5

167 25 1
                                    

Jungeun dan Jiwoo berjalan menjauh dari lapangan
"Wah wah wah.. lihat siapa yang baru bertemu dengan romeonya" ujar Jiwoo dengan nada jail, "hei jalannya pelan dong" Jiwoo berusaha menyejajarkan langkahnya dengan Jungeun
Jungeun hanya tersipu tanpa menghiraukan perkataan Jiwoo, mereka berjalan terlalu cepat dan Jiwoo tidak berhenti menjaili Jungeun sehingga mereka tidak sadar Jungkook berjalan dari arah berlawanan dan mereka pun bertubrukan dengan Jungkook
Mereka bertiga pun terjatuh, "aduh" Jungkook mengelus pantatnya yang tepat menghantam lantai, Jungkook segera bangkit dan membantu Jiwoo berdiri
"Maaf kak" ujar Jiwoo membungkuk sambil mengelus pinggangnya
"Oh kau rupanya" ujar Jungkook mengulurkan tangannya pada Jungeun, Jungeun meraih tangan Jungkook yang membantunya berdiri
Tangannya tadi bertabrakan dengan tangan Jungkook yang lebih besar dengannya, "maaf kak" ujar Jungeun membungkuk sambil menahan rasa sakit di tangannya
"Gak apa, salahku juga main hp saat berjalan" ujar Jungkook tersenyum menenangkan
"Kalian mau pulang ya? Hati-hati di jalan" ujar Jungkook mengedipkan matanya pada Jungeun sebelum dia kembali berjalan, Jungeun hanya tersenyum melihatnya
"Apa itu?" tanya Jiwoo sambil berjalan keluar sekolah
"Apanya?" tanya Jungeun balik
"Kakak itu baru saja mengedipkan matanya padamu"
"Oh gatau.. mungkin ada debu di matanya"
Jiwoo hanya menghembuskan napasnya dengan pasrah, perempuan secantik temannya itu memang sudah seharusnya disukai banyak laki-laki
"Katanya mau makan tteokbboki, kenapa berhenti disini?" ujar Jungeun keheranan karena Jiwoo malah duduk di halte bis
"Besok saja dehh, panas banget, pengen cepat pulang" ujar Jiwoo merajuk
"Ayolah aku lagi pengen banget tteokbboki, nanti kubayarin Caprisun deh" ujar Jungeun
"Okeee" Jiwoo bangkit dari duduknya dan segera berjalan
"Dasar" Jungeun tertawa melihat Jiwoo yang bersemangat akan dibelikan Caprisun

***

"Lama banget" Jinsoul melipat tangannya di depan dada saat melihat Jungkook berjalan menghampiri mereka, Jungkook hanya nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal
"Sorry, eh kau anak baru di kelas kita kan?" Jungkook baru menyadari Jinsoul bersama Sooyoung
"Iya" ujar Sooyoung
"Kau nggak banyak bicara ya sepertinya" Jungkook masih nyengir
"Ayo sekarang saja, keburu malam" ujar Jinsoul, "eh Sooyoung mau ikut?, kita mau ke St*rbucks sebentar"
"Aku gak bawa uang banyak, aku langsung pulang saja"
"Jangan khawatir, Jungkook katanya mau mentraktir kita kok" Jungkook tersenyum palsu mendengarnya, dalam pikirannya dia sudah melemparkan Jinsoul dari atap sekolah
"Ayolah, hanya sesekali ini dia baik" ujar Jinsoul meyakinkan, Sooyoung menerimanya dengan perasaan tidak enak
"Tidak apa, hari ini aku dapat uang tambahan dari ayahku karena ini hari pertama sekolah" ujar Jungkook meyakinkan, ia juga tidak enak melihat Sooyoung, tidak mungkin kan dia melarang dia ikut
"Eh cola ini buatku ya" ujar Jungkook langsung menyambar cola pemberian Jungeun tadi dari tangan Jinsoul
"Heeyy dasar" ujar Jinsoul kesal saat Jungkook sudah meminum cola itu, dia hanya nyengir jail melihat Jinsoul kesal
Segera dilemparkannya kaleng cola kosong itu ke tempat sampah
Mereka sampai di St*rbucks dan segera memesan minuman lalu berbincang sejenak sambil meminum minuman mereka
"Kenapa kau menemui pelatih? Sejak kapan kau masuk grup olahraga?" tanya Jinsoul heran
"Oh bukan, sebetulnya tadi aku main bola, lalu aku menendangnya terlalu kencang jadi memecahkan kaca jendela ruang olahraga" ujar Jungkook sambil nyengir
"Kau bodoh sih" Jinsoul menyeruput minumannya, dia tidak heran kalau Jungkook sering mendapat masalah di sekolah, walaupun bukan masalah yang terlalu besar
"Ngomong-ngomong kau ini pindahan darimana?" tanya Jungkook pada Sooyoung
"Busan" jawab Sooyoung dengan ramah
"Wahh ada hal besar apa sehingga kau pindah kesini?" ujar Jungkook tertarik
"Hahaha tidak banyak kok, ayahku mendapatkan kerja dari kenalannya di sini, makanya dia membawa kami semua ke Seoul" jelas Sooyoung sambil menikmati minumannya
"Ohh memangnya di Busan gak kerja?" tanya Jungkook, Jinsoul langsung menendang kakinya dari bawah meja dengan tatapan garang, jelas saja pertanyaan itu sangatlah tidak sopan apalagi Sooyoung termasuk orang baru di lingkungan
Jungkook meringis kesakitan sambil mengelus betisnya, "maaf pertanyaanku tidak sopan"
"Gak apa, iya ayahku sempat cedera karena bekerja di bagian konstruksi di Busan, dia gak bisa kerja selama beberapa waktu jadi saat temannya menawarkan pekerjaan disini ayahku sangat gembira dan membawa kami pindah kesini" jelas Sooyoung
"Ahh begitu.. syukurlah ayahmu mendapat kerja lagi" ujar Jinsoul
"Ah ngomong-ngomong, terima kasih ya sudah di traktir, maaf aku jadi merepotkan dan mengganggu kencan kalian" Jungkook menoleh dan menatap Sooyoung dengan wajah terkejut sementara Jinsoul tersedak oleh minumannya
"Siapa yang kencan?!" Ujar Jinsoul dan Jungkook hampir bersamaan membuat Sooyoung terkejut
"Eh? Loh.. kukira kalian.."
"Enggak sama sekali, siapa juga yang mau pacaran sama bayi?" ujar Jinsoul
"Siapa yang kau bilang bayi, penyihir?" ujar Jungkook tidak terima, mereka pun lantas beradu mulut di depan Sooyoung
"Aduh, kalau kalian begini malah seperti pasangan sma yang sedang bertengkar" ujar Sooyoung dalam hati, tapi dia senang juga sudah mendapatkan teman
"Jadi ibumu juga pindah kerjanya?" tanya Jinsoul
"Ayah dan ibuku bercerai saat umurku 10 tahun dan saat adikku masih berumur 2 tahun, aku sudah lama tidak mendapat kabar darinya" ujar Sooyoung tanpa merasa sedih sedikit pun
Kini giliran Jungkook yang menginjak kaki Jinsoul dengan santai sambil menyeruput minumannya, "aww.. ma-maaf ya" ujar Jinsoul kesakitan
"Gak apa, aku senang terbuka dengan kalian, kalian baik" ujar Sooyoung tersenyum senang
"Kau bisa mengandalkan kami, jika kau butuh apa-apa jangan sungkan minta bantuan kami" ujar Jungkook
Sooyoung mengangguk gembira
"Ah sudah jam segini, sebaiknya aku segera pulang, ayahku pasti menunggu" ujar Sooyoung setelah melihat jam tangannya
"Eh kalo begitu bareng saja" ujar Jungkook berdiri dari duduknya
"Aku akan ke tempat kerja sekarang saja" ujar Jinsoul ikut berdiri dari duduknya
"Eh? Bukannya ini sejam lebih awal dari shiftmu?" tanya Jungkook sambil melihat jam tangannya
"Gak apa apa, lagian aku kan tinggal menunggu saja, Sooyoung kau naik bus ke arah mana?"
"Kesana"
"Baiklah, kita searah, kalau begitu berpisah disini ya" ujar Jinsoul melambaikan tangannya pada Jungkook "Hati-hati kalian" Jungkook melambaikan tangannya pada mereka berdua lalu berjalan menuju halte
Tepat saat mereka menunggu di halte, bis yang searah dengan tujuan Jinsoul dan Sooyoung sampai, mereka berdua segera menaikinya
"Kau part-time?" tanya Sooyoung
"Iya, aku part-time di minimarket"
"Aku juga, aku part-time di restoran pizza dekat sekolah kita"
"Wah, aku sempat ingin bekerja disitu, tapi karena restorannya ramai sekali aku jadi sering kecapekan" ujar Jinsoul meringis
"Iya, ramai sekali disana, aku mendapatkan shift di hari selasa, rabu, dan jumat, bukan main ramainya, apalagi saat weekend, tapi pemiliknya sangat ramah dan sering memberi upah lebih pada karyawannya" jelas Sooyoung
"Iya, Pak Choi, kan? Beliau memang ramah sekali" ujar Jinsoul mengenang
"Ah aku berhenti disini, sampai jumpa besok" Jinsoul melambai pada Sooyoung dan segera turun dari bis
Jinsoul segera memasuki minimarket tempatnya bekerja part-time
"Selamat sore" ucapnya saat memasuki minimarket
"Wah Jinsoul, kebetulan banget" seorang laki-laki bertubuh jangkung dan mengenakan kacamata tampak mengalihkan perhatiannya dari bukunya saat Jinsoul memasuki minimarket, dia segera menghampiri Jinsoul
"Kau datang lebih cepat?" tanyanya
"Iya, aku akan menunggu kok.."
"Ah tidak perlu, kau mau tidak menggantikanku sekarang juga? Aku ada kencan buta dan aku sama sekali belum siap-siap" ujar laki-laki itu bersemangat
"Kak Jinwoo? Kencan buta? Kukira kau hanya tertarik dengan buku-buku" canda Jinsoul
"Ah kali ini gebetanku di kampus ikut kencan buta ini juga, makanya saat temanku bilang begitu aku langsung bersemangat, ternyata Tuhan memihakku dan mendatangkan kau kesini untuk membantuku"
"Hahahahah dasar lebay, sudah sana siap-siap, biar aku yang urus ini" ujar Jinsoul geli melihat tingkah laku Jinwoo
Laki-laki bernama Jinwoo itu segera melepaskan rompinya dan memberikannya pads Jinsoul, rompi itu merupakan seragam dari minimarket
"Ah iya, pilih saja ramyeon kesukaanmu, aku yang traktir" ujar Jinwoo sambil menggendong tasnya lalu dengan segera melambaikan tangannya dan keluar dari minimarket, Jinsoul hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

***

Sooyoung sampai di kontrakan tempatnya, "aku pulang" ujar Sooyoung membuka pintu
"Kakak~" adik laki-lakinya yang berumur 10 tahun segera menghampiri Sooyoung dengan semangat
"Kakak, kakak, coba lihat apa yang ayah masak" adiknya itu melompat-lompat gembira
"Yaampun, Soobin, kalau kau melompat-lompat begitu nanti bisa roboh tempat ini" canda Sooyoung
Dia masuk kedalam setelah melepas sepatunya
"Ayah, kenapa tiba-tiba beli daging?" tanya Sooyoung kaget
"Ayah baru saja dapat gaji pertama, tuan itu memberi gaji lebih cepat hari ini karena beliau akan berpergian keluar negeri untuk pekerjaan" ujar ayahnya dengan raut wajah gembira
"Benar? Syukurlah" Sooyoung senang melihat raut wajah ayahnya yang cerah
"Sudah kau mandi saja dulu, nanti ayah siapkan makan malamnya" Sooyoung menurut dan pergi ke kamar untuk mandi dan mengganti bajunya
Selesai mandi ia segera bergabung untuk makan
"Kau bilang kan pengen makan Chapaguri dengan daging seperti di film Parasite" ujar ayahnya memberikan semangkuk chapaguri dengan daging sapi diatasnya
Dilihatnya adiknya yang sudah makan dengan lahap tanpa sadar mulutnya belepotan, Sooyoung segera mengambil tisu dan mengelap mulut adiknya itu
"Ayah, apa tidak apa-apa beli daging sekarang?" tanya Sooyoung, ayahnya bangkit dari duduknya dan mengambil sesuatu di kamar, dia keluar membawa sebuah amplop lalu memberikannya pada Sooyoung. Sooyoung keheranan dan membukanya, dilihatnya uang yang sangat banyak untuk gaji seorang supir pribadi.
"Itu gaji pertama ayah, ditambah uang bonusnya" ujar ayahnya sambil menikmati makan malam, "beliau sangat baik hati orangnya, ramah, dan murah senyum" ayahnya menaruh sumpitnya dan menatap kedua anaknya dengan serius
"Tadi Tuan Kim juga menawarkanku untuk menempati kamar pegawainya, aku sudah melihatnya dan itu cukup besar untuk kita bertiga, Sooyoung akan dapat kamar sendiri" ujar ayahnya
"Berarti kita pindah rumah, yah?" tanya Soobin kegirangan
"Benar, Tuan Kim bilang kalau dia memiliki seorang anak perempuan, mungkin kau bisa menemaninya selama Tuan dan Nyonya Kim berpergian" jelas ayahnya pada Sooyoung
"Oh makanya banyak kardus-kardus di kamar" gumam Sooyoung, "berapa umur anak Tuan Kim?"
"Dia baru saja masuk SMA, sekolahnya sama dengamu loh"
"Perempuan atau laki-laki?"
"Perempuan" Sooyoung menghembuskan napas lega
"Kapan kita akan kesana?"
"Belum tahu karena Tuan Kim sepertinya sangat sibuk" ujar ayahnya memakan daging, tiba-tiba suara telpon ayahnya berbunyi, saat melihat layar telpon, ayahnya tampak terkejut dan senang.
"Siapa?" tanya Sooyoung penasaran
"Pak Kim memperbolehkan kita untuk berkunjung besok, kita akan kesana saat kalian pulang sekolah" ujar ayahnya, Soobin lagi-lagi melompat-lompat kegirangan membuat Sooyoung harus menghentikannya karena dia tidak mau mengganggu tetangga.
"Besok aku ada part-time, berarti aku cuti saja sehari" ayahnya menyilangkan kakinya dengan serius
"Sooyoung, berhentilah kerja sambilan" ujar ayahnya
"Apa? kenapa?" ujar Sooyoung heran, bukan pertama kalinya ayahnya menyuruhnya berhenti kerja sambilan tapi Sooyoung memang selalu heran karena mereka membutuhkan uang
"Sekarang ayah sudah dapat pekerjaan tetap, gajinya sudah lumayan dan kita juga akan pindah ke tempat yang lebih layak untuk kita, ayah juga ingin agar kalian fokus sekolah" jelas ayahnya
"Baiklah" 
"Eh? Semudah itu?" pikir ayahnya dan adiknya keheranan, biasanya Sooyoung akan selalu mempertahankan kerja sambilannya dengan alasan sebagai simpanan


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Letter [LipSoul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang