Park Jihoon namanya.
Ia duduk sambil memeluk kedua kakinya.
Ia duduk di pojok kamarnya yang gelap dan terkunci.
Pikiran dan suara di telinganya dengan setia menemani harinya belakangan ini.
Ia sudah terbiasa atas segalanya sehingga ia bahkan tidak merasakan apapun.
Yoonbin bilang ia masih hidup.
Park Jihoon namanya.
Ia merasa ia sudah hilang lama.
Ia tidak lagi memiliki tujuan dalam hidupnya.
Ia tidak lagi menangis.
Ia tidak lagi berteriak meminta berhenti.
Ia tidak lagi berniat menyerah.
Jiwanya sudah mati lama.
Park Jihoon namanya.
Ia lelah merasa berat.
Ia lelah karena harus berpura-pura hidup.
Jadi ia menancapkan besi tipis yang tajam ke arah pergelangan tangan kanannya.
Jihoon menancapkan benda itu dengan sekuat tenaga tersisa.
Dalam.
Ia melempar benda tajam itu.
Jihoon menunduk. Kepalanya bertumpu pada kedua lututnya. Tangan kirinya masih setia memeluk kakinya.
Ia merasa lega.
Perih di tangan kanannya membawa pergi semua pikiran dan suara yang menghantuinya.
Semuanya berangsur hilang.
Ia lega.
Park Jihoon namanya.
Ia tersenyum dalam tangis pelannya.
Seluruh beban hidupnya perlahan memudar.
Sebaliknya, rasa perih kini mulai mendominasi semuanya.
Rasa perih berubah menjadi rasa yang teramat sakit.
Namun ia tidak memiliki tenaga tersisa untuk bergerak.
Mungkin inilah sesuatu yang ia tunggu.
"How about now?" tanyanya pada dirinya sendiri.
"You can stop now. You must be exhausted too, right?" suaranya menghilang. Ia hanya bisa berbisik.
It's all fine. Stop breathing, now.
Ha Yoonbin, nama laki-laki yang selalu mengisi harinya.
Ha Yoonbin, nama kekasihnya.
Ia harusnya berpamit sebelum pergi.
Namun yang ia tahu, Ha Yoonbin pasti melarangnya.
Park Jihoon namanya.
Ia menyesal memilih jalan ini pada akhirnya.
Tapi semua tidak bisa kembali, bukan?
"Park Jihoon!"
Ya. Park Jihoon namanya.
Pemandangan yang terakhir ia lihat sebelum semuanya menjadi gelap adalah wajah Ha Yoonbin yang dengan cepat memeluknya.
Well, Jihoon bersyukur di akhir hidupnya ia bisa melihat kekasihnya sebelum ia benar-benar pergi dari dunia.
KAMU SEDANG MEMBACA
✓ How It Ends [binhoon]
Fanfiction"Menyerah adalah pilihan yang bernilai satu banding seratus ribu. Namun mati bukanlah sebuah pilihan." "It's all fine. This is how it ends." ⚠️ Short Chapters, Mentioning Sensitive Issues (Suicide Attempts, Suicide Thoughts, Depression, Mental Healt...