Bagian 5

9.4K 214 4
                                    

Ebook di playstore buku
Pdf order di wa +62 822-1377-8824
(No cut, no sensor)

🖤🖤🖤🖤


Bisakah kau menghapus noda itu?

Noda yang telah menghiasi seluruh tubuhku.

Seorang pria duduk dengan gelisah di ruangan tamu rumahnya, wajah tampannya terlihat pucat sesekali dia meringis menahan sakit akibat luka di wajah dan tubuhnya.

Dion dengan tidak sabar berdiri dan melangkahkan kakinya berjalan ke arah pintu, pria itu mencemaskan istrinya, saat Dion membuka pintu terlihat Nilam berdiri di ambang pintu rupanya istrinya baru saja sampai dan berniat masuk ke rumah.

"Sayang, apa kau baik baik saja? Apa mereka melukaimu?" tanya Dion penasaran.

Nilam hanya diam membisu dan masuk kerumah, melalui suaminya yang menatapnya bingung, dengan lunglai wanita itu berjalan ke arah kamarnya, Dion yang menyaksikan sikap istrinya yang aneh segera berlari menghampiri istrinya masuk ke dalam kamar.

Dion melihat sekeliling kamar tapi dia tidak menemukan Nilam disana, hanya pakaian istrinya yang tadi dikenakannya tergeletak di lantai, wanita itu berada di kamar mandi yang ada di kamar mereka.

Klek .

Pintu kamar mandi tak terkunci dengan pelahan Dion masuk ke dalamnya, menemukan istrinya telanjang, basah dengan air sower membasahi tubuhnya.

Nilam berbalik menatap Dion yang mematung memandangi dirinya, Mata Nilam memerah menahan tangisannya. Seluruh tubuhnya penuh dengan tanda merah keunguan dan memar di leher serta lengannya.
Dengan perlahan Dion menghampiri istrinya, mereka terdiam sejenak.

"Aku ternoda," bisik Nilam sedih. Bayangan mengenai kejadian semalam membuatnya merasa benar-benar kotor.Dion meraih tubuh istrinya memeluknya erat matanya berkaca kaca.

"Tidak ada yang akan berubah Nilam, semua akan baik baik saja," bisik Dion pelan.

Nilam menangis dengan histeris, Dion hanya bisa memeluknya erat menenangkan istrinya.

***

Di tempat lain Sean baru saja sampai di salah satu clubnya setelah mengantar Nilam kerumahnya, di sepanjang perjalanan hanya keheningan tercipta, Sean tidak ingin memulai pembicaraan pada Nilam, dia takut tidak bisa menahan nafsunya hanya karena mendengar suara wanita itu, Nilam langsung keluar dari dalam mobilnya saat sampai di depan rumahnya, sementara Sean dengan cepat melajukan mobilnya menuju ke arah club miliknya.

Nilam...

Sean menyebut nama wanita yang baru beberapa jam lalu membuatnya hampir gila, wanita itu seakan bisa merusak akal sehatnya hanya karena sentuhannya.

Salah seorang pria dengan setelan jas rapi menghampiri Sean, pria itu menundukkan kepalanya memberi hormat pada Sean.

"Ada apa tuan memanggil saya?" tanya pria itu menatap tuannya.
Sean bersandar santai di kursi kebesarannya, dia melemparkan sejumlah uang dan kunci mobil ke atas meja.Pria itu masih terdiam bingung dengan maksud tuannya itu.

"Aku ingin kau menemui pria yang bernama Dion dan serahkan uang dan kunci mobil itu," perintah Sean.

"Dion yang sering berjudi dan bermain dengan para pelacur di club anda?" tanya pria tadi.

"Kau benar Aldo serta suruh dia menemuiku malam ini, aku ingin memberikan pekerjaan untuknya, aku dengar dia baru saja di pecat dari perkejaannya," kata Sean.

"Apa ini tidak berlebihan, Tuan? Orang itu banyak meminjam uang ke club yang Tuan sendiri tahu jumlahnya tidak sedikit. Dia tidak mampu untuk membayarnya," jelas Aldo.

Sean mengambil gelas winenya meminumnya sampai tandas, pria itu kemudianmemainkan gelas kristal tersebut.

"Ini sebuah permainan, aku akan memberinya fasilitas, membawanya terbang ke atas dan dengan cepat ku hempaskan ke dasar neraka," ujar Sean menyeringai.

Aldo yang paham maksud tuannya langsung menunduk permisi mengambil sejumlah uang di atas meja dan berlalu pergi.

Permainan akan dimulai....
Si tolol itu tidak akan bisa membodohinya, suatu saat Sean berjanji dalam hatinya akan memberi perhitungan pada Dion.

Sean membenci bila ada orang yang merugikan dirinya dan seandainya Nilam ikut andil dalam perilaku suaminya, dia bersumpah membuat hidup wanita itu menderita dan melemparkan tubuhnya ke para hidung belang.

Sean mengambil botol winenya dan menuangkan di gelas, meminumnya lagi, pikirannya sedang tidak fokus hanya Nilam yang ada di benaknya, sepertinya dia perlu pelampiasan sekarang. Pria itu mencoba menghubungi seseorang di telepon.

"Suruh salah satu jalang ke ruanganku," perintah Sean.

Telepon ditutup secara kasar, Sean membenci dirinya sendiri yang tidak bisa menahan hasratnya, sebenarnya dia hanya meinginkan Nilam tapi dia akan mencoba dengan salah satu jalang tercantik di clubnya mungkin dia hanya perlu sex di siang hari.

Di jual suamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang