salahin yang nganter. orang lagi gawat darurat kan harusnya dibawa ke rumah sakit, kok ini malah dibawa ke kafe, aneh. ada-ada saja kamu," balasku sambil menertawakannya.

"nah, kamu tidak menyalahkan dirimu sendiri kan? aku sedang gawat darurat begini dan kamu membiarkanku masih disini," ucapnya kepadaku sambil tersenyum dan kemudian menaikkan alisnya yang ntah sengaja atau tidak.

"ohhh, akhirnya kamu memahami dirimu sendiri bahwa kamu seharusnya dibawah ke rumah sakit. baiklah, mari kita kesana ya setelah ini. kamu nggak boleh lari ataupun kabur. hm, dan lain-lain," ucapku dengan nada yang sangat bahagia. tapi tentu saja hanya bercanda, mana mungkin seorang kang yeosang mau menuruti apa kataku.

kemudian ia menjadi panik, " eh, nggak, nggak ya. aku cuman bercanda, ya? hei?!" balasnya sambil mendekatkan dirinya kepadaku, sedangkan aku hanya tertawa dan menggelengkan kepalaku sambil menjulurkan lidah, tidak peduli sama sekali dengannya.

fallin of the moonrise (on revision)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang