Dimulai Dari Sini

26 10 50
                                    

Aku harap kalian mengerti bagaimana mengargai seorang penulis.

Selamat membaca♥

.
.
.

Aku mengambil benda pipih disamping meja belajar.

Membuka aplikasi sosial mediaku yang sudah lama tidak kubuka.

Senyuman ku merekah melihat sebuah foto diponselku. Ah, Dia sangat tampan.

Tok tok tok...

"Masuk aja Bun"

Bunda masuk, membawa susu putih kesukaanku.

"Minum dulu nak sebelum tidur" aku mengangguk, mengambil susu itu dari Bunda.

"Makasih Bun"

Bunda, Mengangkat mulutnya "Jangan tidur malam-malam Sha." Aku hanya mengangguk. Bunda tersenyum kepadaku kemudian keluar dari ruangan yang serba berwarna 'Biru Tua'.

Aku kembali menatap layar ponselku, Sesekali meneguk susu.

Ponselku bergetar mendapatkan sebuah notifikasi disana.

Aku membukanya. Senyumku melebar membaca sebuah pesan masuk.

Reygan

You: Tidur jangan begadang

Me:
Siap komandan
(Read)

Aku menaru ponselku diatas meja belajarku.

Angin malam yang sejuk mengibaskan beberapa helai dirambutku.

Sepertinya malam hujan tidak turun. Syukurlah, Jalanan tidak licin besok. Aku pun tidak terlalu lelap tidur karena kondisi yang sejuk.

Aku lupa PR ku belum selesai dikerjakan. Dengan sigap aku mengerjakannya.

▪▪▪

Pagi-pagi sekali aku terbangun dari tidurku. Melihat jam disamping menunjukan pukul 06:00 Aku segera berlari kecil memasuki kamar mandi.

Hanya butuh beberapa menit aku keluar dari kamar mandi.

Mengacak lemari, mencari baju seragam hari ini.

Seusai mendapatkan aku segera memakainya.

▪▪▪

Aku keluar dari kamar berjalan kedapur, Ingin sarapan.

"Pagi Bun" Bunda menoleh kearahku.

"Pagi Sha" Aku tersenyum kepada Bunda. Lalu berjalan menduduki bangku ditengah-tengah meja makan.

Di sini hanya ada aku. Aku dan Bunda.

Jangan tanya ayahku dimana. Ayahku berkerja diluar kota. Dan hanya dua kali dalam tiga bulan Ayah pulang kerumah.

Aku anak sulung dikeluarga ini. Tidak mempunyai kakak maupun adik.

Kesepian? Ah, aku sudah terlanjur menyendiri. Jadi bukan hal yang rumit jika aku hanya sendiri.

Kami memakan sarapan dengan suasana hening seperti biasa. Bunda mengatakan kalau sedang makan tidak boleh berbicara, itulah mengapa kami selalu tenang jika sedang sarapan. Seusai selesai makan aku beranjak dari dudukku ingin berpamitan kepada Bunda.

Diary Dear 'R' Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang