05. Sang Penolong

18 0 0
                                    

Ada saatnya semua akan terlihat dan lo paham alasannya
-Anggie Indri Girta-

Flashback on

"Bos, besok kita jadi nyerang, kan?" tanya Radit setelah melihat inti geng Thunder telah lengkap berkumpul di markas mereka setelah menunggu Danial yang harus menemui Pak Bambang sepulang sekolah tadi.

"Iya" jawab Danial singkat.

"Besok lo ikut turun?" tanya David

"Iya" jawab Danial.

"Besok kita turun sama anak kelas berapa, bos?" tanya Darwin.

"Gimana kalau kita bawa anak kelas 11 aja?" usul Aldo

"Oke" jawab Danial menyetujui ucapan Aldo.

"Oke fix, kita turun jam 11 pagi sama anak kelas 11. Gue bakal hubungin anak kelas lain. Iyakan?" tanya David

"Iya." jawab Danial menyetujui ucapan David.

5 inti geng Thunder kemudian sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang main game, ada yang makan, bahkan ada yang sibuk main tiktok dengan sound "Akang Gendang" yang lagi viral. Siapa lagi kalau bukan seorang Raditya Mahendra. Wajah ganteng memang tak menjamin kelakuan baik. Bukti nyata adalah Radit. Dia malah mengajak inti Thunder yang lain untuk nengikutinya.

"Win, yuk ikut joged... asli enak banget beuh" ajak Radit.

"Ogah, najis gue gituan." tolak Darwin.

"Vid... lo ma... "

"Lo ngomong lagi gue sleding kepala lo!" potong David yang langsung membuat Radit diam. Tentu saja dia masih sayang dengan kepalanya. Apa jadinya jika wajah gantengnya nanti kena sleding David?

"Woy, pada mau kemana lo pada? Kok malah pergi?" tanya Radit kebingungan. Tak lama kemudian Aldo keluar dari kamar mandi dan heran kenapa hanya Radit yang tinggal di markas.

"Kok lo sendiri? Yang lain mana?" tanya Aldo.

"Pulang... mereka gaada yang mau gue ajak main tiktok. Lo mau gak main tiktok bareng gue?" kata Radit. Namun Aldo malah meraih kunci motor dan jaketnya dan berjalan keluar markas.

"Najis." teriak Aldo yang sudah menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan markas.

"Sabar Radit... Orang sabar mukanya makin ganteng." kata Radit sambil mengambil kunci motornya dan segera bergegas pulang.

Diperjalanan menuju rumahnya Danial melihat sekelompok anak SMA Harapan memaksa seorang gadis yang memakai seragam yang sama denganya untuk masuk kedalam mobil. Danial menuju kesana dan turun dari motornya. Dan membereskan masalah kecil itu. Dia bahkan dapat mengalahkan mereka tanpa terkena pukulan sekalipun. Cukup lemah pikirnya, lalu ia berjalan kearah gadis yang masih berdiri ketakutan. Entah sihir apa yang membuat seorang Danial tertarik pada gadis didepannya ini. Dia melirik nametag gadis itu "Felicya Angela Gralse" nama yang akan dia ingat. Dia mengikat bandana yang biasa diikatnya di tangan kanannya ke lengan kanan gadis itu karena lengannya tergores dan sedikit mengeluarkan darah.
Dia kemudian mengantarkan gadis itu sampai kerumahnya.

"Makasih udah nolongin Ciya." Ucapnya setelah sampai di depan rumahnya.

"Hm," jawab Danial dan tanpa disadari dia tersenyum kecil di balik helm full facenya.
Bayangkan, seorang Danial tersenyum hanya karena ucapan terimakasih dari seorang gadis.

Flashback  off

Danial kembali meneruskan perjalanannya.
Beberapa menit kemudian dia sampai di rumahnya. Rumah megah namun tampak sunyi. Danial menghela nafas setelah melihat bahwa garasi rumahnya hanya ada mobilnya. Itu artinya orangtuanya belum pulang dari luar kota hampir satu bulan. Saat membuka pintu rumahnya. Dia disambut oleh Mbok Inah, pembantu di rumah mereka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FelicyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang