06; she's back

9 5 2
                                    

"Argh dasar Jisung sialan! Kenapa aku malah merasa bersalah dan khawatir gini sih ke dia?" Gumamku sembari menelusuri lorong mansion utama menuju ke second mansion dengan langkah sebal. Oke, ku akui itu salahku, tapi seharusnya dia tidak marah-marah tidak jelas seperti itu, aku kan tidak tau masalah mereka apa dan aku tidak sengaja, aku juga hanya berucap fakta, iyakan?

Kali ini aku tidak melewati lorong biasanya karena terlalu jauh dan aku sedikit lelah, jujur, ini pertama kalinya aku melewati lorong ini, ibuku selalu melarangku dan tidak ada satu orangpun dirumah yang berani melewati lorong aneh ini, tidak tau apa alasannya. Katakan saja aku bandel karena melanggar perintah ibuku.

Disaat aku sedang asik mengumpat, tiba-tiba langkahku terhenti tepat didepan tangga.

Tunggu..

Aku seperti merasakan ada seseorang yang barusan lewat menggunakan gaun tidur vintage berwarna putih kusam tepat disebelahku, tidak mungkin ibu atau pegawai rumah, karena bukan gaya mereka sekali dan—mereka juga tidak mungkin kesini.

Ku beranikan diri untuk menoleh ke belakang, bulu kudukku meremang dan benar! Aku mendapatinya, tengah berdiri menghadapku dengan senyum tipis terukir diwajah cantik nan pucatnya itu. Surai coklat hazelnya terurai, dia bahkan sangat cantik walaupun sudah—ekhm mati. Aku terlompat kaget saat melihat gadis cantik didepanku itu.

Oh gosh, she's back!

"Eonni?" lirihku, berusaha mendekati arwah mendiang kakak perempuanku yang tengah berdiri tak jauh didepan.

Dia masih berdiri disana, tetap dengan senyum manisnya, menatapku dalam. Tak ku sangka air mataku perlahan jatuh begitu saja, perasaanku berkecamuk dan sekujur tubuhku gemetar. Jujur, aku sangat rindu dengan kakak perempuanku. Dia meninggal sekitar 7 tahun yang lalu saat aku masih di Finlandia, dan sampai sekarang aku bahkan tidak tau penyebab kematiannya.

Dia pindah ke Seoul lebih dulu bersama ayah dan sesekali berkunjung ke Finlandia untuk melihatku dan ibu yang waktu itu masih mengurus bisnis disana. Aku bahkan tidak bisa menghadiri upacara kematiannya saat itu. Lagi-lagi ibu melarangku.

"Come here, sweetie" Ucapnya sambil merentangkan tangannya kearahku. "Woah, Lee Hana, you've grown"

Aku masih dengan langkah raguku dan air mata yang berderai, berusaha mendekatinya. Dan nyatanya aku sama sekali tidak takut dengannya.

"Eonni..is that you?" Tanyaku lirih, memastikan apakah dia benar-benar kakakku satu-satunya yang mati 7 tahun lalu.

"Yes Hana, come here!" Sahutnya. "Don't you miss me?"

Tidak salah lagi, dia benar-benar Lee Yoora, kakakku. Aku berusaha mendekatinya walau sekujur tubuhku gemetar dan jantungku berdegup kencang.

Tapi saat jarak kami sudah semakin dekat, tiba-tiba terdengar suara ibu yang tengah memanggil-manggilku diseberang, sontak membuat langkahku terhenti. Gawat, bisa-bisa aku dimarahi habis-habisan kalau ibu tau aku ada disini sekarang. Dengan berat hati akhirnya aku berbalik, melangkah kearah yang berlawanan dengan kakakku, "Hng..e-eonni i'm sorry" Ucapku pelan. Lalu berlari meninggalkannya disana. Dia hanya menatapku lembut tanpa berkata sepatah katapun.

Setelah beberapa langkah, aku memutuskan untuk menoleh ke arahnya lagi, dan—dia sudah hilang dari tempat tadi ia berdiri.

Setelah beberapa langkah, aku memutuskan untuk menoleh ke arahnya lagi, dan—dia sudah hilang dari tempat tadi ia berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Serenity | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang