Tanganku menghampar ke udara
Membiarkan tiap-tiap rintik membelai indah telapak tangan yang memucat
Aku ingat saat rinai kala itu terasa beda
Ada ribuan keping hati yang berserakan di sana
Rapuhnya tak mampu menampung rasa semu
Dari manik mata yang tajam
Kau tahu?
Saat rinaimu menyentuh wajah lusuhku
Kristal beningku menyatu bersama rintikmu
Kubiarkan mereka menelusup dalam hingga relungku
Jatuhmu penuh rasa
Tak biasanya aku menunggu basah padahal hujan baru saja larut
Tapi aku menikmatinya
Bagiku kau adalah elemen utama
Untuk menambah warna pada langit
Ya, pelangi menghampiri setelahnya