"Bayyy Milly.. kami pulang duluan ya, semangat bersihin toiletnya.." suara indah Daisy memenuhi seisi kelas dan tentu saja membuat Milly menjadi malu.
Malu telah mengenalnya sebagai teman.
Eh gak deng.
"Milly, klo lo butuh bantuan gue, gue pasti bakal ada kok buat lo" kata si bucin Jake. Namun sayang tangan Jay udah duluan narik tangan dia.
"Udah ga usah banyak bacot ya bucin, lo bukan siapa siapa dia, ayo cepat, gue mau main di warnet!" kata Jay.
"Lah, holkay emang masih zaman main di warnet?" sindir Daisy yang kala itu sedang dilewati oleh kedua cogan kelas.
Tidak terima disindir, Jay angkat bicara.
"Terserah gue lah, mau warnet nya gue beli juga gue bisa, kenapa? Lo iri? Jake, ambil dompet gue nih, trus kasih ke dia" ucap Jay sombong sambil nunjuk dompet nya yang tebal.
Namun Daisy tetap gamau kalah.
"Permisi ya Pak Jay, orang sombong juga pasti mati kok, jadi hati hati klo ngomong, bay!"
Mendengar itu Jay semakin tidak terima dan ya, dia akhirnya mengejar Daisy dan sepanjang jalan terjadilah banyak perdebatan.
"Hahhh malah ditinggalin gue -_-" ujar Jake yang kini berdiri sendirian.
Sementara di kelas, Ella disana sedang memberi banyak bacotan kepada Nicholas. Namun yang membalas bacotannya adalah Hansel dan juga Niki.
"Heh Nicholas, pokoknya ya, gue gamau klo baju dan rok Milly basah sedikit aja, kalau sempat gue liat kuman dan noda membandel, itu mata lo yang kayak silet itu gue ubah jadi silet beneran" omel Ella.
"Lebay banget sih lo! Yang dihukum kan Milly, bukan lo! Lagian ya, kan yang dibersihin toilet, masa iya ga boleh basah, pikir dong baik baik!" jawab Hansel sambil nunjuk-nunjuk Ella.
"Gue ga ngomong sama lo ya! Gue ngomong sama dia!" jawab Ella pula sambil nunjuk Nicholas.
Tapi tetap saja, Nicholas cuma diam duduk dan main hp dengan santai.
Kalau Milly sih udah pijet pijet kening aja di belakang Ella.
"Udahlah Ella! Biarin aja kali mereka melakukan hukumannya, Nicholas juga ga bakal sudi kalau sampai bersentuhan sama Milly, yakan Nicholas?" tanya Niki memastikan.
"Hahhh udahlah udah, ga usah diperdebatkan, mending pulang aja lo semua, kalo dia gamau bersihin yaudah, paling besok dia yang dihukum sama Pak Kristoff, gue duluan ke toilet"
Nicholas menyandang tasnya lalu langsung angkat kaki keluar kelas."Hishhhh liat aja ya.." ancam Hansel ke Ella sambil berlalu bersama Niki.
" Apa lo?! Gue ga takut sama lo! Sini lo! Beraninya sama cewe aja lo!" tantang Ella.
"Hahhh.. udahlah La, gue ke toilet aja deh, lo pulang aja ok?" kata Milly yang kini udah mulai sedikit capek dengan sikap temannya itu.
"Okelah tapi kalo Nicholas ganggu lo lagi, langsung lapor ke gue ya?"
Milly meresponnya dengan anggukan malas. Kemudian Ella keluar kelas dan beranjak pulang ke rumahnya.
Setelah merapikan beberapa bukunya, Milly akhirnya keluar kelas. Namun yang langsung di dengarnya adalah..
"Cepetan! Gue gamau pulang pulang bau toilet"
Nicholas ternyata berdiri di koridor sambil melipat kedua tangannya. Mungkin ia sedang menunggu Milly.
"Lah, gue kira lo udah di toilet duluan"
"Tadinya mau kesana, tapi suami lo si Jake nyari masalah duluan sama gue"
"Suami gue? Apaan sih lo! Yaudah ayolah cepet! Gue juga gamau pulang pulang bau toilet"
Dan mereka berdua pun pergi bersama menuju toilet.
•~•~•~•~•~•~•~•~•
"Uhhhhh bau banget sih toilet pria! Lo semua berak ga siram ya?! Jorok banget sih!" ucap Milly jijik ketika masih berdiri di ambang pintu toilet pria.
"Bukan gue yang bikin ini bau!" sanggah Nicholas tidak terima dengan tangan yang menutupi setengah wajahnya.
Ya siapa yang tidak tahan dengan bau toilet ini. Baru saja membuka pintu, sudah menguak segala macam bau dari dalam toilet. Rasanya ingin muntah kalau lama-lama disana.
"Udah udah tutup dulu deh pintunya! Kita cari masker dulu, bisa mati gue menghirup aroma toilet kalian ini!" kata Milly sambil menutup pintu rapat-rapat.
"Cari masker dimana?"
"Ya di UKS pasti ada!"
"Yaudah lo aja yang ambil"
"Heh bangke, enak aja lo, kan lo dihukum juga!"
"Apa? Tadi pagi lo nyuruh nyuruh gue kan? Yaudah sekarang gantian gue yang nyuruh lo!"
Okey, di saat seperti ini, masih sempat-sempatnya berantem.
"Aduh Nicholas! Lo nyebelin banget sih!"
"Lo lebih nyebelin Milly!"
Milly diam.
Kemudian dia menghela nafas panjang sambil mengelus dada, berharap masih ada sisa-sisa kesabaran di dalam hatinya.
"Huhhhh.. jadi intinya, lo emang gamau pake masker kan?" tanya Milly.
"Kalo gamau yaudah biar gue ambil untuk gue aja" Milly pun langsung otw UKS.
Eits.
Tangan Nicholas ternyata lebih gercep dibanding kaki Milly.
Nicholas menahan tangan Milly kuat lalu berkata "Klo lo ga ambilin masker buat gue, gue bakal cium lo di depan Pak Kristoff"
Mata Milly membulat sempurna. Seketika nafasnya terhenti setelah mendengar ancaman mengerikan dari Nicholas.
Otomatis tangannya yang satu lagi pun langsung menampar pipi mulus Nicholas.
PLAK!!!
"Sembarangan lu ya! Cium dinding aja sono! Gatau malu!" omel Milly sambil meninggalkan Nicholas.
Nicholas yang udah ditampar pun masih sempat sempatnya mengancam.
"Lo balik ga ada masker buat gue, gue bakal langsung lakuin! Gue ga peduli!"
Yah, apa boleh buat, demi menjaga keperawanan bibir, Milly pun terpaksa melakukan hal yang diperintah oleh Nicholas.
Ngambil masker dua biji aja susahnya minta ampun ya.
Namanya juga udah musuh bebuyutan, ya masalah sepele doang pasti diribetin.
☑️ To Be Continued
☑️ Silahkan di vote dan di comment
☑️ Masih banyak ditemukan kesalahan dalam penulisan dan EYD, maklum sama pemula ya
☑️ Follow authornya dong ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Everyday Is Accident||I-Land
FanficCerita ini dimulai saat seorang laki-laki yang rumornya jarang tersenyum bertemu dengan perempuan yang bisa dibilang cukup menyebalkan. Tentu saja yang terjadi adalah perpecahan setiap saat. Apakah akan ada kedamaian di antara mereka?