Part 1

14 1 0
                                    

Byul telah menyerah dengan impiannya untuk menyelesaikan pendidikannya di jenjang S2-nya.

bukan masalah biaya, jika ditanya mampu tentu ia mampu bahkan untuk sampai gelar profesor sekalipun.

Tapi yang menjadi masalah adalah keadaannya, yang jauh dari kata normal.

Hari-harinya terasa begitu menyeramkan tanpa ada seorang pun disisinya, membuat ia selalu mengurung dirinya sendirian dikamar.

Byul tinggal sendirian dirumah sepeninggalan kedua orang tuanya yang berada di Canada.

Orang tua Byul merupakan seorang pengusaha yang bergerak dibidang makanan.

Orang tua Byul juga dikenal sebagai seorang yang dermawan dan baik hati.
Mereka sering mensponsori banyak panti asuhan dan bahkan mereka secara mandiri telah mendirikan sebuah panti asuhan yang mereka beri nama panti asuhan Sarang.

Keluarga Byul merupakan sebuah keluarga yang harmonis, saling mencintai satu sama lain.

Tapi suatu hari sebuah pristiwa tragis yang pastinya takkan pernah ia lupakan terjadi.

Peristiwa yang merenggut seluruh anggota keluarganya. Kala itu ia masih duduk di bangku SMP.

Juni 2010, tepat dihari pengumuman kelulusannya.

Awalnya semua berjalan seperti biasa, ia yang tertawa lepas bersama dengan teman-temannya disekolah, berdiri dengan bangga kala namanya disebut sebagai siswa jenuis dengan nilai tertinggi, lulusan terbaik.

Kemudian Byul merayakannya dengan teman-temannya hingga larut malam.

Jam sudah menunjukkan hampir tengah malam ketika ia menjejakkan kaki didepan rumahnya.
Saat itu hujan turun dengan lumayan deras diiringi dengan suara gemuruh.

Seperti biasa ia langsung masuk kedalam rumah dengan memberi salam tanpa tahu apa yang terjadi didalam sana.

"Aku pulang!"

Begitu masuk kedalam rumahnya tampak gelap gulita, sunyi seolah tak ada siapapun dirumah.

Ah, mungkin mereka ingin memberiku kejutan? Batin Byul senang,

memikirkan jika begitu ia menekan saklar lampu, orang tua dan kakaknya akan mengucapkan selamat dengan meriah.

"Aku pulang, eomma, appa, aku mendapatkan nilai ter-" ucapannya menggantung seiring dengan tanggan yang melayang diudara.

Tubuhnya membeku seketika ketika dengan jelas ia melihat bercak darah dimana-mana. Pikiran buruk mulai menggerayapi pikirannya. Dengan nafas tersengal ia berjalan kesana kemari mencari keberadaan orang tua dan kakaknya.

"Eomma, appa... Dimana kalian?" Suara Byul yang awalnya ceria itu kini terdengar begitu lirih. Takut jika apa yang terjadi adalah kemungkinan terburuk yang ada.

"Eonni... ini tidak lucu, cepat keluar" Ia berusaha menyingkirkan segala pikiran negatifnya, berharap jika semua ini hanyalah keisengan sang kakak.

Ia sudah mengelilingi seisi rumah, mulai dari kamar kedua orang tuanya, kamar kakaknya, miliknya dan bahkan kamar mandi hingga lantai atas rumahnya. Tapi tak seorang pun ia temukan.

"Eonni! Eomma! Appa!" Byul terus berteriak dengan suara yang makin keras, bahkan sampai tenggorokannya terasa perih, tapi tak seorang pun menyahut.

Hingga sebuah pemandangan mengerikan tertangkap matanya, ia hanya berdiri mematung dengan wajah yang pucat pasi.

Disana, ada ayah dan ibunya tengah tergeletak tak berdaya dipinggiran kolam renang, dengan darah dimana-mana.

I Can See Death | ft KDNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang