one ;

3 1 0
                                        


"Bagaimana proyek pembangunan pusat belanja di Cina, Cheol?" Wonwoo menekan tombol hands free di telinga nya, membuatnya tersambung dengan sang lawan bicara. Lantas kembali membaca dokumen yang tergeletak di meja kerjanya.

"Tenang saja. Memangnya, apa yang aku tidak bisa?"

"Tentu saja, banyak sekali. Kau bahkan tidak pernah bisa mengambil hati CEO wanita cantik itu."

Seungcheol terdengar mendengus dari seberang telepon. "Namun setidaknya aku bisa mengikat kerjasamanya."

"Oke, lupakan itu. Bagaimana dengan saham di perusahaan lain?"

"Sejauh ini sepertinya normal. Namun-eh? ada sesuatu yang janggal di suatu cabang pusat data." Seungcheol terdengar mengerikan sesuatu di seberang sana, melaporkan masalah.

Wonwoo mengerutkan kening, "apa maksudmu?"

"Yah, seperti yang kukatakan, seseorang yang menyebut dirinya anonym, berhasil masuk ke dalam lingkup situs data salah satu perusahaan."

"tunggu, apa?" tatapan Wonwoo menjadi pekat.

"well, aku mencurigai dia hack--"

Piip.

sambungan terputus.

Wonwoo bingung. Dia mulai memeriksa apakah ada sistem jaringan yang salah, lantas menggelengkan kepala.

Dia menyenderkan bahu nya pada kursi kerja, mencoba mencerna apa yang baru saja terjadi.

Belum lama dia berpikir, laptopnya mati-hidup mati-hidup aneh.

Wonwoo kaget, lalu melihat laptopnya telah beralih di sebuah web chat dengan id.

[anonymous has start the chat with you.]
[accept?] [reject]

dengan segera, ia mengklik opsi setuju. layar berubah menjadi hitam, lalu sebuah pesan muncul.

anonym:
[halo, 'tuan muda'.]
[kudengar, kau adalah
si otak brilian, kan?]

Menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal, Wonwoo memberikan jawaban.

jeonwonwoo
[tunggu, siapa kau?]

anonym :
[untuk seorang pendiri perusahaan,
rasa penasaranmu boleh juga.]

jeonwonwoo:
[jangan banyak bicara.]
[katakan saja, siapa kau?]

anonym:
[wah wah, tuan.]
[bahkan anda tidak bisa melihat
dari nama yang tertera disini?]
[aku, anonymous.]

jeonwonwoo:
[kau yang nekat memasuki ruangan
lingkup database cabang perusahaan?]

anonym:
[yah, benar benar terlalu 'kepo']
[namun, selamat!]
[tebakan yang bagus sekali. tepat.]

jeonwonwoo :
[haha, benar benar.]
[beraninya tikus kecil sepertimu memasuki
dan mengusik wilayah perusahaanku?]
[sepertinya, kau bosan hidup, tikus kecil?]

anonym:
[aku rela mati, jika itu untuk
melenyapkan orang kotor sepertimu.]

jeonwonwoo
[menurutmu, siapa yang lebih kotor, hm?]
[aku, atau orang yang meneror diam diam?]

anonym - jeon wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang