Putra

249 19 0
                                    

Hari ini aku tidak begitu banyak pekerjaan. Telfon ruanganku berbunyi

"Iya pak Mahen" ucapku
"Keruanganku sebentar" ucap Pak Mahen
"Baik pak" ucapku

Aku menuju rungan pak Mahen

"Ada pak" tanyaku
"Tolong periksa laporan keuangan perusahaan"
"Baik pak" ucapku
"Eh tunggu, kalau ndak salah ada karyawan kita yang akan menikah ya" ucap Pak Mahen
"Sepertinya iya Pak" ucapku
"Baiklah kau temani aku pergi kesana" ucap pak Mahen
"Maaf pak saya tidak bisa"
"Kenapa tidak bisa" tanya pak Mahen
"Tidak ada apa-apa pak" ucapku
"Kayaknya kamu bakalan ngajak perempuan deh" goda pak Mahen
"Maaf saya kembali kerja pak" ucapku meninggalkan pak Mahen

"Dasar Putra selalu menyembunyikan sesuatu" ucap pak Mahen tersenyum

Aku kembali keruanganku dan mulai mengerjakan pekerjaan. Terdengar pintu ruanganku di ketuk, aku mempersilakan masuk.
Aku melihat wanita yang sangat cantik dan yang sudah lama ingin aku dekati. Ya itu Melinda. Tapi sikapku tetap profesional karena ini di kantor. Bagai di sambar petir Melinda mengajakku ke acara pernikahan.

"Baiklah" ucapku tanpa penolakan

Setelah menerima jawabanku Melinda keluar dari ruanganku. Aku bisa bernafas panjang karena menutupi kegugupanku.

Sudah waktunya jam pulang kantor. Aku membereskan mejaku. Sedikit santai lantaran pak Mahesa sudah pulang.
Aku masuk kedalam mobilku. Sebelum pulang aku mampir dulu ke toko kue.
Aku masuk toko kue dan langsung memilih kue yang akan aku pesan.

"Aku mau yang ini" ucapku bersamaan dengan suara wanita di sebelahku
"Pak Putra" sapa Melinda
"Melinda" ucapku
"Kue ini buat pak Putra saja, saya bisa yang lain" ucap Melinda
"Tidak buat kamu saja Mel" ucapku datar
"Tidak .... Tidak pak" Melinda menolak
"Baiklah kita makan sama-sama kue ini. Mbak saya mau makan disini kuenya" ucapku

Aku melihat Melinda hanya bengong. Sekarang aku dan Melinda sudah satu meja, dan satu kue untuk berdua

"Silakan Mel" ucapku datar
"Pak Putra saja dulu" ucap Melinda
"ladies first" ucapku menatap Melinda

Melinda terlihat takut melihatku

"Mel, apa kau takut denganku" tanyaku
"Sedikit pak, secara pak Putra terkenal tidak banyak bicara di kantor jadi ... ups maaf pak" ucap Melinda terpotong
"Jadi apa ... " tanyaku
"Bukan apa-apa kok pak" ucapnya takut
"Terus kenapa kamu mengajakku kecara pernikahan Acha" tanyaku
"Itu .... Itu .... " ucap Melinda gugup
Mk k
Aku dengan santai me  m m . mmakan kue di depanku. Aku menunggu jawaban dari Melinda

"Itu karena aku kalah taruhan sama temanku. Maaf pak" ucapnya menundukkan kepala
"Em .... Jadi aku bahan taruhan" ucapku
"Tapi saya tidak bermaksud begitu pak" ucap Melinda
"Baiklah apa boleh buat" ucapku

Setelah pembicaran itu Melinda berpamitan untuk pulang

"Saya pamit pulang dulu pak" Melinda bangkit dari duduknya
"Tunggu, biar aku antar" ucapku
"Eh pak, tidak usah. Aku bisa naik taxi online" ucap Melinda
"Kalau tidak mengantar kamu pulang, besok saya jemput kamu gimana" ucapku

Akhirnya aku mengantar Melinda pulang. Tidak ada pembicaraan selama perjalan pulang.
Sesampai di rumah Melinda.  Melinda turun dari mobilku dan berpamitan.

"Terima kasih Pak" ucap Melinda
"Sama-sama" ucapku

Aku menunggu Melinda masuk kerumahnya. Setelah Melinda masuk kerumahnya, aku melajukan mobilku untuk pulang.

TBC

Budayakan vote dulu sebelum baca
😉😉😉😉
Selamat membaca

Melinda ( TAMAT ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang