# 0.3 #

29 7 8
                                    

KRINGGGG

Seluruh murid keluar dari kelas dengan hati yang gembira. Kenapa? Tentu saja karena bel pulang telah berbunyi.

Semuanya ingin cepat-cepat pulang ke rumah masing-masing. Begitupun dengan Jaeslyn, sayangnya keinginannya itu hanyalah angan-angan saja.

Baru saja gadis itu ingin beranjak dari kursinya, Jaemin sudah menunggu Jaeslyn di depan pintu. Dengan cool-nya ia menyenderkan sebelah bahunya di dinding sembari melihat Jaeslyn.

“Jaeslyn, gue pinjem motor lu dong.”

“Hah? Kenapa?”

“Kakak gue gak jemput, uang gue juga udah nipis.”

“Oh yaudah, Ra. Jangan ngebut yah.” Jaeslyn memberikan kunci motornya pada Rara.

Mengapa Jaeslyn tidak menyuruh Rara untuk menaiki Ojek Online? Karena Rara punya masa lalu yang kelam tentang menaiki kendaraan orang yang ia tidak kenalin.

Ia sangat trauma lalu tidak pernah lagi melakukan hal itu lagi.

"Lyn, dijemput calon pacar tuh." Goda salah satu teman kelas Jaeslyn, Yang Yena.

"Oalah, ternyata sekarang sama Jaemin toh." Goda Salsha. Akhirnya, Satu kelas ikut-ikutan menggoda Jaeslyn.

Tanpa memperdulikan godaan teman sekelasnya, Jaeslyn langsung nyamperin Jaemin, "Maaf, temen-temen gue gila."

"Hahaha, iya gak apa-apa. Ayo ke perpus." Ajak Jaemin.

Jaemin dan Jaeslyn langsung menuju perpustakaan sekolah. Sebenarnya tidak diperbolehkan untuk masuk ke perpustakaan pada jam pulang sekolah, tapi dengan alasan akan mengikuti cerdas-cermat, tentu saja diperbolehkan.

Dengan syarat mereka hanya di perbolehkan untuk menggunakannya sampai jam 4 sore.

Jaeslyn memberhentikan langkahnya, seperti ada sesuatu yang aneh disini. Gadis itu mencoba mengingat sesuatu.

Pantas saja rasanya ada yang tidak beres, ternyata mereka kekurangan anggota.

"Oh ya, si Jeno mana?" Tanya Jaeslyn.

Jaemin diam untuk beberapa detik, "Jeno gak masuk hari ini." Jawabnya.

Jaeslyn mengangguk pertanda ia mengerti. Tanpa pikir panjang gadis itu langsung melangkahkan kakinya kembali.

Sekarang Jaeslyn tengah duduk manis sembari mendengarkan penjelasan Jaemin tentang Transformasi. Tadi Jaeslyn tidak begitu paham dengan salah satu cara dibuku, jadi ia meminta Jaemin untuk menjelaskannya.

Sudah sekitaran 2 jam ia dari tadi menjelaskan rumus yang tidak bisa masuk kedalam otak Jaeslyn.

Iya, Jaeslyn tahu bahwa ia sangat payah dalam pelajaran yang satu ini.

Jaeslyn lebih suka Bahasa Inggris daripada Matematika. Sangat jauh lebih suka.

Tapi mau bagaimana lagi.

Jaemin mengecheck jam tangannya, "Udah jam setengah 5, besok lagi kita belajarnya." Ucap Jaemin, ia bangkit dari kursinya lalu membereskan buku yang tadi ia pelajari.

Selesai itu, Jaeslyn dan Jaemin mengembalikan kunci perpustakaan di ruang guru.

"Lo pulang naik apa?" Tanya Jaemin.

"Paling naik gojek sih."

"Mending uangnya di tabung. Gue anterin, gimana?" Tawar Jaemin.

"Gak usah, Jaem. Cukup gue ngerepotin yang tadi aja." Tolak Jaeslyn halus.

Jaemin tersenyum, mengacak rambut Jaeslyn, "Gak apa-apa, yang tadi emang tugas gue buat ngebantu lo. Gue ngambil motor gue dulu."

Mau tidak mau, Jaeslyn diantar oleh Jaemin. Sepanjang jalan, mereka berdua hanya diam.

Jaemin fokus pada jalanan sedangkan Jaeslyn fokus dengan pemandangan sekitarnya.

Mau dipikir berapa kali, kotanya itu sangat indah.

Walau beberapa tahun lalu ada bencana besar yang membuat semua orang ketakutan. Bahkan, seluruh dunia berdukacita atas bencana yang terjadi pada kotanya.

Untung saja, semuanya berlalu dengan cepat dan baik.

"Makasih yah, Jaem. Jadi enak.." Jaeslyn cengesan.

"Mau masuk dulu sebentar gak, Jaem?"

"Enggak, gue langsung cabut. Udah dicariin bunda soalnya."

Jaeslyn mengangguk paham, "Yaudah, salam buat bunda yah."

Tidak ada jawaban dari Jaemin, dan hal itu membuat Jaeslyn sedikit bingung. Beberapa detik kemudian, Jaemin hanya merespon Jaeslyn dengan senyuman.

Lalu, laki-laki itu segera pergi menjauh dengan motornya.

"Jaemin banyak melamun hari ini..."

Jaeslyn masuk ke dalam rumahnya. Gadis itu pastikan ia telah mengunci pintu rumahnya lalu pergi ke kamar untuk membersihkan tubuhnya.

Selesai mebersihkan tubuhnya, Jaeslyn duduk di atas sofa, memutar TV dan menonton. Rasanya sungguh sepi, ia merindukan Sang kakak.

Gadis itu mengambil handphone-nya, lalu menelpon seseorang.

Tutt

Tuttt

Tutttt

"Halo, abang?"

"Selamat sore, Bae Jaeslyn, adeknya abang yang paling cantik." Balas seseorang dengan lembut.

Jaeslyn tak dapat menahan senyumannya ketika mendengar suara yang sangat ia rindukan.

"Selamat sore juga abang. Abang gimana kabarnya, sehat?"

"Sehat, adek sendiri gimana? Hari ini ngapain aja?"

Kemudian, mereka berbincang lewat telpon hingga larut malam. Hingga Sang adik merasa lelah dan tertidur.

Next -

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang