•Part 1|Pertemuan

124 24 17
                                    

Happy reading❣️

|if my struggle is not yet much, relieve my fatigue and give me more challenges.|

•••

Masa kuliah mungkin adalah mimpi setiap orang.Banyak orang yang berpikir masa kuliah itu lebih menyenangkan ketimbang masa sekolah menengah.Katanya sih lebih seru,lebih fleksibel,lebih bebas.Tapi kalian akan merasakannya setelah kuliah nanti.Sama seperti gadis berambut panjang yang duduk disalah satu bangku kantin fakultas seni rupa.

Sudah sekitar 30 menit ia berkutat dengan laptob miliknya yang menampilkan beberapa bentuk mode pakaian.Program studi desain produk tidak semudah ekspektasi nya.Walaupun dia mahir dalam melukis dan membuat rancangan,tetap saja ia dituntut melakukan lebih di tahap semester 3 nya ini.

"Yas,kok belum pulang?"

Yasa mendongak mendapati seorang gadis yang bernotabene sebagai teman satu-satunya mulai dari masa SMA.

"Masih nugas" jawab Yasa singkat.

"Lo sendiri kenapa belum pulang?Pacar lo mana?"lanjut Yasa bertanya.

Sembari mengunyah permen karet dimulutnya,gadis bernama Jian itu menjawab "Riel lagi main futsal.Gue juga kesini mau beliin minum buat dia.Lo temenin gue nonton yuk?"

Sempat ada penolakan dari Yasa.Sebenarnya ia sudah ingin sekali merebahkan tubuhnya di kasur empuk kos-kos an tempat mereka tinggal.Tapi apa daya,tawaran Jian untuk mengerjakan tugasnya terdengar begitu menarik.

Sesampainya dilapangan futsal dekat fakultas seni pertunjukan,ada sekitar 10-20 orang yang ikut meramaikan acara tersebut,dan mayoritas dari mereka adalah perempuan.Seperti biasa,walaupun bukan pertandingan resmi,tetap ada saja yang bela-belain untuk berteriak heboh disisi lapangan,entah itu untuk mensupport kekasihnya,sahabatnya,ataupun 'bias' lokal seperti kata para kpopers.

Pertandingan sudah dimulai kira-kira 10 menit sebelum Yasa dan Jian sampai. Yasa membuka kacamata yang biasanya ia pakai hanya untuk belajar.

"Ji,disini berisik banget.Gue gasuka"keluh Yasa yang sudah mulai tak nyaman dengan suasana lapangan.

Jian yang terlalu sibuk menonton kekasihnya tampak tidak menggubris keluhan Yasa.

Yasa menarik nafas dalam-dalam.Jika berurusan dengan Adriel,Jian memang tidak bisa diganggu. Jian begitu penurut jika berhadapan dengan lelaki itu,padahal mereka berpacaran baru sekitar 4 bulan,Yasa jadi curiga kalau Adriel kasih jampi-jampi ke Jian.

Bukankah pemikiran Yasa begitu bodoh?Maklum,seumur hidup dia belum pernah merasakan bagaimana rasanya mencintai lelaki selain ayahnya atau juga belum ada seorang lelaki pun yang mencintainya selain ayahnya.

Saat disekolah menengah atas,pernah ada seorang lelaki yang mengaku menyukainya,tapi itu hanya bualan.Buktinya saat dia mengetahui penyakit Yasa,dia pergi begitu saja.Untungnya ayah Yasa melarangnya untuk berpacaran.

Yasa meraih earphone dan ponselnya dari dalam tas.Satu-satunya cara untuk menghilangkan kepenatannya terhadap semua hal.Suara Shawn Mendes ketika menyanyikan lagu Imagination mengalun indah di telinganya.

Januari is my moodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang