Hari masih lumayan gelap,mentari belum terlihat wujudnya. Langit bangun untuk melaksanakan sholat subuh dan melakukan tadarus. Itu sudah jadi kegiatan rutin nya, setiap hari.
Selesai melaksanakan tugasnya Langit mendudukkan dirinya di kursi belajar nya. Menyenderkan punggungnya di kepala kursi, nyaman. Mengetuk-ngetuk meja kayu di hadapan nya dengan jari
"Dia lagi apa ya? udah sholat subuh belum?"
Pertanyaan random itu muncul di pikiran ku, ntah aku yang terlalu khawatir. Tetapi di pikir pikir, bukan kah Australia dan Indonesia berbeda 3 jam lebih?
Langit pun memutuskan untuk membuka jendela kamar nya, memandangi matahari yang mulai menampakkan diri nya. Pagi hari telah datang, dan hari baru akan di mulai.
_
Sekarang Langit mempersiapkan diri untuk masuk kesekolah barunya. Dia belum mendapat seragam, karena dia anak perserta didik baru tentunya.
Jadi dia menggunakan seragam lama nya, dia membayangkan mungkin akan sedikit aneh jika anak anak lain melihatnya. Tapi jika tidak begini, dia harus menggunakan apa
Menuju sekolah dengan menaiki bus. Banyak orang yang berlalu lalang ingin melaksanakan tugas mereka, ada yang bekerja, belanja, mengantar anak mereka kesekolah dan banyak lagi.
Memasuki bus berwarna kuning seperti film film, film tayo. itu membuat Langit tersenyum sendiri mengingat nya. Sekarang dia bisa merasakan nya sendiri. Duduk di dalam bus, melihat pemandangan tempat tinggal baru nya diluar jendela.
Tapi kegiatan langit terhenti, ketika bus berhenti di depan sebuah gedung sekolah. Ya, itu sekolah nya. Ini pemberhentian nya
Ucapkan selamat tinggal pada bus kuning
"Huh.."
"Ayo lah, Langit. Ini hanya sekolah baru, bukan rumah hantu" Langit memandangi gedung sekolah sambil menghembuskan. Perasaan campur aduk saat ini antara senang, dan gugup. Sangat gugupLangit memberanikan dirinya masuk, melihat banyak murid lain yang berlalu lalang dan saat ini dia bingung harus pergi ke arah mana. Berjalan di koridor sekolah adalah pilihan nya. hal classic
Melihat kesana kemari, memperhatikan ruang ruang kelas, taman, lapangan. Apapun"Hey" -
Panggil seseorang. Langit yang merasa dirinya terpanggil pun membalikkan tubuhnya dan melihat orang yang tadi memanggilnya. Langit ingin memastikan bahwa yang di panggil itu dia, jika bukan itu akan jadi hal memalukan
"Aku?" Sial. Langit sepertinya lupa dia berada di Australia, bukan Bojong gede. Langit menjawab orang tersebut sambil menunjuk dirinya sendiri
"yeah, you" Orang tersebut berlari kearah Langit dengan tersenyum. Lalu mengulurkan tangannya
"Hello, I'm Felix" Ternyata namanya Felix. Langit pun membalas jabatan tangan nya dengan tersenyum
"Langit"
"Your name is Langit?" Felix yang memandangi Langit dengan heran. Karena dia tidak terlalu familiar dengan nama itu, dan terdengar sedikit 'aneh'.
"Let's talk while walking" Hanya di balas anggukan antusias dari Felix
"Langit is mean Sky, In Indonesian Language" Langit menjawab pertanyaan Felix dengan gestur dan senyum bangga. Entah mengapa, dia merasa keren saat ini
Apalagi saat melihat ekspresi terkejut Felix. Mungkin dia terkejut karena Langit berasal dari Indonesia, bisa besar kepala Langit. Langit yang melihat ekspresi Felix hanya terkekeh
"dangg ! you come from Indonesia? wow, I didn't expect it. No wonder your face is very different, like you are not Australian. It was true man." Begitulah celotehan Felix.
Dari first impression ku, dia anak yang ceria, rasa ingin tahu yang tinggi, dan dia seru. Semoga saja kami bisa menjadi kawan baik untuk kedepannya
—
tbc, di lanjut satu tahun lagi. jk
siapa kgn ak????
KAMU SEDANG MEMBACA
Langit (Jaemin X Yeji)
Teen FictionAku berjanji akan kembali Lalu kita buat lembaran baru cerita kita bersama ~jlr