Rasakan

2 1 0
                                    

Jadilah diriku untuk sesaat
Rasakan amarahku yang bergejolak
Lihat mata merahku dengan cermat
Tenangku ini hati yang berteriak

Rasakan
Tamparan telak pada hati
Rasakan
Tatapan tajam yang membenci

Rasakan
Telinga yang berdengung panas
Rasakan
Lidah yang terasa pedas

Rasakan
Bau asap yang tajam
Rasakan
Aura hitam yang kejam

Amarahku yang melambung tinggi
Kekecewaanku yang terasa pahit
Jiwa dan ragaku yang terbakar
Rasakanlah itu semua untuk sesaat

🍃

25 Agustus 2020
@sarebu01
__Revi Bunga

Note: kalau mau adil, lihat dari semua sudut pandang. Dari apa yang kamu rasa mungkin kamu benar, tapi coba pikirkan dari sudut pandangku yang juga memiliki alasan.

Aku diam bukan berarti sedang baik-baik saja. Justru itu caraku menghindari pertengkaran sengit yang tidak akan ada ujungnya. Kamu menyalahkanku karena aku diam? Silakan!

Kamu juga pernah marah bukan? Aku juga. Pikirmu aku tidak punya hati, begitu? Dengan gampangnya kamu bilang aku tidak berguna dengan mulut kurang ajarmu itu.

Mari bercermin! Kamu punya sisi lemah, begitupun aku. Aku menerima sisi lemahmu, aku tak mempermasalahkan itu, aku tidak mengungkitnya. Tapi mengecewakan. Kau malah sebaliknya. Mari kita rasakan bersama-sama amarah kita masing-masing! Berani kah kamu?

Sayangnya, kita tidak bisa bertukar otak. Jika bisa, aku yakin kamu akan paham apa yang aku pikirkan selama ini. Alasan kenapa aku selalu diam, berhati-hati, dan alasan lainnya.

BaitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang