أذكى ذكاء هو التقوى. وأشد حماقة الجهل الفحشاء.
"Kecerdasan yang paling cerdas adalah takwa. Dan kebodohan yang paling bodoh adalah maksiat."
¶¶¶
"Lo ngapain ke sini?!" Suara ketus itu berasal dari Abi ketika Aidan saat ini sudah berdiri di dekat Khalisa.
Aidan menatap malas ke arah Abi. "Santai dong bro, keliatan banget lo takut kesaing sama gue," ujarnya seraya tergelak.
"Hai Bos, lo duduk di dekat gue aja sini!" sahut Glen, ia memang sangat mengagumi para anggota Pentara.
Abi menoleh ke arah Glen. "Lo apaan sih, Glen!" ketusnya.
"Kok lo kayak nggak suka banget sama gue," Aidan menatap ke arah name take cowok itu. "Nama lo bagus juga ya, Abibanyu Latif Affan," lanjut Aidan.
Abi menatap tajam ke arah Aidan.
"Kamu ngapain ke sini?! Jangan buat ulah lagi deh!" sahut Khalisa yang sebelumnya hanya diam."Nyamperin lo kali Sa," sahut Lili seraya tersenyum jahil ke arah Khalisa.
Aidan menaikkan salah satu sudut bibirnya memandang ke arah Khalisa. Ia sebenarnya penasaran dengan nama panjang gadis itu. Karena name take yang dipakai gadis itu tertutup oleh jilbabnya.
Aidan juga penasaran kenapa gadis itu sering ia lihat mencuri pandang ke arahnya secara diam-diam. Memang pesona seorang Aidan Reynaldi Renandra selalu bisa membuat semua gadis tergila-gila padanya. Namun kenapa waktu itu dia malah menamparnya. Ah, mungkin gadis itu hanya malu saja.
"Gue ke sini karena dari tadi ada yang merhatiin gue mulu," goda Aidan seraya menatap ke arah Khalisa.
"Aku nggak merhatiin kamu, kok!" Perkataan Khalisa langsung membuat semua orang yang berada di meja itu menoleh ke arahnya.
"Gue nggak pernah lho ngomong kalau lo yang merhatiin gue," ujar Aidan seraya tergelak. "Jangan-jangan lo emang benar ya, merhatiin gue."
Khalisa menggigit bibir bawahnya mendengarkan perkataan Aidan. Ia tahu bahwa Aidan tadi membicarakan dirinya. Tapi mengapa saat ini Aidan tidak mau mengakui nya. Sial! Sekarang semua orang menganggap Khalisa kegeeran.
"Terus kalau bukan Khalisa, maksud lo siapa?" sahut Lili.
Khalisa bersyukur mendengarkan pertanyaan dari Lili. Dengan begitu mereka tidak akan melihat ke arahnya lagi.
"Si Dea kali, Li!" sambung Adelia, wajahnya terlihat khawatir.
"Apaan sih lo, Del!" elak Dea.
Abi menatap jengah ke arah Aidan. Sungguh, pria itu mengganggu selera makan nya saja.
Sedangkan Glen saat ini antusias menikmati drama yang diciptakan oleh Aidan.
"Itu mantan gue, si Adel kayaknya belum bisa move on sama gue," lanjut Aidan seraya menatap sekilas ke arah Adelia.Uhuk uhuk.
Adelia malah tersedak oleh ludahnya sendiri ketika mendengarkan perkataan Aidan. Kini semua orang yang berada di meja itu menatap ke arahnya. Sial!
KAMU SEDANG MEMBACA
Astaghfirullah, Fuckboy Husband! [END]
Novela Juvenil[Diharapkan follow sebelum membaca karena beberapa part di privat] Genre: teenfiction+spritual+humor *** ~𝑺𝒆𝒃𝒂𝒊𝒌-𝒃𝒂𝒊𝒌 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒂𝒅𝒂𝒍𝒂𝒉 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒎𝒂𝒏𝒇𝒂𝒂𝒕 𝒖𝒏𝒕𝒖𝒌 𝒑𝒆𝒎𝒃𝒂𝒄𝒂𝒏𝒚𝒂~ 𝑰𝒏𝒔𝒉𝒂𝑨𝒍𝒍𝒂�...