Sabtu (17.33), 22 Agustus 2020
Lama gak update. Apa ini artinya akan segera tamat? ☻
-------------------------
John tak langsung turun dari mobilnya begitu ia tiba di lapangan parkir sebuah night club. Selama beberapa saat, dia masih duduk di balik kemudi dengan pandangan menerawang. Teringat masa-masa kelam saat dirinya menenggelamkan diri dalam minuman keras.
Sekitar dua tahun yang lalu, John sangat terpukul atas kematian papanya yang disebabkan serangan jantung. Kejadian itu sangat tak terduga karena sang papa tidak pernah mengeluh sakit. Dia sangat sehat ketika tiba-tiba jantungnya tak lagi berdetak.
John yang memang sangat dekat dengan sang papa tak bisa menerima kejadian itu. Alhasil beberapa bulan berikutnya dia mengubur dirinya sendiri di antara alkohol dan musik disko untuk meredam kesedihannya. Berharap kondisi mabuk bisa meredakan perih di hatinya akibat kepergian orang yang amat John sayangi.
Namun tragedi itu seolah menjadi teguran keras bagi John. Hampir tiga bulan dia terpuruk, John mengalami kecelakaan setelah pulang dari night club yang biasa dia datangi. Seorang anak nyaris meninggal akibat kecelakaan itu. Menyesal saja tidak bisa menggambarkan bagaimana perasaan John. Akhirnya setelah peristiwa itu, John menjauhi night club dan minuman keras. Dan dirinya berhasil. Sampai detik ini.
John, Ben mengajak Zie ke night club dan Zie setuju. Sepertinya dia menantang Zie atau semacamnya. Aku khawatir Ben berniat buruk.
Ucapan Leon di telepon beberapa menit yang lalu terus berputar dalam benak John. Cengkeramannya di kemudi kian menguat tiap kali teringat tatapan yang Ben arahkan pada Zie saat dia menantang Zie bermain poker. Lelaki itu sama sekali tak menyembunyikan ketertarikannya. Dan sekarang ternyata dia masih berani mengusik Zie.
Sepanjang jalan, hanya itu yang dipikirkan John dengan kemarahan yang kian berkobar di tiap menitnya. Dia bahkan sudah membayangkan menghajar Ben jika berani sedikit saja bertindak kurang ajar pada Zie. Tak peduli di mana mereka berada.
Namun kini begitu ia memandangi bangunan night club dari balik kaca mobil, kemarahannya perlahan menghilang digantikan kenangan pahit yang memaksa keluar. Dan seperti biasa seiring kenangan dua tahun lalu yang kian meluap, perasaan aneh itu muncul lagi. Rasa kehilangan yang tak John mengerti. Seperti ada sesuatu yang dia lupakan.
Awalnya John tak benar-benar memperhatikan. Tapi perasaan itu terus saja muncul tiap kali dia melewati night club meski menggunakan mobil. Atau tiap kali melihat minuman beralkohol. Ada yang mengganjal di hatinya. Seperti seseorang yang hendak mengatakan sesuatu tapi tiba-tiba lupa apa yang ingin dikatakannya. John merasa seperti itu.
Cukup lama perasaan itu berkutat di hatinya dan John masih berusaha mengingat hingga akhirnya dia menyerah dan berpikir mungkin itu berkaitan dengan rasa sakit atas kematian sang papa dan rasa bersalah karena mencelakai seseorang dalam kecelakaan. Setelahnya John tak berusaha memikirkannya lagi. Tiap kali perasaan aneh itu muncul, dia hanya menghalaunya dari dalam pikiran.
Tapi kini, begitu dia benar-benar berada di depan night club dan berniat masuk, perasaan aneh itu datang kembali. Lebih kuat dan lebih mendesak seolah memaksa John mengingat apapun yang dia lupakan. Dia tak bisa menghalau perasaan itu seperti sebelumnya dengan cara berbalik pergi. Karena mau tak mau John harus masuk ke dalam sana dan menghentikan apapun niat Ben terhadap Zie.
Menghela napas, John melepas sabuk pengaman lalu turun. Dia bisa masuk dan menemukan keberadaan Leon serta Ben dengan mudah. Tapi tak ada Zie di sana.
"Mana Zie?" tanya John seraya duduk di kursi yang masih kosong. Di meja depannya ada lima botol minuman keras. Dua di antaranya sudah kosong dan satu lagi tinggal setengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Baby's Father (TAMAT)
Chick-LitJonathan Fabian harus mengawasi secara langsung proyek pembangunan di lahan kosong yang baru dibelinya. Di sana dia bertemu seorang wanita dengan bayi mungilnya yang secara aneh langsung membenci John di hari pertama mereka bertemu. Tentu saja John...