《1》New House

1.2K 161 83
                                    

Selamat datang dan selamat membaca spin off dari cerita ANNASYA! 🙌

****

Sepasang kaki jenjang berwarna putih itu baru saja turun dari sebuah taksi yang mengantarkannya ke rumah berlantai dua dengan cat berwarna abu yang mendominasi.

Gadis itu semakin berjalan mendekati gerbang besar berwarna cokelat. Satu tangannya merogoh sesuatu dari dalam tas berwarna merah miliknya.

Setelah mendapat apa yang ia cari, gadis itu menghembuskan napas sebanyak tiga kali, lalu mulai memasukan kunci ke dalam gembok yang sudah mengunci gerbang cokelat itu selama dua bulan lamanya.

Gerbang tinggi berwarna cokelat itu terbuka dengan lebar, dengan perlahan sepasang kaki itu mulai berjalan menuju pintu utama rumah. Hatinya berdebar, ia merasa sangat asing dengan tempat yang ia pijak saat ini.

Setelah sampai di depan pintu utama, gadis itu memejamkan kedua matanya, kembali menarik napasnya dalam-dalam. Setelahnya iapun membuka pintu itu dengan perlahan.

Pintu sudah terbuka, pemandangan yang ia lihat pertama kali dari kedua netranya adalah ruangan yang barang-barangnya ditutupi oleh kain berwarna putih.

Gadis itu kembali melangkahkan kedua kakinya, membuka satu persatu kain yang menutupi barang-barang di rumah itu. Hingga akhirnya, ia tiba di hadapan sebuah figura besar yang menampilkan lima orang yang sedang tersenyum lebar menatap kamera.

Ia mencopot figura tersebut, kemudian ia berjalan munuju sofa dan mendudukan dirinya di sana. Kedua tangannya kini sudah memegang figura tersebut, ia menyunggingkan senyum dengan bibir yang nyaris bergetar, hatinya terasa sangat sesak, namun ia tidak menjatuhkan sedikitpun air matanya.

Satu tangannya bergerak, mengusap satu persatu orang yang berada di dalam figura tersebut.

"Ayah ... " Panggilnya pada sosok pria paruh baya yang menyunggingkan senyum lebarnya di sana.

"Bunda ... " Kini kedua matanya menatap lekat-lekat sosok wanita dengan wajah cantik dan keibuannya itu.

Setelah puas memandang sosok wanita itu, kini kedua matanya beralih menatap dua orang pria yang berumur beberapa tahun di atasnya. Keduanya terlihat begitu tampan, ia tersenyum tipis menatap gambar keduanya.

"Kakak?" Darahnya berdesir, ada perasaan yang teramat besar ingin bertemu dengan kedua orang itu, ia ingin merasakan pelukan hangat dari kedua orang yang ia sebut sebagai 'Kakak' itu.

Sudah puas, kini ia beralih menatap sosok gadis dengan senyum manisnya. Satu ibu jarinya mengusap wajah itu dengan pelan.

"Kamu mirip banget sama aku." Ia bermonolog. Kemudian, ia menyunggingkan senyumnya dengan lebar.

"Kamu udah pergi. Padahal kita belum pernah ketemu."

Ia meletakan figura tersebut ke atas meja. Kemudian mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Setelah sambungan teleponnya diangkat, ia langsung tersenyum senang. "Halo, Oma! Dira sudah sampai."

"Syukurlah, sayang. Kamu baik-baik saja kan?"

Gadis itu menundukan wajahnya, ia tersenyum dengan sendu menatap figura yang terletak di atas meja di hadapannya itu. "Dira baik, Oma. Jangan cemaskan Dira."

Terdengar hembusan napas panjang disebrang sana, namun tak berapa lama kemudian orang di sana kembali bersuara.

"Oma yakin Dira bisa melewati semuanya di sana. Tunggu Oma ya, sayang. Oma pasti menyusul kamu."

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang