Senyum Lara terlihat merekah saat memandangi dompet yang berisi cukup tebal ditangannya.
"Akhirnya aku punya ongkos buat pulang kampung, ya Tuhan terima kasih gak sia-sia aku meminta pertolongan orang kaya itu, mana uangnya banyak lagi. Hmm tapi sorry ya Mas, kamu harus menjadi sasaran empuk aku hari ini karena aku butuh sekali uang ini. Semoga suatu saat nanti Mas bisa mendapatkan uang yang lebih banyak lagi dari ini" harap Lara ketika melihat isi dalam dompet itu.
"Lara semoga ini menjadi hari terakhir kamu bekerja di tempat terkutuk itu, capek juga rasanya melayani para pria hidung belang setiap hari" keluhnya.
Rasa penasaran pun membuat Lara mencoba melihat lebih dalam isi dompet digenggamannya tentu bukan sembarangan orang yang menjadi korbannya tadi.
"Selain berasal dari orang kaya pasti dia orang penting juga karena isi dompetnya tebal begini, merah semua lagi" ujar gadis itu mengeluarkan uang dari dalam dompet Arga.
"Betul kan banyak banget uangnya, belum lagi kartu-kartu ini, jadi Mas itu bukan orang sembarangan" ujarnya takjub, pandangan Lara pun membulat melihat foto seorang wanita di dalam sana, ia cukup syok melihat foto tersebut dan membuatnya sedikit memucat.
"Ini...ini kok wajahnya mirip aku sih, tapi ini beneran mirip sama aku. Aku kan gak kenal sama Mas itu tapi kenapa dia bisa menyimpan foto aku di dompetnya? Duh, Lara itu gak mungkin banget kan atau jangan-jangan ini istri Mas itu, dia kan sejak tadi bilang kalau aku istrinya. Siapa tadi namanya Ras...Ras iya Laras, kenapa wajahnya bisa sama persis begini ya sama aku" ujar Laras bingung saat memandangi foto Laras.
"Ternyata kamu berada disini gadis jalang!" suara seseorang mengagetkan Lara.
Lara tersentak melihat pria bertubuh besar dihadapannya, kini tangan kekar pria itu pun mengambil dompet dari tangannya dan merebut uang yang berada di genggamannya.
"Mas Bram, tolong kembalikan dompetnya Mas, saya mohon!" pinta Lara.
"Hhh jangan harap Lara! Saya gak akan pernah melepaskan kamu gadis sialan, kamu pikir bisa dengan mudah lolos dari cengkraman saya. Sekarang kamu ikut saya kembali ke club, semua pelanggan sudah menunggu kamu" ajak pria itu dengan paksa.
"Gak Mas! Saya gak mau kembali lagi ke tempat terkutuk itu, saya mau pulang Mas, saya mohon"
"Hhh kamu mau pulang kemana? Jangan mimpi Lara, kamu lupa sudah berapa banyak uang yang kamu dapatkan setelah bekerja dengan saya, semua itu pun juga gak akan bisa melunasi semua hutang kamu. Ayo ikut saya sekarang, jangan memaksa saya untuk bertindak kasar sama kamu" pria itu menarik paksa Lara. Gadis itu berusaha melepaskan dirinya hingga tamparan keras pun mengenai pipinya.
"Sakit mas, lepaskan saya" Lara mencoba berontak.
"Kamu pantas mendapatkannya dan hukuman itu gak seberapa kalau kamu masih bersikeras dengan keputusan kamu untuk meninggalkan club, ayo ikut saya Lara!"
"Saya gak mau Mas, lepasin saya dan tolong kembalikan dompet itu"
Lara berusaha melepaskan cengkaraman pria itu, hingga ia berhasil menendang bagian vitalnya sampai membuat pria itu meringis kesakitan.
"Brengsek kamu Lara!" ringisnya tersungkur.
Lara bergegas menjauhi pria bertubuh besar itu yang dikenal sebagai pemasok dari gadis-gadis penghibur di club, wajah Lara kembali memucat saat pria itu mencoba bangkit untuk mengejarnya. Lara terus berlarian sekuat tenaga dengan perasaan yang sedikit lebih lega saat dompet dari tangan pria itu berhasil ia rebut kembali.
"Aku...aku harus kabur kemana Tuhan, aku sudah lelah menjalankan kehidupan seperti ini" lirihnya merasa bimbang.
"Jangan lari kamu gadis sialan, kamu harus kembali ke club dan melayani palanggan disana"
KAMU SEDANG MEMBACA
Lara Untuk Arga
RomanceKepergian Laras untuk selamanya memberikan penyesalan yang begitu dalam bagi seorang Arga Althair Hazel, sejak saat itu hatinya membeku dan tak ingin lagi mengenal cinta. Laras adalah belahan jiwa Arga dan tidak ada siapa pun yang bisa menggantikan...