Hari mulai agak mau gelap aku dan reza menyiapkan senter untuk membantu pencahayaan.Saat itu aku mulai hilang rasa capenya dan berniat untuk melanjutkan perjalanan.
Sekitar dua puluh menit aku dan Reza melanjutkan perjalanan terdengar orang yang sedang menasihati sebagaimana guru ke muridnya.Semakin dekat sumber suara itu ternyata Denis berhasil meluluhkan hati Raka yang sedang duduk di bawah pohon dan rupanya mereka sedang menunggku kami.
Saat itu aku meyakinkan diri untuk tidak lelah lagi,tidak cape,dan tidak menyusahkan mereka terutama Reza. kebetulan jarak kepuncaknya sedikit lagi kami pun melanjutkan perjalanan di tengah malam.Setelah kejadian tadi kami merasa canggung tidak ada sepatah pun yang diucapkan kecuali Reza yang selalu mengingatkan dan menyuport kami bertiga.
Tapi alhasil kami sampai juga di puncak,mereka bertiga segera mendirikan tenda yang ukurannya cukup gede untuk kami berempat. Awalnya aku harus pisah tenda dari mereka karena kata Mamaku harus bareng-bareng akhirnya saya pun setenda dengan mereka.
Disana saya berasa gak sedang di puncak gunung,berhubungan gelap,yang saya rasakan cuma udara yang dingin ditambah angin kencang yang membuat mereka agak kesusahan dalam memasang tenda.
Suasana malam itu saya agak canggung melihat Raka yang berubah sikap,sikap yang dingin itu menjadikan suasana yang di luar ekspetasi aku.Dalam pikirku malam yang dingin ini kirain akan berkesan ketika berada dalam tenda.Ini bukannya udara saja yang dingin akan tetapi semua sikap kita semua dingin.
Selesai pasang tenda kami pun istirahat melepas segala lelah yang kami telah lalui.Namun Reza masih membereskan tas carierr dalam tenda.
"Den lu gak lupa kan bawa bendera?" Tanya Reza.
"Tenang Za,da kok di carrier gue.
"Oke bagus"Kami pun tertidur tak lupa masang alarm supaya kamib
gak terlambat menyambut sunrise di pagi hari.Mendengar suara teriakan ditambah nyanyian kebangsaan Indonesia Raya membuat aku sedikit terganggu.Aku membuka mata,melihat mereka bertiga masih tertidur lelap dan kelihatnnya mereka sangat kelelahan.Dengan sedikit memberanikan aku keluar tenda terlihat suara para pendaki lainnya menyanyikan lagu kebangsaan.Disitu aku terharu dengan sedikit meneteskan air mata.Betapa bangganya pertama kali merayakan hari kemerdekaan yang ke 75 ini di pegununga,dalam pikirku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menjunjung TINGGI Tanah Air Di KETINGGIAN
ContoAku selalu membayangkan dimana moment itu akan selalu dikenang di sepanjang hidup Aku selalu membayangkan keseruan dimana malam yang dingin itu akan berkesan Dimana senja itu akan menyambutku ketika di titik tujuan Dimana canda dan tawa akan mengiri...