Kenapa Dia ??

191 20 4
                                    

    Deven pulang dengan perasaan kecewa yang makin hari makin berat untuk dipikulnya. Dunia menghentam dirinya dengan begitu keras, hanya karena emosinya kala itu tak dapat untuk diajak berkompromi. Ia belajar apa yang dilihat dengan mata kepalanya sendiri pun masih bisa salah.

   Hari berikutnya,Deven kembali mencari isian dari teka teki rumpang ini. Bagaimana bisa Gogo dan keluarganya tidak menempati rumah yang lama, dan alasan yang sebenarnya yang membuat ayahnya Gogo tidak lagi memimpin perusahaan. Deven hari ini tidak mengikuti pelajaran di sekolah, ia bolos demi mencari keberadaan Gogo.

    Disisi lain, Anneth dan Ucha dihadapkan banyak pertanyaan oleh Joa, Friden, dan Uwa. Anneth menceritakan semuanya kepada mereka, mereka tak bisa menerima itu, karena Gogo juga teman mereka, dan Ucha dengan seenaknya memfitnah Gogo yang jelas jelas tak bersalah.

"Lu parah banget cha,udah jelas lu yang salah,ngapain lu malah ngefitnah Gogo."  jelas Joa ketika anneth dan Ucha selesai menjelaskan.

"Gw gak tau lagi mau ngapain waktu itu, dan kebetulan banget gw ngeliat Gogo sedang ngobrak abrik tas Deven" jelas Ucha pembelaan.

"Ya gak bisa gitu cha, lu udah kelewatan banget , mana sekarang Gogo udah ga pernah masuk lagi" suara Uwa kali ini terdengar begitu keras.

"Dan lu neth, kenapa lu malah nyembuin hal ini. Lo tau yang sebenarnya tapi malah ikut mojokin Gogo waktu itu." balas Friden mencoba tenang kepada Anneth.

"Gw juga ga ngerti den kenapa gw bisa lakuin itu den, yang jelas waktu itu gw cuma pengen ngebelain ucha aja" bela Anneth didepan teman-temannya.

"Lo ngerti ga sih dengan apa yang lo bela hah ?? lu bela temen lo dan ngerugiin teman lo yang lain, lu bisa ngeliat itu gak sih Neth hah??" jawab Joa dengan emosi yang cukup menggebu

"Iya gw tau gw salah,gw bakal ganti rugi Hp nya Deven " Balas Anneth cukup melas

"Ini bukan tentang materinya neth, dan lo tau kalo Deven bisa beli lagi Hp yang lebih bagus, yang gw kecewain adalah lu ga mau terbuka sama kita" Emosi Uwa sudah di puncak

     Friden disini posisi serba salah, disatu sisi ia ingin menjaga Ucha, namun hal yang dilakukan Ucha tidak dapat dibenarkan. Ia mencoba untuk menengahi antara Joa danUwa dengan Anneth dan Ucha.

"Gw mau tanya sama lu cha, lu lagi ada masalah apa , lu bisa ngomong ke kita, kita bisa bantu, cara lo ini salah, gw juga ga bisa ngebelain lu, disini kita omongin aja baik baik , Uwa Joa sabar , kita ga tau dengan apa yang dihadapin dengan Ucha" Friden mencoba menenangkan

"Gw gak salah denger nih den??, telinga gw masih berfungsi kan ?" Uwa menyindir Friden.

"Jadi cowok jangan gampang dibutain cinta den" balas Joa menekan kata 'cinta'

"Halah bucin banget lo, jangan muna' jadi orang. " Emosi Uwa tak dapat lagi ditangani

"Kelas yuk wa,males gw disini lama-lama" ajak Joa meninggalkan Ucha Anneth dan Friden.

     Deven merenung di rooftop perusahaan milik ayahnya. Kemana lagi ia akan mencari jejak keeradaan sahabatanya itu, apa ia sedang sakit? bagaimana keadaanya? entahlah hal itu selalu membingungkan baginya. Hp Deven bergetar menandakan sebuah pesan masuk. Ia membuka pesan itu. Wajahnya datar, tak menunjukkan ekspresi apapun.Namun sedetik kemudian, ia bergegas untuk pergi dari rooftop.

    Deven kembali ke sekolah saat jam pelajaran masih dimulai. Ia mengenakan seragamnya dari tadi, karena dirinya tadi izin ke sang  ibu bahwa ia akan berangkat ke sekolah.

"Loh Deven, ini jam 11, kenapa baru datang ?" tanya satpam sekolah melihat Deven dengan motornya di depan gerbang yang sudah ditutup.

"Maaf pak saya ada urusan bentar didalam, misal udah kelar saya keluar lagi pak. Bukain atuh pak " balas Deven. Ia memang sudah begitu mengenal satpam sekolahnya ini.

"Aduh gimana ya, ntar malah bapak yang dimarahin kepala sekolah" jawab satpam sekolah.

"Bapak tenang aja, misal bapak dipanggil kepala sekolah, bapak bisa bawa nama saya buat tameng bapak, masa bapak ga percaya sih sama saya" jawab Deven meyakinkan

"Sok atuh, kalau bapak dipanggil kepala sekolah bapak langsung telpon orang tua kamu ya " balas pak satpam mengiyakan.

"Okee pak , kalau perlu nenek saya juga boleh pak " balas Deven bergurau

    Deven kemudian membawa motornya menuju parkiran,  kemudian masuk ke area sekolah seperti sedang tidak bolos.Entah apa yang akan dilakukan Deven di sekolah. Ketika itu suasana sekolah sedang sepi , karena sekarang masih jam pelajaran, 15 menit lagi baru akan istirahat. Namun ketika ia menyusuri koridor sekolah ia berpas-pas an dengan Anneth. Ekspresi Deven masih tetap datar dan tanpa ragu ia berjalan menuju Anneth. Ekspresinya masih menunjukkan hal yang sama

    Disisi Anneth , ia membeku di posisinya. Ia terkejut dengan keberadaan Deven di sekolah karena tadi Friden mengatakan bahwa Deven tidak masuk sekolah. Ia masih dalam posisinya, ia ketakutan dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh Deven kepadanya, ditambah lagi Deven sekarang sedang berjalan kearah nya . Apa yang akan dilakukan Deven kepadanya ??



UPDATE !!!

JANGAN LUPA VOTE,COMMENT AND SHARE

@muhammad_ravi 

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 03, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang