05; flu

8 5 0
                                    

Nabastala kelabu, angin berhembus kencang diluar, menandakan akan segera turun hujan. Hari ini hari Rabu, dan aku tidak masuk sekolah karena terserang flu. Aku sudah bilang ke ibuku tidak apa-apa jika aku masuk sekolah hari ini, tapi dia bersikeras agar aku tetap dirumah saja untuk istirahat. Aku tidak bisa melawan, jadi ku turuti saja perintah dari si nyonya besar.

Aku sedang duduk di depan meja belajar sambil memakan sepotong roti lapis dan meminum segelas susu vanilla yang diantarkan oleh salah satu pegawai dirumah. Aku menatap ke arah jendela kamar, sudah mulai turun rintik hujan walaupun tidak terlalu lebat.

Tok tokk..

Terdengar suara ketukan pintu dari luar, aku tidak tau siapa, mungkin ibuku atau salah satu pegawai yang bekerja dirumah, karena tidak mungkin ayahku karena dia sedang berada di Swedia untuk beberapa hari ke depan, jadi kupersilahkan siapapun itu untuk masuk, "Masuk.." Ucapku.

Pintu kamarku terbuka, lalu muncul lah seorang wanita cantik paruh baya dengan wajah yang begitu awet muda dan ramah dari balik pintu.

"Hi dear! Kamu lagi apa?" Bisa ku kenali, itu suara si nyonya besar, ibuku.

"Mam? Lagi belajar" Sahutku.

"Loh? Istirahat aja dulu, nanti flunya ga sembuh-sembuh" Ujar ibuku khawatir, padahal putri kecilnya ini hanya terserang flu ringan.

"I'm good mam, aku juga takut ketinggalan pelajaran, dan prediksiku ini materi hari ini, karena kami udah bahas materi sebelumnya" Jawabku, lalu tersenyum ke arah ibu.

Ibuku menggeleng pelan melihat tingkah putri kesayangannya yang kelewat rajin, "Huft..yaudah, tapi harus tetep istirahat loh ya! Jangan terlalu dipaksa!" Ucap ibuku sambil mengelus lembut surai hitamku.

Aku mengangguk pelan sembari tersenyum ke arahnya.

"Kamu udah sarapan sama minum vitamin kan?" Tanya ibuku lagi.

Lagi-lagi aku mengangguk.

"Hm jadi gimana sekolah baru kamu? Kamu belum pernah cerita apa-apa loh ke mama" Tanya ibuku lalu duduk disisi tempat tidur.

Aku memposisikan tubuhku kearahnya, "Not bad, sejauh ini teman-temanku baik" Jawabku. "Yeojin, Herin, Nancy, Jiheon, Junkyu, Jungmo and—Jaemin, semuanya asik"

Ibuku tersenyum, "Wow..that's good honey, semoga kali ini mereka bener-bener jadi temen kamu ya"

Aku tersenyum gentir lalu mengangguk pelan. Ucapan ibuku barusan kembali mengingatkanku pada kejadian buruk saat masih di Finlandia. Ya, sejauh ini hidupku selalu dipenuhi hal-hal buruk, aku hanya ingin ketenangan, karena itu kami, aku dan ibuku memutuskan untuk pindah dan menyusul ayahku di Seoul.

"Okay, kalau gitu mama keluar dulu ya" Tuturnya lalu berjalan kearah pintu kamarku.

Sesaat setelah ibuku keluar lalu menutup pintu kamar, ponselku berdering menandakan ada pesan masuk. Ku lihat dari balik layar ponsel menampilkan satu pesan dari Jaemin.

Na Jaemin🐰
Hana?
Kamu beneran sakit?
Kenapa ga ngabarin?

Hana Lee
Loh? Udah kok Jaem
Tadi ibuku sendiri yang ngasih kabar ke sekolah

Na Jaemin🐰
Bukan itu
I mean, kenapa kamu ga ngabarin aku?

Tunggu, apa? Apa maksudnya? Kenapa aku harus ngabarin Jaemin?

Hana Lee
Kenapa aku harus ngabarin kamu?

Na Jaemin🐰
Hm, cuz I'm worried?

Serenity | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang