Garis Kasih

1

Suasana Jakarta pagi ini sangat cerah. Jangan lupakan satu hal yang menjadi ciri khas Kota Jakarta; kemacetan.

Di tempat yang sama, di waktu yang berbeda.

Seorang wanita berlari menuju sebuah kafe. Ketika ia hendak menarik gagang pintu, waktu seakan berhenti. Seperti ada energi yang membuat waktu berputar kembali ke masa 10 tahun yang lalu.

Brughhh...
Dia terjatuh, menimpa seorang pria muda berusia 25 tahun.

"Apa yang terjadi?" Tanya wanita itu pada dirinya sendiri, seakan lupa pada orang yang ditabraknya.
"Ada apa denganmu? Kau datang dari mana? Tabrakanmu menyakitiku!" Pertanyaan bertubi-tubi datang dari lelaki yang menjadi korban tabrakan itu.
"Apa aku bermimpi?" Wanita itu masih kebingungan dengan kejadian yang barusan menimpanya.
"Kau harus minta maaf padaku!"

Tiba-tiba alarm berbunyi, menandakan ia harus segera tiba di acaranya.

"Tuan, tadi aku berlari seperti biasa ke sini, lalu menarik gagang pintu. Di sana ada CCTV. Lihat saja kalau tidak percaya," Jelas wanita itu yang merasa bahwa dia tidak bersalah.
"Apa maksudmu? Mau menyalahkanku?" Nada bicara lelaki itu sangat terdengar tidak bersahabat.
"Bukan. Ada urusan mendadak yang harus ku urus. Jika Anda tidak apa-apa kita sudahi saja. Permisi," Wanita itu pergi dengan terburu-buru meninggalkan laki-laki yang masih kesal itu.

Setelah sampai di tempat yang dituju, wanita itu terkejut dengan apa yang dilihatnya.
"Ini bukan desain tema langitku," Kenapa semuanya berubah? Kenapa tidak sesuai perencanaan?

Alin Miora, wanita berusia 33 tahun yang bekerja sendiri selama 10 tahun, dan baru mendapatkan kesempatan naik posisi sebagai Direktur Perancangan Perusahaan Soulmate. Tidak akan membiarkan kesalahan terjadi pada acara dan memberi celah pada siapa pun.

_____

"Direktur Jiaosen, kenapa Anda terlambat? Acara peresmian sudah dimulai," Tanya Ryan Sin, sekretaris Jiaosen setelah melihat bosnya datang dengan nafas terengah-engah.
"Di jalan ada gadis gila yang menggangguku!" Jelas Jiaosen yang membuat sekretarisnya terkejut. Gadis gila? Siapa?

Ya, pria itu adalah Jiaosen Ryadi. Dia adalah pembisnis termuda abad ini. Kembali dari luar negeri 6 bulan, tidak pernah ke acara publik, tidak pernah tampil di media, tidak pernah mau diwawancarai. Dia adalah putra tunggal Presdir Perusahaan Hong Yu dan akan menjadi penerus Perusahaan Hong Yu. Dia juga merupakan pria yang ditabrak oleh wanita bernama Alin Miora itu.

Direktur Jiaosen sudah siap dengan acara wawancara bersama para reporter majalah berita. Penampilan perfect, dengan setelan jas berwarna merah hati.

"Ryan Sin, bagaimana penampilanku?" Tanya Jiaosen pada sekretarisnya untuk memastikan bahwa penampilannya sudah sempurna.
"Tampan!" Jawab sekretarisnya dengan mantap.
"Oke mulai," Jiaosen menjentikkan jarinya dengan perintah bahwa acara tersebut bisa segera dimulai.

Sekretaris Jiaosen pun membuka acaranya. "Para rekan media sekalian, saya mewakili Perusahaan Hong Yu menyambut kalian dalam acara Tuan Jiaosen Ryadi.

Sementara di belakang panggung Jiaosen melatih dirinya agar tidak gugup saat wawancara berlangsung, "Halo semua reporter. Saya Wakil Presdir Perusahaan Hong Yu. Para hadirin ..."
Braakkk...
Belum sempat Jiaosen menyelesaikan latihan, ada seseorang yang menabrak dan mencekal tangannya. Wanita gila itu lagi!

"Kau lagi. Kau sedang apa?" Dua kali Jiaosen ditabrak dan dibuat kesal oleh wanita itu.
"Dimana Johny? Aku sedang mencarinya," Wanita itu mencari seseorang yang merencanakan tema acaranya.
"Tidak ada yang bernama Johny di sini. Lepaskan tanganmu! Setelan jas ini sangat mahal!" Sungut Jiaosen melihat jasnya ditarik-tarik wanita itu.

Dannn,
Crreeggggttt! Robek!
"Kauuuu?!!" Jiaosen marah melihat jasnya robek gara-gara wanita gila ini. Padahal sebentar lagi dirinya harus wawancara.
"Satpaamm!! Usir wanita gila ini!" Satpam langsung menyeret wanita itu keluar.