JALAN

69 7 2
                                    

Keesokan harinya...

"Gue lupa lagi minta nonya"
Gerutu Grace yang lupa menanyakan berapa nomor telfon Gerald.

Tiiinn...

Namun tiba-tiba ada suara kelakson motor dari depan rumah Grace, siapa kah itu?

Grace dengan tergesah menuruni tangga dan segera melihat keluar siapa yang berada di depan rumahnya. Dengan wajah terkejut Grace melihat Gerald menaiki moge berwana hitam.

"Eh loo.." Ucap Grace terbata.
"Lo udah rapih?" Tanya Gerald.
"Lo tau dari mana alamat rumah gue?" tanya Grace balik.
"Lo gue tanya malah balik nanya" Sahut Gerald.
"Jawab dulu" Ucap Grace.
"Ga penting gue tau alamat lo dari mana, yang penting sekarang lo udah rapih atau belum" Jelas Gerald.
"Sebentar, gue tinggal ambil tas ke kamar" Jawab Grace.

Berlalu meninggalkan Gerald di halaman rumahnya, Grace yang masih dalam keadaan bingung kembali menaiki anak tangga menuju kamarnya, bergegas kembali menemui Gerald.

"Udah?" Tanya Gerald.
"Ayo, lo bawa helm? Atau gue ambil helm gue sendiri?" Ucap Grace.
Tanpa mengatakan apapun Gerald memberikan helm yang ada di kursi belakang motornya kepada Grace.
"Ee.." Grace bingung.
"Naik" Ucap Gerald.

Semua siap, Gerald menggas motornya cepat membuat pergerakan mendadak dari Grace tanpa sengaja Grace memeluk Gerald. Canggung adalah mereka sekarang.

Aview moment laters..

Mereka sampai di tujuan, mall Alam Sutra.

"Turun" Ucap Gerald.
"Eh iya" Sahut Grace.
"Lo mau masuk kedalem pake helm?" Tanya Gerald.
"Eehh iya" Jawab Grace canggung.
"Biasa aja kali" Celetuk Gerald.

Mereka berjalan meninggalkan parkiran, berlalu menaiki eskalator. Grace berjalan sembari melamun berjalan berlawanan arah dengan Gerald.

Gerald yang sadar akan hal itu bergegas menyusul Grace.

"Lo mau kemana?" Tanya Gerald.
"Ehhh" Grace masih canggung.
"Jalan yang bener bisa ga sih?" Celetuk Gerald.
"Eh iya maaf" Jawab Grace.
"Ck" Celetuk Gerald.

Gerald meraih tangan Grace, menariknya kasar. Grace berjalan mengikuti arah Gerald, kini mereka bergandeng tangan.

"Menurut lo kado yang bagus apa?" Tanya Gerald.
"Eh,, em.. Apa ya? Mungkin kalung?" Jawab Grace.
"Oke kita ke toko perhiasan" Sahut Gerald.
"Eh oke" Grace.

Berjalan mengitari mall, mencari dimana letak toko perhiasaan yang dimaksud. Berjalan bersama, menyusuri lorong waktu.

Ditengah perjalanan, Gerald bertemu dengan teman-temannya.

"Wah dong wah, yang kemaren berantem sekarang jalan berdua" Celetuk Arga.
"Wahhh" Sahut yang lain bersamaan.

"Apaan anjir gue mau nyari kado buat bunda" Jawab Gerald.
"Bunda Ultah? Wah makan-makan dong" Sahut Oji.
"Iya nanti lo semua di undang kerumah" Jawab Gerald.
"Oke lah" Sahut Arkan.

"Btw, ngapain kalian disini?" Tanya Gerald heran.
"Nyari janda" Celetuk Given.
"Hm" Jawab Gerald.

Berlalu meninggalkan teman-temannya, menarik tangan Grace. Kembali menyusuri mall.

"Eh kok maen pergi aja?" Tanya Grace bingung.
"Lo mau di katain sama Regal?" Celetuk Gerald.
"Ehh em" Grace.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ❀

Mereka sampai ditoko perhiasaan, Gerald melihat-lihat.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya pelayan di toko tersebut.
"Saya cari kalung, ada?" Jawab Gerald.
"Ada mas, sebentar ya" Jawab pelayan tadi.

