"I know, we know better show, we both better go, I don't need a reason to keep on dreaming that we can't win at anything at all."
ㅡKim Jongin in Final.
Jongin baru saja mendengar penjelasan dokter yang telah bersama Kyungsoo selama delapan jam di ruang operasi. Hal yang tak disangkanya, pikirannya berkecamuk, berdengung menyalahkan dirinya sendiri.
Sebuah pemikiran yang menyakitkan.
Beberapa saat yang lalu dia tengah melihat Kyungsoo berada di ruang rawat. Tangannya bergetar seperti tak sanggup mendorongnya. Suhu di luar turun hampir di angka sepuluh derajat. Menghembuskan bau basah yang tak sanggup diterimanya.
Dia perlahan mendorong pintu itu, sepi, senyap, kecuali bunyi dari sebuah alat yang menampakkan kondisi detak jantung wanita itu.
Wanita itu. Wanita yang mencintainya. Terbaring dengan damai.
Akankah dia akan ditinggalkan seperti kisah Giselle itu?
Apakah dia benar-benar memiliki takdir yang sama dengan Loys?
Kakinya tak sanggup mendekat, pandangannya kosong, sedangkan pikirannya berkecamuk soal itu. Di mana dia akan melamar Kyungsoo di panggung itu. Panggung kebanggannya yang membawa Kyungsoo, wanita yang akhirnya membuatnya jatuh cinta kembali, dalam lingkaran buruk yang berusaha menjatuhkannya juga.
Tak terbesit sedikitpun pikirannya pada siapa pelaku, di mana kejadian itu terjadi, apa yang harus dia lakukan selanjutnya?
Dia hanya memikirkan Kyungsoo.
Dia ketakutan, terganggu, tapi ada sesuatu yang harus Jongin lakukan. Dia menghembuskan napas beratnya, melihat bagaimana tangan dan kemeja putihnya masih tersisa darah milik Kyungsoo. Dia tak terkejut saat Ravi memegang punggungnya.
"Gantilah bajumu."
Setelah mengabaikan Ravi di detik-detik itu, Jongin berusaha melihat benang merah di tengah segala kekacauan itu, namun tak tahu ke mana arahnya akan berakhir.
"Batalkan semua acara. Aku ingin sendirian di sini sampai dia terbangun."
Ravi segera mengangguk saat memastikan Jongin masuk ke kamar mandi. Semua penjaga telah bersiap, berdiri sepanjang malam secara bergantian di luar ruangan itu. Sebelum keluar, Ravi melihat ke arah Kyungsoo, dan berharap wanita itu akan segera pulih.
Saat di luar ruangan, dia mendengar keributan dengan teriakan mendekati makian seorang wanita. Dia yakin itu Baekhyun.
Dua orang penjaga yang tak mengenal Baekhyun menahannya, hal itu membuat Ravi segera berlari untuk mendekatinya.
"Maafkan aku, Baekhyun, perintah Mr. Kim."
"Brengsek, kau pikir aku siapa kalian larang begini?!"
Air mata itu. Wajah menahan amarah dan kesedihan itu. Nampaknya kejadian ini begitu memengaruhi wanita ini.
Ravi membungkuk dan menawarkan tangannya untuk menepuk bahu Baekhyun.
Wanita itu hampir terjatuh karena tak kuasa menahan tangis. Melempar tasnya lemah, berpegang kuat pada lengan Ravi, dan melangkah mendekati pintu ruangan di mana Kyungsoo terbaring.
Segala memori yang ada dalam benak Baekhyun, saat pertama kali melihat Kyungsoo setengah berbaring di lantai penuh luka-luka sampai pada akhirnya mereka bersama, seperti menemukan saudaranya yang telah hilang ribuan tahun. Mulut Baekhyun bergetar hingga dia menggunakan tangan menutupnya. Mereka telah berbagi segala hal dan apa yang terjadi hari ini membuatnya tak bisa merasakan apapun selain kesedihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim's Ballerina
Romance[PEMENANG THE WATTYS 2021 KATEGORI FIKSI PENGGEMAR] Jangan mencintaiku, kembalilah menari ballet, dan tidurlah dengan tenang. Do Kyungsoo, sang Odette. Kim Jongin, sang Penghancur, jatuh hati pada kebaikan hatinya. Tragis dan Memalukan.