kami sudah sampai di depan rumah dan yeosang menekan tombol bel disebelah pintu pagar agar pintu darurat terbuka. kemudian kami masuk ke dalam rumah dan sudah ada mama yang sedang duduk santai di taman yang kemudian panik karena mendengar sirine darurat dan kemudian melihatku di bopong yeosang dan akhirnya membantu yeosang untuk membawaku ke kamar.
sampai di kamar semua sudah keadaan panik dan aku tentu semakin tidak tahan dengan rasa sakitku. ku dengarkan, mama, yeosang, dan mbak sibuk membantu satu sama lain untuk membantuku merasa lebih baik.
"mbak, tolong ambil tabung yang biasanya. dan, ya! yeosang ambilkan alat bantunya! cepat!"
"tante aku menemukannya! ini ambil, te."
"ini nyonya, tabungnya."
"bertahan sebentar ya, sayang," ucap mama sedangkan aku menggeleng yang membuat mama bingung.
"iya, ada apa sayang? kamu butuh apa?" tanya mama padaku.
"ma, yyeosang tadi ddemam tinggi kkayaknya ma," ucapku sambil melihat kearah yeosang kemudian mama mendekat pada yeosang dan menempelkan tangannya pada pipi dan dahi nya.
"nak yeosang, kamu tante rawat juga ya, sementara aja. nanti kalo udah mendingan kamu boleh pulang, kamu kan juga lagi sendirian di rumah nggak ada yang rawat,"
"nggak usah te, nanti malem kakak saya main ke rumah kok bakal ada yang rawatin. saya disini mau nungguin sihyeon dulu bentar sambil menghangatkan diri," balas yeosang, biasa, dia orangnya pemalu.
"oh iya, kita minum-minum dibawah ya? tante buatkan teh sama tadi tante bikin steak tinggal masak dagingnya aja," ajak mama yang kemudian disetujui.
yeosang melihatku yang sudah tertidur di kamarku yang sudah diberi penghangat ruangan dan kemudian semua orang meninggalkan kamarku.
yeosang duduk di meja makan selagi menunggu mama membuatkan steak untuknya. ruangan meja makan sedikit terasa hangat baginya karena panasnya dapur ketika memasak steak terasa hingga ruang makan. namun, tidak sama untuk kang yeosang si penderita anemia yang malas untuk merawat kesehatannya sendiri, sehingga ia menyalakan penghangat ruangan agar ia tidak merepotkan lagi karena demamnya yang tadi tiba-tiba menjadi tinggi.
kemudian mama keluar dari dapur sambil membawakan dua cangkir teh hangat dan membawa satu hot plate berisi steak untuk yeosang.
yeosang tersenyum berterima kasih pada mama. sedangkan mama melihat sekeliling ruang makan karena merasa aneh dengan hawa di ruang makan.
"oh, kamu menyalakan penghangat ruangan, ya? nggak masalah," ucap mama pada yeosang. sedangkan yeosang hanya tersenyum malu-malu.
"ini ya, steak nya sama teh nya. biar kamu mendingan, habis itu nanti kita temenin sihyeon diatas ya," ajak mama dan yeosang mengangguk dan izin untuk makan.
keheningan terjadi sejak yeosang makan, mama meninggalkan yeosang makan di dapur, katanya agar yeosang nggak sungkan buat makan.
selagi menghabiskan steak nya, yeosang melihat sekeliling barang yang berada di ruang makan. dia merasa sedikit asing dengan semua foto figura, tentu saja itu foto-foto kenangan terbaikku, dipasang secantik mungkin di ruang makan sebagai alat bantuku selama 2 tahun biar bisa dapat mood makan.
tidak membutuhkan waktu yang lama, kemudian mama kembali ke ruang makan untuk menemui yeosang. mama melihat sekeliling dan bertanya pada yeosang, "yeosang, kamu sempet mikir nggak kenapa ada banyak foto sihyeon disini?".
yeosang terdiam sejenak, matanya melihat ke kanan dan ke kiri setiap detik sambil berpikir sejenak, setelahnya ia melihat kearah mama. "nggak sih te, cuman sempet lihat terus kepikiran mungkin karena sihyeon adalah anak semata wayang om sama tane, jadi om tante pasang biar om sama tante terus mendapatkan energi karena melihat anak semata wayangnya tersenyum bahagia seperti yang tante dan om lihat di semua figura itu," balas yeosang sambil mengambil teh dari termos.
yeosang tetap sambil memerhatikan mama walaupun ia sedang memberikan sedikit gula pada teh nya, sedangkan mama menggeleng setelah mendengar jawaban yeosang dan menunggu yeosang menyelesaikan tegukan pertamanya.
kemudian mama meraih tangan yeosang, "nak, kamu mau denger cerita tentang sihyeon nggak? mumpung tante sama kamu lagi ada disini," tanya mama pada yeosang.
yeosang kebingungan lagi untuk membalas hingga akhirnya dia menggelengkan kepalanya, "sepertinya jangan sekarang te, soalnya kita perlu jaga sihyeon sekarang. atau mungkin tante bisa ceritakan itu diatas sambil menjaganya, gimana te?" balas yeosang sekaligus bertanya.
"masalahnya, om dan tante menyembunyikan ini dari sihyeon dan memutuskan untuk menceritakan kepada teman-teman sihyeon dan juga yang akan menjadi pacar pertamanya. ini juga nggak akan menggunakan waktu lama kok, mungkin hanya 10 menit. gimana?" tanya mama yang kemudian di iya kan oleh yeosang.
kemudian mama berdiri dari kursi, mengajak yeosang meninggalkan ruang makan dengan wajah penuh tanya. yeosang mungkin bingung, kalau bisa cerita disini kenapa harus pergi? katanya ini rahasia..
"oke te. oh iya te, itu sihyeon bisa punya penyakit jantung apakah tante juga bakal cerita?" tanya yeosang menyegat mama untuk melanjutkan perjalanan.
mama menoleh dan tersenyum melihat yeosang, "tentu saja, ini menjelaskan sebagian besar dari sihyeon," balas mama kemudian lanjut berjalan.
mama dan yeosang berhenti di sebuah tembok dengan cat putih. yeosang tentu saja semakin kebingungan.
kemudian mama meggunakan jari jempolnya ke tembok, dan ajaib! kemudian mama dapat membuka tembok itu seperti terbelok seperti pagar atau tembok di toko-toko kelontong.
yeosang takjub, dan mengikuti mama masuk ke dalam ruangan tersebut.
dan sial! itu yang terbaca dari raut wajah yeosang yang sudah tidak takjub lagi dengan ruangan yang ada di dalam, itu rupanya hanya sebuah perpustakaan kecil dengan rak-rak tinggi yang masih dirahasiakan itu buku milik siapa saja dan tentang apa saja.
"sang, kamu duduk dulu ya disini. tante ambilkan alat-alat yang dibutuhkan dulu ya," ucap mama kemudian meninggalkan yeosang ke balik rak yang berada di belakang yeosang.
dan tidak butuh waktu lama, kurang dari satu menit mama sudah kembali dengan sebuah virtual reality.
"oh, iya. tante nggak ingat jelas durasi nya berapa menit. tapi tante janji ini bakal nggak sampe 20 menit," jelas mama.
kemudian yeosang memakai virtual reality itu. cuman lucu nya, itu nggak pas di kepala yeosang.
mama tertawa kecil melihat yeosang kemudian mendekatinya untuk memperbaiki alat itu. "haha, sebentar ya yeosang. tante perbaiki dulu."
beberapa detik kemudian, mama memberikannya kembali kepada yeosang.
KAMU SEDANG MEMBACA
fallin of the moonrise (on revision)
Fanfictionpagelaran bumi seisinya / ❛hutan penuh ruam yang berbunga-bunga dan disimpan yang berujung merekah bersama cahayanya diatas angkasa❜ 여상's au | discontinued (sorry)