"Mas-mas, ada kali tampang gue kayak mas-mas" Celetuk Gerald pelan.
"Hahaha" Tawa Grace pelan, mendengar ucapan Gerald.
"Ngapain lo Ketawa?" Tanya Gerald.
"Engga" Jawab Grace.

Pelayan tersebut kembali sembari membawa beberapa kalung.

"Ini mas, bisa diliat-liat dulu" Ucap pelayan.
"Iya mba" Jawab Gerald.

Mengalihkan pandangan ke arah Grace.
"Menurut lo yang mana?" Tanya Gerald.
"Yang liontinnya bulan bagus" Jawab Grace.

Gerald mencoba memasang kan nya ke leher Grace, mencoba mencocokan kalung tersebut.

"Oke mba saya ambil yang liontinya bunga" Ucap Gerald.

"Klo lo ngambil yang bunga, terus apa faedahnya lo nanya ke gue tadi brengsek" Grace dalam hati.

"Baik mas, saya bungkus dulu" Ucap pelayan tersebut.

Hadiah sudah dibungkus, mereka berlalu meninggalkan toko.

"Sekarang mau ngapain?" Tanya Grace.
"Lo laper?" Tanya Gerald.
"Iya nih" Ucap Grace.
"Yaudah ayo makan" Jawab Gerald.

Mencari place, mereka tiba disebuah kedai ramen.

"Mba!" Teriak Gerald memanggil pelayan.
"Iya mas?" Tanya pelayan.
"Saya mau ramen exstra beef, minumnya air putih, lo?" Ucap Gerald, sekalian bertanya pada Grace.
"Samain aja" Jawab Grace.
"Oke, ditunggu" Ucap Pelayan.

"Ekhem" Celetuk Grace.
"Kenapa?" Tanya Gerald.
"Gue mau minta maaf" Jawab Grace.
"Buat?" Tanya Gerald.
"Rahang lo" Jawab Grace.
"Oh" Sahut Gerald.

Ramen mereka datang, berhenti dengan percakapan mereka. Kini mereka menyantap ramen masing-masing, makan dalam hening.

"Ekkhheee" Grace tersedak.
"Eh..minum-minum, minum dulu" Gerald panik.

Grace meminum air pemberian Gerald.

"Makan tuh pelan-pelan" Ucap Gerald.
"I-iya" Jawab Grace.

Kembali melanjutkan makan, suap demi suap mereka telan. Kini suap terakhir mereka selsai.

"Pulang?" Tanya Grace.
"Bayar dulu" Ucap Gerald.
"Iya lah klo itu gue juga tau" Jawab Grace.

Meninggalkan Grace menuju kasir.

"Sial-sial, kenapa gue harus mau ikut dia" Gerutu Grace.
"Bilang apa lo?" Tanya Gerald.
"Eh-eh engga" Jawab Grace panik.
"Ayo" Ajak Gerald.

Kembali menaiki motor, mereka berjalan menuju arah rumah Grace. Berlalu menyusuri jalan sore hari, dalam diam mereka bersama. Tak tau apa yang ditulis Tuhan.

"Turun" Ucap Gerald.
"Eh udah nyampe" Jawab Grace.

"Oke byeee!!" Ucap Grace.
"Ekhem, helm gue balikin" Celetuk Gerald.
"Eh iyaa" Ucap Grace.

Tiba-tiba clip helm Grace macet, tiba-tiba juga Gerald turun dari motornya menghampiri Grace yang kesulitan tanpa ragu membantu.

"Buka clip aja kok ga bisa" Celetuk Gerald.
"Asal lo tau ini tuh macet!!" Gerutu Grace.

Helm, sudah terlepas. Kini Gerald kembali keatas motornya,

"Besok temenin gue maen basket sama temen-temen gue" Jawab Grace.
"Masih belum cukup ya hari ini?" Tanya Grace.
"Ya iya lah bego" Jawab Gerald.
"Biasa aja kali" Celetuk Grace.

Tanpa memperdulikan Grace, Gerald melaju meninggalkan Grace ditempat.

"Dasar cowok gila" Ucap Grace.

"Cewe aneh" Ucap Gerald.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -❀

Ntah, takdir macam apa yang sedang Tuhan tulis untuk ku.”

-Gracelia-

BRIGESTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang