Anneth?

256 24 7
                                    



     Hari itu,menjadi hari Deven yang sungguh tak menyenangkan,semua berubah menjadi hitam,gelap,tak tau kemana arah yang dia tuju.Rasa sesak itu muncul bersama penyesalan.

"Eh neth,lo disini?"tanya Friden ketik sampai di kantin

"Emang kenapa den?Lo nyari ucha ya?dia gk masuk hari ini"Jawab Anneth bertubi-tubi

"Lah siapa nyari ucha,no Deven malah nyusul lo ke kelas" jawab friden santai

"Paling juga bentar lagi nyampe"balas Joa sambil memakan batagornya

"Biiiii kaya biasa ya dua" teriak friden ke bi surti

"Noh baru aja diomongin"tunjuk uwa dengan sendok yang masih dipegangnya

    Deven menuju kantin dengan seperti biasa,gaya yang menebar pesonanya itu.Ia berlagak seperti tidak terjadi apa apa

"Lo telat,lo yng bayarin makanan gw"cerocos friden ketika deven baru saja duduk di sebelah Anneth

"Baru aja gw sampai,santuy atuh den" balas deven santai

     Bi surti datang dengan membawa dua piring batagor,dan dua gelas jus mangga.

*****

   Bel pulang sekolah berbunyi,suara emas bagi anak anak sekolahan pastinya.Semua berhamburan keluar kelas.Deven kini sudah menunggu tepat di depan kelas Anneth

"Neth kata mama kamu jangan lupa beliin sepatu bua lifia sekolah" jelas Deven saat Anneth sudah keluar dari kelas

"Iya dev,kita singgah dulu ya,aku duluan ya uwa joa"pamit Anneth

"Eh iya neth hati hati ya,jagain sahabat gw,lecet gw picek lo"tegas joa dengan nada dengan penuh penekanan

"Ah bawel lu jo"balas Deven yang kemudian meanrik tangan Anneth untuk segera pergi dari sana

 Sebelum pulang,  Anneth dan Deven singgah di sebuah toko sepatu yang tidak terlalu besar.Anneth mengajak deven untuk bantu memilih,tetapilelaki itu memilih untuk menunggu di motor.

    15 menit kemudian Anneth keluar dengan sebuah kantong plastik berisi kan sebuah kotak.Ternyata lama juga ya batin deven.

"Ayo dev" sapa Anneth yang membuyarkan lamunan Deven

  Deven tak mengubris perkataan Anneth,ia hanya langsung menyalakan motornya,lalu melaju di padatnya jalan Jakarta.

"Ada cerita apa gak gitu neth"tanya Deven membuka pembicaraan di jalan.Nada bicara Deven masih sperti biasanya,tak bergetar sedikit pun

"Cerita apa dev,ga ada yang beda,flat kaya biasanya"

"Masa sih neth,masa ga ada gitu yang mau diomongin?"tanya Deven meyakinkan Anneth

"Ya emang ga ada kan dev,oo atau kamu mau au ceritain gimana aku nawar sepatu tadi?"jawab Anneth dengan candaan

   Deven tak membalas perkataan Anneth,atmosfer disekitar berubah,menjadi kan sebuah kecanggungan

"Jangan bilang kamu cemburu ya liat aku tadi dipanggil ke ruang guru sama si Galang?" tanya Anneth lagi

    Deven masih terdiam tanpa suara,bergulat dengan apa yang dipikirkannya saat ini.Tanpa terasa mereka sudah berada di depan rumah Anneth

"Makasih ya dev,mau singgah dulu gak?"  Anneth membuka pemicaraan

"Kenapa kamu berlaga pura pura gak tau neth?" tegas deven dengan datar

   Anneth tampak kebingungan,jelas,karena dari tadi tidk ada pembicaraan yang berarti tapi tiba tiba Deven bertanya seperti itu

"Maksudnya apa dev?"tanya Anneth butuh kejelasan

      Deven menarik nafasnya dalam,mencoba untuk menahan emosinya,ia sudah beberapa kali myeakinkan Anneth untuk berbicara,namun gadis berambut panjang ini tak menjelaskan apapun yang Deven harapkan

"Kenapa kamu sembunyiin ini dari aku neth?"tanya deven sekali lagi,entah butuh berapa kali ia meyakinkan Anneth untuk bicara sejujurnya sedangkan gadis di depannya ini maasih kebingungan

"Sembunyiin apa dev,ah kamu ngaco ah ga ngerti aku" jawab Anneth yang segera melangkah masuk,Anneth mengira deven pasti cemburu melihat ia dengan Galang tadi.

   Anneth melangkah menuju pagar rumahnya,sedangkan Deven masih diam di atas motornya

"Jangan berlaga gak tau neth,lo tau siapa yang ngambil hp gw,lo lindungi orang yang jelas jelas salah,mungkin kalo lo jujur sebelumnya rasa sakit ini gak mungkin sesakit ini neth,gw bisa beli lagi hp itu dan lo tau itu.Masalahnya gw udah menyesal gak percaya sama sahabt gw sendiri,yang jelas lebih dulu gw kenal,lo waktu itu tau neth,kenapa lo berdiam diri menutupi sebauh kebenaran,apa karena dia sahabat lo?Gogo juga sahabat gw neth,dan bagusnya lo dan sahabt lo ucha itu udah berhasil menghancurkan persahabatan gw" tegas deven dengan sedikit emosi

   Anneth membeku membelakangi Deven,Ia terkejut dari mana Deven tau bahwa ia mengetahui bahwa ucha lah telah mengambil  hp Deven.Dan deven tidak lagi menggunakan aku-kamu

"Apa yang sekarang bakal lo katain itu neth. Gw kecewa sama lo,ternyata lo ga sebaik yang gw pikirikan,.Gw udah berapa kali minta lo buat jujur ke gw,tapi seakan lo memang sengaja menutupi semua kepalsuan lo dan ucha,makasih neth,makasih" sambung deven dengan segala kekecewaannya

   ia kemudian melaju kan motornya dari rumah Anneth,kecewa ketika Anneth mencoba untuk  menutupi segalanya

    Deven berada di sebuah restaurant tempat ia bertemu dengan Gogo untuk terakhir kalinya,Ia sungguh menyesali segala perbuatannay,bagaimana bisa ia tidak percaya dengan sahabtnya dari kecil ini.Ia justru memojokkannya bahkan memukulnya.Tiga puluh menit Deven menunggu ,Gogo juga tak keluar dari restaurant itu.Pikir Deven waktu itu gogo hanya ingin sesekali makan disini,tidak mungkin tiap hari gogo akan ke restaurant ini.Deven kemudian menuju rumah Gogo

   Sepi,seperti tak ada orang,Deven berkali kali memencet bel sebuah rumah berwarna putih elegan itu,tak ada sautan dari pemilik rumah. Deven terduduk di depan pagar tinggi itu.merutuki segala perbuatannya

'Terkadang yang harus terlebih dahulu kita percayai itu adalah diri kita sendiri,tapi bukan diri kita yang sedang berkecambuk dengan emosi'

"Kepercayaan itu mahal harganya,maka sekali diberi,tolong jangan buat kecewa"

 

  Go...lo dimana,gw sahabat yang gk becus go,gw malah ga ada disaat lo emang butuh bantuan gw.....gw harusnya percaya kalo lo gak serendah itu,gw harusnya percaya bahwa lo masih punya harga diri,dan harusnya gw percaya lo lahir bukan untuk direndahin....gw percaya itu go


Updatee!!!
Jangan lupa vote dan komen ya
-@muhammad_ravi

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang