bel Istirahat berbunyi menandakan Jam istirahat. para murid beramai-ramai keluar dari kelas masing-masing.sambil membereskan bukunya Rose mengajak sahabatnya itu “Lisa yaa mari kita hampiri eonni Jennie di kelasnya,” mereka memanggil Jennie dan Jisoo dengan sebutan eonnie walaupun usia mereka hanya terpaut satu tahun.
“kajja! cacing di perutku sudah bergemuruh” Ucapnya sembari menarik pergelangan tangan Rose.
“Pabo yaa Lalisa! bisakah kau bersabar sedikit, buku ku berantakan lagi karena mu!” Omel Rose kepada Lisa, pasalnya gadis itu langsung menarik tangan nya membuat buku yang ingin ia masukkan kedalam tas jatuh berserakan di meja.
“aigoo sudah lah nanti saja kau bereskan, lagipula kita hanya ingin makan di kantin bukan pulang.” Ajaknya sembari menarik tangan Rose lagi.
“fuck u Lalisa” umpat Rose sekecil mungkin agar tidak di dengar sahabatnya itu.
“aku mendengarnya pabo! kalau mengumpat jangan didepanku. Kuping ku sangat tajam akan umpatan mu itu.”
≈≈≈
kini mereka—Rose dan Lisa sudah di kantin bersama Jennie
“Nini yaa, kau ingin memesan apa?” Tanya Lisa sembari mendudukkan bokongnya itu di kursi kantin.
“jaga ucapan mu pabo! eonnie lebih tua dari mu” Ucap Rose.
“Yaa! kita satu angkatan tidak apa-apa sekali-kali memanggilnya dengan sebutan nama, lagipula kita hanya berbeda satu tahun. Iya kan Jen?” sahut Lisa meminta pembelaan dari Jennie.
“ahaha sudah-sudah kalian berdebat terus, aku pusing lihatnya. ucapan Lisa ada benarnya kok, kita hanya berbeda satu tahun, kalian boleh memanggilku dengan nama atau sebutan eonnie tidak masalah.” akhirnya Jennie melerai mereka, sudah pusing akan perdebatan dua sejoli itu.
“terserah kalian saja lah aku menyerah. Lalisa, pesankan aku Nasi Goreng Kimchi dan Jus Jambu, kau jadi kan mentraktir ku.”
“mentraktirmu dalam pasal apa?” tanya Lisa dengan raut wajah kebingungan.
“Ya! jangan pura-pura lupa bodoh, tadi kau memilih tantangan untuk mentraktirku saat istirahat hari ini”
“huh! kau mengingatnya, baiklah- baiklah, Nini pesan apa?” tanya Lisa kepada Jennie.
“aku pesan Jus alpukat saja, sedang diet,” Jawab Jennie.
“baiklah, tunggu sebentar ya kawan-kawan.” Ucap Lisa lalu beranjak meninggalkan meja kantin itu.
“Eonnie, emm—” Panggil Rose ragu kepada Jennie.
“kenapa? ingin cerita? cerita saja nanti sepulang sekolah akan ku telfon” potong Jennie langsung menebak apa yang dipikirkan Rose saat ini.
“aigoo menyebalkan, kenapa kau memotong ucapan ku. aku belum selesai bicara,” Ucap Rose sembari menunjukkan raut mukanya berpura-pura mengambek kepada gadis didepannya saat ini.
“baiklah-baiklah, kau ingin bicara apa?”
“pertama, mari kita jenguk Jisoo eonni sepulang sekolah. ia sedang demam saat ini, untuk yang kedua emm—”
“untuk yang kedua aku sudah tahu, pasti tebakan ku benar. jika ingin cerita jangan sungkan denganku, ungkap kan saja semuanya itu akan terasa sebagian beban mu hilang jika di ungkapkan. nanti malam aku telfon ya?” Potong Jennie lagi.
“baiklah, tebakan eonnie ku memang selalu benar,” Rose pasrah, Eonnienya ini memang selalu benar dalam menebak, “eonnie, terima kasih ya kau sudah mendengarkan cerita ku, aku sangat bersyukur mempunyai teman cerita seperti mu. ku kira kau akan menjauh ternyata tidak, maaf untuk pikiran buruk ku ini.” Ucap Rose sangat tulus disertakan senyum tipisnya.
“sama-sama, buat apa aku menjauh? aku tahu kau pasti sangat terpuruk dan ingin mempunyai teman yang menerima apa adanya, jangan sungkan jika denganku. mau peluk? sini mendekat,” tawar Jennie sembari menepuk samping kursinya itu.
Rose pun menerima pelukan itu dengan senang hati. mengeratkan pelukannya kepada Jennie—terasa seperti di peluk ibu disaat dirinya masih kecil, rasanya sangat terharu dan ingin menangis dipelukan Jennie saat ini jikalau ia tidak ingat bahwa tempat yang ia duduki ini adalah kawasan kantin.
“hey kalian kenapa berpelukan seperti itu? wah wah aku tidak diajak” Ucap Lisa sambil berkacak pinggang setelah menaruh nampan yang berisi makanan itu.
“ahahaha kemari Lalisa biar kupeluk kalian semua” Ucap Jennie lalu merentangkan kedua tangannya lagi.
Lisa pun menerima pelukan itu dengan senang hati, langsung berpelukan bersama Rose dan Jennie.
'sekali lagi terima kasih ya tuhan..' batin Rose.
©Lulaxynaa, 2020
Seperti biasa, jangan lupa tinggalkan jejak berupa vomment agar cerita ini berlanjut.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝[depressed]❞
Krótkie Opowiadania❛depresi❜ putus asa, merasa tak berguna untuk hidup, pernah berfikir untuk bunuh diri, merasa terpuruk. - hidup dari anak broken home memanglah susah, selalu merasa iri ketika melihat keluarga lain bahagia. semua itu sudah Rose rasakan. ° s...