3

265 35 3
                                    

"Yang tadi itu tidak lucu sama sekali" ujar Jiwoo saat dia dan Jungeun berjalan kembali ke kelas masing-masing, "mereka seharusnya tahu tempat untuk bercanda, apalagi mereka itu senior loh" ujar Jiwoo.
"Jiwoo, kukira tadi kau ikut tertawa" ujar Jungeun heran
"Eh.. yah.. tadi aku tertawa sebentar mendengar nama panggilan itu, tapi begitu melihat ke kakak kelas yang maju tadi agak bergetar dan gugup aku jadi merasa bersalah.." ujar Jiwoo.
"Ya.. kau benar.. tidak lucu sama sekali.. pasti dia sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya tapi ledekan di saat-saat seperti itu tidak lucu sama sekali" ucap Jungeun.
"Ledekan itu tetap tidak lucu walaupun tidak di saat-saat seperti itu" ucap Jiwoo kesal
"Siapa tadi nama kakak kelas itu?" tanya Jungeun
"Jung Jinsoul? Aku dengar dia berada di ranking 1 paralel sejak kelas 1" ujar Jiwoo, "aku mau tahu apa dia beneran manusia" Jungeun tertawa mendengarnya
"Maksudku.. ada ternyata manusia sepintar itu" ujar Jiwoo heran
"Tentu saja kalau kalian mau berusaha" Jungeun dan Jiwoo kaget saat mereka mendengar suara di belakang mereka, ternyata orang yang sedang mereka bicarakan berada tepat di belakang mereka.
"Terima kasih ya, aku berhutang padamu" ujar Jinsoul menepuk bahu Jungeun lalu pergi menuju kelasnya.
"Eh?" Jiwoo terheran mendengar perkataan Jinsoul barusan. Jiwoo menoleh pada Jungeun yang hanya diam saja, "heeii apa inii" Jiwoo mencubit pipi Jungeun karena wajahnya memerah.
"Ayo ke kelas" Jungeun mempercepat langkahnya
"Heiii Kim Jungeun jawab akuu" ujar Jiwoo menyejajari langkahnya.
Sementara itu Jinsoul yang berjalan menaiki tangga menuju kelasnya menghadapi pergolakan batin.
"Dasar bodoh, kau ini ngapain sihh" Jinsoul terus merutuki dirinya setelah apa yang diucapkan barusan, memang hal itu refleks.
"Dia pasti berpikir aku orang aneh, baru saja ketemu tiba-tiba sudah mengatakan hal seperti itu" Jinsoul memukul kepalanya sendiri
"Hei, Jingolas apa yang kau lakukan?" ujar Jungkook melihat Jinsoul berbicara pada dirinya sendiri. Jinsoul tidak menghiraukan Jungkook dan langsung menuju ke kelasnya. Jungkook yang heran dan tidak menyadari apapun hanya mengendikan bahunya karena dia mengira mungkin saja Jinsoul lelah setelah berpidato.
Padahal sebenarnya Jinsoul masih kesal dengan apa yang terjadi saat pembacaan pidatonya, dan satu-satunya orang yang dekat dengannya malah ikut tertawa dan itu sangat menjengkelkan.
Kembali pada kelas Jungeun dan Jiwoo yang baru saja menyelesaikan homeroom mereka, kelas tampak ramai karena saling berbincang dan berkenalan. Jungeun menjadi pusat perhatian kelas terutama para laki-laki. Bisa dibilang dia anak yang paling menarik perhatian sekelas dengan visualnya yang seperti idol.
"Jungeun, apa kau trainee di salah satu agensi?" tanya salah seorang teman sekelasnya
"Hahahah enggak" ujar Jungeun tertawa, "aku gak ada niatan mau jadi idol"
"Wah sayang sekali wajahmu dan fisikmu itu benar-benar sempurna untuk jadi idol"
"Kau sudah punya pacar?"
"Boleh minta nomormu?"
"Skincaremu apa saja sih?"
"Serius bibirmu itu sempurna sekali bentuknya"
Semua pertanyaan yang sering dilontarkan oleh kebanyakan orang pada Jungeun dijawab satu persatu dengan sabar walaupun dia sudah sangat sering menanggapi pertanyaan-pertanyaan tersebut.
"Waahh.. kau memang benar-benar terkenal" ujar Jiwoo saat istirahat makan siang
"Hah enggak biasa aja" ujar Jungeun merasa tidak enak
"Hm?" Jiwoo memajukan bibir bawahnya dan menunjuk pada kerumunan di belakang mereka.
Jungeun menoleh kebelakang dan beberapa anak laki-laki yang tadi memperhatikannya langsung memalingkan wajah seperti tidak terjadi apa-apa.
"Kau serius bukan trainee idol? Atau keturunan idol? Atau saudaranya idol?" tanya Jiwoo memastikan
"Bukan ya ampun" ujar Jungeun kembali menyantap makan siangnya
"Hmmm" Jiwoo memberikan tatapan menyelidik pada Jungeun, berharap temannya itu tidak berbohong.
"Ayahku insinyur, ibuku pengacara, kakek nenekku dulunya akuntan, dan aku ini anak tunggal" ujar Jungeun meyakinkan Jiwoo, Jiwoo kembali tersenyum riang dan melahap makan siangnya.
"Jiwoo" panggil Jungeun, Jiwoo menoleh padanya
"Kau tahu apalagi tentang Kak Jinsoul?" tanya Jungeun
Jiwoo tampak berpikir, "entahlah, aku hanya tahu tentang dia karena saat di auditorium tadi banyak yang membicarakan tentangnya, memangnya kena..." Jiwoo menghentikan omongannya dan tersenyum penuh arti pada Jungeun
"A-apa?" Jungeun merasa aneh
"Kau belum jawab pertanyaanku.. kenapa wajahmu tiba-tiba memerah saat Kak Jinsoul menghampiri kita tadi?" Jiwoo mendekatkan wajahnya pada Jungeun dengan senyum anehnya
"E-enggak kok.. a-aku enggak" Jungeun pura-pura meminum susu pisangnya.
"Kim Jungeun, aku tau kita baru saja kenal tapi kau ini orang yang mudah dibaca gerak-geriknya dan kau tipe yang sulit berbohong" ujar Jiwoo membuat wajah Jungeun kembali memerah.
"Tuhh kann" Jiwoo semakin menjaili Jungeun
"Uhh Jiwoo" mereka berdua pun tertawa
...
Jungkook seperti biasa menikmati makan siangnya bersama temen-temannya. Jinsoul seperti biasa memakan bekalnya di mejanya.
"Yaaaakk Jung Jinsoul" Jungkook menepuk pundak Jinsoul dan membuatnya kaget. Untung saja makanannya sudah ditelan.
"Kau mau membunuhku ya?" Ujar Jinsoul meminum air putih dalam tumblrnya.
"Hei Jeon Jungkook jangan ganggu Jingolas saat makan siang" ujar salah satu temannya yang berkumpul di pojok kelas. Jungkook hanya tertawa mendengarnya namun Jinsoul berusaha tidak mempedulikannya sambil kembali menghabiskan makan siangnya.
"Kau kenapa?" Ujar Jungkook duduk di bangku depan meja Jinsoul.
Jinsoul hanya menatap Jungkook sebentar lalu kembali menghabiskan makan siangnya. Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung dengan sikap Jinsoul. Dia kembali pada kerumunan teman-temannya di pojok kelas. Jinsoul menatap keluar jendela, bunga-bunga dari pohon sakura yang bermekaran sudah mulai gugur tertiup angin, sebentar lagi musim panas. Dari jendela dia bisa melihat lapangan sepak bola langsung dan juga pohon-pohon sakura yang berjejer rapi. Jinsoul menghembuskan napasnya, makan siangnya telah habis dan hanya tinggal sekotak susu yang belum dia minum.
Dia meminum susu itu sedikit karena sudah kenyang, di taruhnya susu itu diatas mejanya, berharap dia bisa menghabiskannya setelah kelas selanjutnya selesai.
"Hei, Jung Jinsoul, tangkap!!" Jungkook tiba-tiba mengayunkan bola kearah Jinsoul, tapi karena Jinsoul tidak siap sama sekali, bola tersebut meleset dari tangannya dan mengenai susu di mejanya. Susu tersebut tumpah dan mengenai rompi yang dipakainya.
Teman-teman Jungkook yang menyaksikan tertawa melihatnya, sementara Jungkook khawatir Jinsoul akan berteriak padanya dan memukulinya. Tapi ternyata Jinsoul langsung berjalan keluar. Jungkook jadi semakin merasa bersalah, lebih baik Jinsoul meneriakinya dan memukulinya sepuasnya daripada dia diam saja.
"Hei, tidak lucu" ujar Jungkook pada teman-temannya yang masih tertawa, dia pergi menyusul Jinsoul.
"Jeon Jungkook sialan" Jinsoul berjalan menuju toilet. Saat dia akan masuk ternyata di pintu toilet terdapat tulisan bahwa toilet sedang diperbaiki.
"Bagus" ujarnya kesal, sekarang dia harus turun ke lantai satu untuk ke toilet lain, dan itu artinya dia akan bertemu lebih banyak orang yang melihat noda putih krim yang lengket di rompinya.

Love Letter [LipSoul]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang