O2

35 12 38
                                    

Aku masih bingung harus melakukan apa. Jaemin yang sedang bersama nya pun melirik ke arah ku menatap dengan tatapan seakan bertanya 'ada apa?'.

Badanku beku saat Jeno ikut melirik ke arahku. Sepertinya badanku sedang gak bisa di ajak bekerja sama sekarang.

"Heh, kenapa? Kenapa kamu natap ke arah mereka terus?" Aku merasa ada seseorang yang menepuk bahu ku dari belakang.

"Gapapa, Jun. Mungkin efek kelamaan gak ketemu hahaha," jawabku pada seorang yang bernama Renjun itu.

Pria itu lalu mengangguk. "Yaudah, ayo kita samper Mark aja," ajak laki-laki bermata sipit itu padaku.

Oh Sharon, kenapa kau bodoh?

Mau ditaruh di mana harga diriku sekarang?

Saat sampai ke tempat Mark dan yang lain, aku langsung di banjiri pertanyaan oleh mereka.

"Lo kenapa ngeliat gue tadi? Suka ya? Ahahaha," tanya Jaemin sambil terkekeh padaku.

Ya Tuhan, bagaimana ini? Aku sangat bingung dan gak tau harus menjawab apa.

Tunggu dulu, daritadi Jaemin hanya bersama Jeno kan? Lalu kalau Jaemin disini, maka --

"Dia bisu?"

-- Ya Tuhan, bolehkah aku mengutuk keadaan ini?

"Hush! Enak aja kalo ngomong," bantah Mark sambil menyikut lengan Jeno.

"Ya tadi kan ditanya sama Jaemin, trus dia ga jawab-jawab. Trus gue tanya, bisu apa gima--"

"Aku gak bisu, jangan asal ngomong," jawabku menyela perkataan anak itu.

Jeno pun hanya manggut-manggut lalu duduk disamping renjun.

"Terus kenapa tadi ngeliatin Jaemin sama Jeno kayak orang bingung?" Tanya Lia -- teman sebangku ku -- sambil menyeruput minumannya.

Lalu mereka semua menatapku dengan penuh tanda tanya.

Shit! Aku benci keadaan ini!

Aku sudah berkali-kali mengode Mark supaya membawaku pergi dari sini, ya Tuhan.

Sekali lagi, aku menghentakkan kaki ku dengan pelan agar Mark tau maksudku.

"Oh? Eh maaf ya -- gue sama Sharon mau ke tempat latihan dulu," ucap Mark lalu bangkit dari duduknya.

Syukurlah Mark mengerti kode ku yang terakhir.

"Yaudah," ucap Teman-teman ku.

---

"Tadi emang kenapa kamu ngeliatin Jaemin? Eh tunggu-- Jaemin apa Jeno?" tanya Mark saat kita sudah ada di dalam mobil miliknya.

"Enggak, dari kemaren aku penasaran banget Jeno yang mana," jawab ku lalu menguap.

"Uwaahh, nguapnya udah kayak gorilla!" ejek Mark sambil membekap mulutku yang masih setengah terbuka.

"Berisik!"

Mark tertawa.

"Oh ya," kata Mark sambil ikut menguap.

"Apa?"

"Kamu tau Jeno pindahan dari mana?"

"Darimana? Aku enggak tau," ucap ku sambil mengangkat kedua bahu ku.

"Sama, aku juga gatau HAHAHAHA," kata Mark sambil tertawa keras-keras.

"Astaga Mark Lee, kenapa aku bisa temenan sama kamu sih?" tanya ku sambil menghela napas dalam-dalam lalu melihat ke arah Mark.

𝗆𝖺𝗇𝗂𝖺𝖼Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang