Teka -Teki

130 21 1
                                    

     Deven tak menumukan Gogo di rumahnya,sepi tak ada orang.Ia memutuskan kembali ke rumahnya.Dengan perasaan yang tak begitu menentu,campur aduk.


    Begitu sampai di rumahnya,ia langsung menanyai ibunya bermaksud menanyakan apakkah ibu Gogo menelponnya kembali.Namun sang ibu berkata  bahwa semenjak telepon menanyakan keberadaan Gogo itu,ibunya Gogo tak lagi menelpon.


     Deven memasuki kamarnya,ia baru mengecek Hpnya yang menerima puluhan panggilan tak terjawab dari Anneth.Ia membanting Hp kasar ke ranjangnya,merebahkan diri bermaksud menghilangkan sejenak beba pikiran.


     Deven bangun setelah tidurnya terusik goncangan dari ibunya.Ternyata ia belum melepaskan seragamnya ketika baru pulang kemarin.Dan ibunya menyuruhnya untuk segera bergegas ke Sekolah.


    Ketika hampir sampai di gerbang sekolah,matanya menangkap Anneth yang sedang menunggu dirinya.Tetapi,ia melajukan motornya tepat di hadapan Anneth.Anneth mengejar Deven ke parkiran.


    "Dev,tunggu dulu,aku minta maaf,aku bisa jelasin"teriak Anneth sambil berlari ke parkiran.

"Mau ngomong apa lagi lo neth ha?udah puas ngebelain sahabat lo yang jelas jelas salah itu?" jawab Deven kasar."Tapi aku bisa jelasin dev"."Udahlah neth,ga usah banyak omong,dan kalo lo mau ingat lagi,gua yang mukulin Gogo sampe bonyok,dan biarin dia pulang sendirian dari Puncak,dan sekarang gw gak tau lagi Gogo dimana" jelas Deven panjang lebar.

Mood paginya kini telah sedikit rusak akibat Anneth yang cukup membuatnya kembali merasa bersalah.Deven menuju kelasnya tanpa mengubris panggilan Anneth berkali-kali


    Ketika bel istirahat berbunyi,Deven sebenarnya tidak begitu mau ke kantin,dipastikan disana ada Anneth.Tetapi perutnya kini tak bisa diajak berkompromi.Ia memutuskan menitip makanan dengan teman sekelasnya.Ia lagi tak mau bertemu dengan Anneth.


    Bel pulang sekolah berbunyi,Deven berniat mencari kembali keberadaan Gogo.Tetapi jalan menuju parkiran melewati kelasny Anneth,hanya jalan itu yang sepi ketika pulang sekolah.Ia mengenakan hoodienya bermaksud menutup kebaradaannya,dan ia pikir kelas Anneth selalu telat ketika pulang sekolah.Namun hari ini berbeda,mata Deven kembali megnangkap keberadaan Anneth,dan Anneth juga menangkap keberadaan Deven.Deven hendak memutar balik arah,menurutnya tak apa ramai di jalan itu menuju parkiran dari pada bertemu Anneth.Anneth mengejar Deven yang memutar balik arahnya.


    "Dev tunggu,aku minta maaf dev,please maafin aku." deven tak mengubris perkataan Anneth.

Ia tak menyadari bahwa Anneth tinggal beberapa angkah saja darinya,tangan Anneth menahan tangan Deven,dengan refleks Deven menepis dengan sedikit kasar membuat Anneth jatuh.Kejadian itu disaksikan oleh Ucha,Uwa,Joa,dan Friden.Mereka mengahampir Anneth dan membantunya berdiri.


   "Eh,gak pake kasar berapa ha?" tegas Joa.

"Dev ini cewek,lo kasar banget"tambah Uwa.

"Kalo ada masalah bisa diselesain baik baik" jawab Ucha.

Ya memang Anneth belum cerita mengenai masalahnya ini dengan teman temannya.Deven naik pitam ketika Ucha membuka suara seolah ia tak bersalah.

"Hah?? diselesain baik-baik,ga salah dengar gw?ini semu gara-gara lo pencuri.Mau jawab apa lagi lo,gw yang nerima telpon lo semalem pas lu nelpon ke Hp Anneth" jawab deven emosi.

Ucha terkejut,ia ingat bahwa semalam ia menelpon Anneth dan mengatakan bahwa rahasia nya dengan Anneth hanya mereka berdua yang tau.Pantas telpon kemarin tidak ada jawaban daari Hp Anneth,Ucha mengira dikelas sedang ada guru,ternyata Deven yang menjawab panggilan itu.

"Kenapa lo diem ca,lo dan Anneth udah berhasil ngebuat persahabatan gw dan gogo hancur.Cewe ga tau diri lo"tutur kembali Deven,dengan mengeraskan suaranya.

"Lo bisa santai gk sih dev,ini cewek" balas Friden menenangkan.

Namun,emosi yang sudah meluap dalam diri Deven tak dapat mereda."Lo masih mau deketin maling ini hah??" balas Deven tepat dimuka Ucha dan menunjuk kasar kepala Ucha.

Friden yang tak terima,menghantamkan pukulannya di pipi Deven."Bisa gak sih anj*** agk pake kasar" emosi Friden dipuncak

Anehnya Deven tak membalas pukulan dari Friden itu.

"Jauh jauh lu semua dari gw,dan selamat neth,cha,inikan yang lo berdua mau"Jawab Deven ambil mengambil tasnya yang jatuh akibat pukulan Friden,lalu melewati begitu saja di hadapan Anneth.


     Deven tak tau kemana ia akan pergi mencari gogo.Ia bermaksud kembali ke rumah gogo.Namun hasilnya sama,tak ada orang yang menjawab dan Deven rasapun,rumahnya kosong.Ia baru teringat satu hal,mengapa dia tidak ke kantor milik ayah Gogo.Tanpa basa-basi ia langsung menancap gas motornya menuju kantor ayah Gogo.


    Ia sampai di kantor Ayah gogo sekitar pukul 17.00. Ia langsug masuk dan bertanya kepada staff disana dan mengatakan ia ingin bertemu dengan Ayahnya Gogo.

    "Permisi kak,apakah saya bisa bertemu dengan pak Budi" tanya Deven agak tergesa -gesa

"Maaf dek,kalau saya boleh tau,adek ini siapa ya,dan ada urusan apa?" balas sopan dari staff perusahaan

"Saya teman anaknya om Budi kak,anaknya belum masuk sekolah juga sampai sekarang"balas Deven bermaksud menjelaskan

"Maaf dek,pak Budi tidak lagi memimpin perusahaan ini,ia mengundurkan diri ketika anaknya sakit,anaknya pulang dari puncak dengan berjalan kaki,dan kadang menumpang di sebuah mobil  pick up.Anaknya pulang dengan keadan lemah dan basah kuyup.Semenjak itu pak Budi mengundurkan diri dari perusahaan ini.'jelas staff

    Deven terkejut setengah mati,ia tak megira bahwa ini terjadi padanya,Bagaimana bisa ia menginggalkan Gogo pulang sendirian dari puncak.Deven merutuki dirinya sendiri.

"Kalau boleh tau kak,sekarang keluarganya tinggal dimana ya?" tanya Deven berharap mendapat petunjuk

"Aduh dek maaf kalau soal itu saya tidak tahu,sepertinya pak Budi juga tidak berniat memberti tau semua karyawan ketika hari terahirnya"

   Pupus harapan Deven.Ia yang berharap mendapat alamat baru keluarga gogo kini hanya jadi harapan bukan kenyataan.Pukul sudah menunjukkan pukul 18.00,ia berniat pulang dan melanjutkan mengisi teka-teki ini besok.Ia harus segera mendapat petunjuk secepat mungkin


"Teka-teki ini membuatku bingung,kecewa dan juga putus asa.Kau yang kini tengah dimana,apa masih,memendam rasa sakit hati yang diterima.Aku akan menemukanmu secepat mungkin sahabat.Kau yang sudah mengenalku dari kita masih menjadi ulat ditengah kumpulan kupu-kupu.Kau yang mengenalku dari aku yang dulu hanya mengerti persahabatan bukan percintaan." 


 UPDATE!!!

Jangan lupa like,comment, and share yaaa!

-

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang